Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Alasan Kakek Melarang Saya Berburu Takjil di Masjid

Malik Ibnu Zaman oleh Malik Ibnu Zaman
4 April 2022
A A
berburu takjil di masjid

Berburu takjil di masjid. (Fpto ilustrasi Dhodi Syailendra via Shutterstock)

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika bulan Ramadan tiba masjid pada umumnya akan menyediakan takjil sebagai menu berbuka puasa. Hal ini merupakan sesuatu yang positif, dan merupakan perwujudan kesalehan sosial. Namun, tidak dengan kakek  yang melarang saya dan keluarga lain untuk berburu takjil di masjid.

Masjid di desa tempat saya tinggal selama bulan Ramadan menyediakan takjil, ini sudah menjadi tradisi yang sudah berjalan sejak dulu. Makanan untuk berbuka ini dibuat tidak menggunakan uang kas masjid, tapi berasal dari warga yang membuat secara bergiliran. Dalam satu hari setidaknya ada 5 warga yang menyediakan menu berbuka puasa di masjid.

Setahu saja, takjil yang disediakan di masjid itu diperuntukan bagi para musafir. Tapi, karena letak masjid desa saya bukan di jalan utama, mobilitas di jalan tersebut terbilang rendah. Jadi kemungkinan terdapat musafir yang lewat sangatlah kecil, maka dari itu yang menikmati ya warga sendiri.

Berbagi takjil. (Odua Images via Shutterstock)

Setiap sore di masjid desa saya ada yang namanya jiping (ngaji kuping), pembicaranya adalah para kerabat saya. Para warga yang niatnya untuk mengaji bisa dihitung dengan jari, sementara para warga yang niatnya berburu takjil lebih banyak.

Sewaktu saya kecil, teman-teman saya datang ke masjid itu 5 menit sebelum azan. Dari situ sudah terlihat jelas, niat sebenarnya adalah berburu takjil. Bahkan ada juga teman saya yang tidak ikut puasa, tetapi datang ke masjid untuk makan. Konyolnya lagi kawan saya ini sesampainya di masjid langsung makan, padahal azan magrib belum berkumandang.

Sementara itu saya tidak ikut berburu takjil seperti teman-teman saya, karena dilarang oleh kakek saya.  Menjelang buka puasa, saya selalu dicari oleh kakek saya, disuruh pulang. Suatu ketika saya meminta izin kepada kakek untuk berbuka di masjid seperti teman-teman saya, tetapi tidak diperbolehkan. “Ngisin-ngisina, takjil nang masjid iku nggo musafir, koen ta nang umah panganan akeh ouh,” katanya waktu itu.

Pembagian makanan untuk berbuka puasa di sebuah masjid di Kota Jogja. (Brigitta Adelia/Mojok.co)

Kerabat-kerabat saya yang mengisi jiping (ngaji kuping) di masjid tersebut lebih memilih langsung pulang ke rumah, mereka lebih memilih untuk berbuka puasa di rumah.

Kalau anak kecil datang ke masjid, lima menit sebelum azan Maghrib bisa dimaklumi lah, namanya juga anak-anak. Tetapi ada juga orang dewasa yang datang ke masjid 5 menit sebelum azan magrib, begitu takjil mau dibagikan baru datang, dan itu bukan hanya satu atau dua orang tetapi banyak.

Baca Juga:

Mahasiswa Jogja yang Ingin Bertobat di Bulan Ramadan Wajib Berkunjung ke Masjid Jogokariyan

7 Hacks Camilan Indomaret untuk Takjil: Sat-Set Nggak Pakai Ribet

Salah satu dari mereka yang datang 5 menit sebelum azan magrib adalah Toma (bukan nama sebenarnya / nama samaran), ketika sedang pengajian kuping di masjid ia duduk di teras rumahnya ngobrol-ngobrol. Begitu azan magrib kurang 5 menit, ia langsung bergegas ke masjid.

Suatu ketika mungkin karena saking asyiknya mengobrol, ia lupa kalau 5 menit sebelum azan magrib harus segera ke masjid. Azan magrib pun berkumandang, ia langsung tersentak kaget, dan menyalahkan kawannya yang tidak mengingatkannya. “Waduh, ora keduman takjil nang masjid kieta,” ujar Toma.

Suasana tarawih di Masjid Abror Situbondo pada Ramadan 2021. (Mohmmad Ridwan via Shutterstock)

Toma pun langsung berlari secepat kilat ke masjid. Kebiasaan Toma ternyata sudah sejak dulu, dan berlangsung hingga sekarang. Ironisnya lagi, istri Toma tidak pernah kebagian jatah untuk membuat takjil di masjid, padahal dari segi finansial tergolong mampu.

Kakek saya termasuk orang yang tidak setuju adanya takjil di masjid desa saya, pertama karena banyak yang datang 5 menit sebelum azan magrib, sudah jelas niatnya bukan untuk jiping (ngaji kuping). Kemudian kedua mereka adalah orang-orang mampu, menurut kakek itu sama saja mengambil yang bukan haknya. Selanjutnya ketiga menyakiti yang membuat makanan untuk berbuka, jadi mereka pilih-pilih, takjil yang terlihat murah dibiarkan begitu saja, tidak disentuh.

Menurut pendapat saya berburu takjil di masjid adalah hal yang sah-sah saja, tapi jangan sampai malu-maluin lah. Biar dapat pahala juga, bukan hanya takjil saja, ikuti juga pengajiannya.

Penulis: Malik Ibnu Zaman
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA 5 Rekomendasi Takjil Bandung yang Wajib Banget Kalian Coba

Terakhir diperbarui pada 4 April 2022 oleh

Tags: berburu takjildilarang berburu takjiltakjil
Malik Ibnu Zaman

Malik Ibnu Zaman

Penulis lepas & Imam Besar Republik Mahasiswa Rebahan.

ArtikelTerkait

Nggak Usah Tersinggung kalau Pesantren Diasumsikan sebagai Bengkel Moral Kenangan Ramadan di Pesantren: Wadah Takjil Unik yang Sering Digunakan Santri Daftar Produk Obat Gatal yang Populer di Kalangan Anak Pesantren

Kenangan Ramadan di Pesantren: Wadah Takjil Unik yang Sering Digunakan Santri

15 Mei 2020
Mari Bersepakat Sirup Kurnia Adalah Sirup Paling Terkenal di Medan terminal mojok

Mari Bersepakat Sirup Kurnia Adalah Sirup Paling Terkenal di Medan

16 April 2021
Menyikapi Orang yang Minta Sumbangan tapi Malah Kayak Nodong

Menyikapi Orang yang Minta Sumbangan tapi Malah Kayak Nodong

9 April 2020
pukis bikang tadarus takjil ramadan mojok

Pukis dan Bikang, Menu Berbuka dan Tadarus yang Tak Dianggap. #TakjilanTerminal19

22 April 2021
takjil hunter pencari takjil gratisan mojok

Bagi Takjil Hunter, Pandemi adalah Penderitaan yang Abadi. #TakjilanTerminal17

21 April 2021
ngidam

Perubahan Jenis Ngidam Orang Puasa Berdasarkan Waktu

5 Mei 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.