Banyak dari kita yang penasaran dengan satu kegiatan nirfaedah yang memunculkan pertanyaan. Kegiatan yang saya maksud adalah mengendus aroma kotoran yang ada di jempol. Setiap kita memotong kuku jempol kaki, kita secara tidak sadar mendekatkan kotoran yang ada di kuku untuk dicium baunya.
Mengaku sajalah kalian juga melakukan kegiatan mencium kotoran jempol ini. Njijiki sih, tapi nggak apa-apa, temennya banyak ini.
Ternyata hal ini sudah diteliti oleh 2 pelajar asal SMAN 1 Klaten Fauziah Listiana Putri dan Priesta Mayestika Karunia Devi dan menjadi sebuah karya ilmiah dengan judul “Antara Candu dan Rindu Aroma Kotoran pada Tepian Kuku Ibu Jari Kaki”. Bahkan karya mereka ini menjadi runner up dalam ajang Indonesian Fun Science Award (IFSA) 2019. Sungguh, ini adalah penelitian yang harus diapresiasi.
Tapi apa sih alasan orang Indonesia suka mengendus kotoran di jempol kaki? Kenapa nggak menguasai dunia aja gitu lho.
Untuk membantu kalian mengatasi rasa penasaran tersebut, saya dengan berbagai keterbatasan akan membantu menjawab pertanyaan tersebut. Dengan mengerahkan segala pengetahuan dan intuisi pribadi saya sebagai seorang manusia, inilah jawaban yang bisa saya berikan.
Rasa ingin tahu yang tinggi.
Seperti yang kita ketahui Indonesia menempati posisi 61 dari 62 negara sebagai negara yang melek literasi dan suka membaca. Ini merupakan data sementara dan fakta bahwa Indonesia masih memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Eh tapi kan nggak nyambung. Tahan dulu.
Tidak bisa dimungkiri bahwa data ini pun akan terus mengalami perkembangan dan perubahan. Masyarakat Indonesia dengan semangat keingintahuannya akan ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, agama (sampai terkadang mabok agama, bahkan gemar sekali mencampuri urusan orang lain) menjadikan orang Indonesia sebagai orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Jadi ini adalah salah satu alasan mengapa orang Indonesia itu suka mengendus-endus hal-hal yang anti mainstream seperti mengendus aroma kotoran jempol kaki. Alasannya apa? Ya rasa ingin tahu tinggi itu tadi, bukan melek literasi.
Bersandar pada data empiris
Meski Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan magis dan orang-orangnya menggemari hal-hal mistis, tapi dalam hal rasa dan merasakan Indonesia memang lebih bersandar pada data empiris.
Usaha merasakan dan mempraktikkan langsung ini tentu saja untuk mendapatkan data pengalaman yang valid dan teruji. Mencium aroma kotoran jempol kaki adalah metode yang harus ditempuh, untuk merasakan dan mengetahui pengalaman itu.
Meski tanpa diendus pun sebenarnya jamak orang menganggap bahwa kotoran jempol kaki ya aromanya seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi, namanya juga orang yang bersandar pada data empiris, ya harus bisa mempraktikkan dan merasakan pengalaman sendiri dalam mengendus aroma tahi kaki.
Ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang bersandar pada data dan fakta di lapangan, bersandar pada data empiris, yang bisa didapatkan dan disaksikan dengan mengerahkan segala macam indera yang ada. Subhanallah, selo sekali orang Indonesia ini.
Penasaran
Pemikiran manusia bisa maju itu berkat keingintahuan dan rasa penasarannya. Ishigami Senku, tokoh utama dalam manga Dr Stone merupakan seorang ilmuwan muda yang tumbuh dengan rasa ingin tahu yang tinggi, penasaran, dan ketakjuban akan segala sesuatu. Manusia Indonesia memiliki semua semangat itu.
Tidak heran jika orang Indonesia itu penasaran dengan aroma kotoran kaki kaki yang bersarang di sudut kanan dan kiri jempol kakinya, dan mengendusnya adalah hal yang niscaya dilakukan untuk mengobati rasa penasaran itu.
Kesenangan Pribadi
Pernah tidak kalian melihat orang yang melakukan hal-hal sederhana atau bahkan aneh? Contohnya, ada orang yang senang mengoleksi undur-undur, mengoleksi kotak rokok, atau mengoleksi tutup botol. Semua itu dilakukan hanya untuk kesenangan semata. Senengnya di mana emang? Ya nggak tahu, jangan nanya saya.
Ini sebuah kenyataan di lapangan, bahwa jika seseorang seringkali mengendus kotoran pada jempol kakinya, ya itu semacam kesenangan juga. Maka tidak salah jika alasan kesenangan pribadi menjadi penutup untuk tulisan kali ini. Selama kesenangan tersebut tidak melanggar privasi dan hak-hak orang lain.
Meminjam kata-kata dari Cik Prima, selama kita berbahagia dan senang melakukan hal-hal yang sia-sia sekalipun, kenapa tidak?
BACA JUGA 5 Game PS-1 dan Cheat-nya yang Memorable dan tulisan Juli Prasetya lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.