Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Game

Alasan Main Gim Blockchain Itu Mending Skip Aja!

Nurfathi Robi oleh Nurfathi Robi
26 April 2022
A A
Alasan Main Gim Blockchain Itu Mending Skip Aja! Terminal Mojok.co

Alasan Main Gim Blockchain Itu Mending Skip Aja! (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Video gim dengan konsep play to earn, di atas kertas memang terdengar sangat seksi untuk dimainkan. Ya, siapa sih yang tidak tertarik mendapatkan cuan dari “sekadar” bermain gim? Meski demikian, nyatanya dinamika keberadaan gim play to earn di tengah komunitas gaming tidak semanis yang dibayangkan.

Sekitar bulan Oktober tahun lalu, Gabe Newell menerapkan kebijakan yang melarang semua gim yang terintegrasi dengan blockchain didistribusikan melalui portal digital populer miliknya, Steam. Salah satu gim yang dicoret adalah Age of Rust. Drama berlanjut ke Twitter di mana pihak pengembang gim sambat dan menyebut bahwa “NFT dan gim blockchain adalah masa depan.”

NFT (Shutterstock.com)

Namun, alih-alih mendapatkan simpati, akun Twitter Age of Rust justru mendapat kritik pedas dari komunitas gaming yang rata-rata mendukung kebijakan Steam. Tak kuasa membendung gelombang kritik, pada akhirnya mereka memutuskan untuk menutup kolom komentar di postingan tersebut.

Resistensi serupa juga dialami oleh Quartz, proyek NFT dari Ubisoft. Ia adalah perusahaan di balik judul tenar seperti Assasin’s Creed dan Ghost Recon. Dilansir dari Kotaku, video promosi Quartz jadi sasaran tembak netizen dengan total 1.000 likes berbanding 24.000 jempol ke bawah. Angka yang jelas menggambarkan betapa buruknya sentimen gamer terhadap proyek tersebut.

Pertanyaannya, kok bisa? Mengapa suara komunitas nyaris begitu bulat untuk menolak gim blockchain? Bukankah gim blockchain memungkinkan kita untuk mendapatkan “uang jajan” hanya dengan bermain video gim?

Bermain gim (Shutterstock.com)

Saya sendiri sudah dua bulan belakangan bermain Town Star, salah satu gim blockchain yang saya tahu dari artikel Mas Riyanto “Review 3 Gim Blockchain yang Layak Dimainkan“. Belum puas dan masih penasaran dengan potensi gim blockchain, saya juga sempat mengunduh Ragnarok Labyrinth NFT.

Dan, ternyata semua penolakan di atas cukup beralasan.

Salah satu aspek yang tidak dipenuhi oleh gim blockchain adalah aspek “kesenangan”. Hal yang cukup fatal karena toh pada dasarnya video gim sudah semestinya “menyenangkan”. Begini saya jelaskan.

Baca Juga:

Apa Kabar Manusia (Brengsek) Pemuja Crypto dan NFT? Sudah Merasa Goblok Hari Ini?

Chef Arnold Mengajari Kita untuk Nggak Gampang Percaya Bacot Influencer

Dalam video gim, dibutuhkan sistem “reward dan punishment” in-game yang baik. Gim-gim yang menyenangkan adalah gim-gim yang memberi hadiah sepadan dengan usaha kita sebagai pemain. Setiap gim harus punya endgame, titik tujuan akhir yang layak diperjuangkan oleh pemain. Hal itu memotivasi kita untuk terus berusaha bermain gim tersebut dari awal sampai akhir. Entah itu sultan maupun kere-hore. Entah itu pro player ataupun pemain semenjana. Sistem rank di Mobile Legends dan Spiral Abyss di Genshin Impact, misalnya.

Gim blockchain, setidaknya yang saya mainkan, tidak memiliki tujuan in-game yang jelas. Misalnya, mengapa harus membangun Express Depot di Town Star? Mengapa harus mengalahkan boss di Ragnarok Labyrinth? Tidak ada dorongan yang kuat dari segi gameplay untuk melakukan itu.

Saya coba mendekati gim-gim blockchain dengan pendekatan cari cuan. Hasilnya pun sama saja. Gameplay yang dihadirkan tetap tidak terasa menarik. Malah yang ada, bermain gim blockchain terasa seperti kewajiban dan beban. Memenuhi syarat menaikkan level Town Hall di Clash of Clans terasa lebih menarik daripada membangun Nuclear Power di Town Star.

Selain itu jurang antara sultan dan pemain biasa juga terasa sangat jauh. Di game konvensional, menggelontorkan uang memang memberi keuntungan lebih. Namun, endgame yang dituju pada dasarnya tetap sama antara satu pemain dengan pemain yang lain. Mencapai Mythical Glory tidak pandang jumlah skin dan merampungkan Spiral Abyss tidak selalu membutuhkan karakter bintang lima.

Gim blockchain punya endgame yang sangat dinamis, terlalu dinamis malah. Hal ini terasa sangat fatal karena malah terasa membosankan. Sekarang coba bayangkan jika Mobile Legends tidak memiliki sistem ranked. Yak, semembosankan itu.

Bermain Mobile Legends (Shutterstock.com)

Jujur saja, saya sebenarnya tidak masalah dengan gim-gim blockchain. NFT dan kripto merupakan inovasi yang cepat atau lambat bakal mempengaruhi industri video gim. Itu tidak bisa dihindari. Hanya saja, jika penerapan konsep blockchain lantas mengorbankan hal-hal fundamental dari sebuah video gim, tentu saja hal itu bakal jadi big no.

Harapan saya, di masa depan, para developer video gim mampu menemukan keseimbangan. Di satu sisi mampu terintegrasi dengan blockchain dengan baik. Namun di sisi lain, ia memiliki gameplay yang menarik dan tetap menyenangkan untuk dimainkan.

Mobile Legends NFT? Hmmm, sepertinya menarik.

Penulis: Nurfathi Robi
Editor: Audian Laili

BACA JUGA Review 3 Gim Blockchain yang Layak Dimainkan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 April 2022 oleh

Tags: Gim blockchainNFT
Nurfathi Robi

Nurfathi Robi

Bergabung dengan DNA E-Sports sejak 2019. Berperan sebagai analis dan samsak tinju. Bergulat di lane atas Land of Dawn.

ArtikelTerkait

Review 3 Gim Blockchain yang Layak Dimainkan Terminal Mojok.co

Review 3 Gim Blockchain yang Layak Dimainkan

23 Maret 2022
Chef Arnold Mengajari Kita untuk Nggak Gampang Percaya Bacot Influencer (Unsplash.com)

Chef Arnold Mengajari Kita untuk Nggak Gampang Percaya Bacot Influencer

23 Agustus 2022
Apa Kabar Manusia (Brengsek) Pemuja Crypto dan NFT? Sudah Merasa Goblok Hari Ini?

Apa Kabar Manusia (Brengsek) Pemuja Crypto dan NFT? Sudah Merasa Goblok Hari Ini?

29 November 2023
Membedah Pajak dari Transaksi Kripto terminal mojok.co

Membedah Pajak dari Transaksi Kripto

17 Januari 2022
Apa Itu NFT? Bagaimana Cara Membuat dan Menjualnya? terminal mojok.co

Apa Itu NFT? Bagaimana Cara Membuat dan Menjualnya?

17 Januari 2022
20 Istilah dalam NFT dan Metaverse yang Harus Kalian Tahu terminal mojok.co

20 Istilah dalam NFT dan Metaverse yang Harus Kalian Tahu

16 Februari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mohon Maaf Warga Surabaya, Tahu Isi yang Isinya Bihun Itu Kelihatan Nggak Niat

Mohon Maaf Warga Surabaya, Tahu Isi yang Isinya Bihun Itu Kelihatan Nggak Niat

10 Desember 2025
Alasan Golden Theater Kediri Masih Bertahan dan Tetap Ada di Hati Masyarakat Kediri

Alasan Golden Theater Kediri Masih Bertahan dan Tetap Ada di Hati Masyarakat Kediri

8 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Culture Shock Orang Jakarta Ketika Pertama Kali ke Jayapura, Ternyata Nggak Terpelosok seperti dalam Bayangan

Culture Shock Orang Jakarta Ketika Pertama Kali ke Jayapura, Ternyata Nggak Terpelosok seperti dalam Bayangan

9 Desember 2025
Pertama Kali Naik Bus Harapan Jaya dari Semarang ke Blitar: AC Bocor, Ban Pecah, tapi Snack Melimpah

Pertama Kali Naik Bus Harapan Jaya dari Semarang ke Blitar: AC Bocor, Ban Pecah, tapi Snack Melimpah

8 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman
  • Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS
  • Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang
  • Putus Asa usai Ditolak Kerja Ratusan Kali, Sampai Dihina Saudara karena Hanya Jadi Sarjana Nganggur
  • Dalil Al-Qur’an-Hadis agar Tak Merusak Alam buat Gus Ulil, Menjaga Alam bukan Wahabi Lingkungan tapi Perintah Allah dan Rasulullah
  • Alumnus ITB Rela Tinggalkan Gaji Puluhan Juta di Jakarta demi Buka Lapangan Kerja dan Gaungkan Isu Lingkungan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.