Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

Alasan Guru Honorer Muda Masih Bertahan dengan Pekerjaannya meski Gajinya Kelewat Rata dengan Tanah

Erfransdo oleh Erfransdo
23 Februari 2025
A A
Guru Honorer Minggat, Digusur Negara dan Guru P3K (Unsplash)

Guru Honorer Minggat, Digusur Negara dan Guru P3K (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Guru menjadi salah satu profesi yang sering mendapatkan sorotan, terutama mengenai gaji yang diterima. Terutama banyak guru honorer yang gajinya tidak layak, itu pun bahkan sering telat untuk dibayarkan. Ditambah lagi, kini banyak siswa yang kurang bertindak sopan kepada gurunya sendiri sehingga guru dibebani lagi dengan kesabaran.

Tidak hanya guru-guru yang sudah berumur, kini guru honorer muda juga jumlahnya semakin banyak. Terlebih mereka yang baru lulus dari kampus pendidikan dan langsung memilih karier sebagai guru meskipun harus diawali dengan menjadi guru honorer yang gajinya tidak seberapa.

Sebagai mantan guru honorer yang usianya di bawah 25 tahun, saya merasakan betul bagaimana harus mengatur keuangan dengan baik karena gaji yang diterima setengah dari UMP. Sebagai seorang anak muda yang masih merintis karier, saya merasa cukup-cukup saja. Berbeda dengan yang sudah berkeluarga, terutama yang menjadi kepala keluarga.

Tapi, pernahkah kalian bertanya-tanya, kenapa para honorer muda ini masih mau bertahan, padahal gajinya kelewat rata dengan tanah? Kalau iya, silakan lanjut baca, agar kalian tak lagi bertanya-tanya dan berburuk sangka.

Guru honorer muda enggan meninggalkan pekerjaannya walau gaji tak seberapa

Saya memiliki banyak kawan yang profesinya menjadi guru, terutama guru honorer. Kebanyakan dari mereka usianya masih 20-an tahun, masih single alias jomblo. Alih-alih switch karier seperti yang saya lakukan, beberapa kawan saya memilih untuk bertahan karena beberapa alasan.

Kawan saya yang memilih untuk bertahan menjadi guru honorer kebanyakan merupakan perempuan. Mereka merasa sudah cukup dan nyaman dengan pekerjaan yang sudah diterimanya. Terlebih mereka memang menyukai anak-anak dan dunia mengajar. Ada juga yang berpikir bahwa nanti mereka akan memiliki suami yang gajinya besar sehingga gaji menjadi guru honorer bisa dipakai untuk menabung.

Beberapa mantan rekan kerja saya (perempuan) yang sudah menikah memang tidak terlalu memikirkan tentang gaji karena sang suami memiliki pekerjaan yang penghasilannya jauh lebih layak. Bahkan beberapa di antaranya sering mentraktir guru-guru muda yang masih berjuang dengan karier mengajarnya.

Sementara sebagian kecil kawan saya (lelaki) yang bertahan menjadi guru honorer juga berdalih sudah cukup nyaman dengan lingkungannya. Meskipun beberapa di antaranya memang mencari penghasilan tambahan di luar sekolah. Seperti menjadi guru private yang mana penghasilannya jauh lebih masuk akal.

Baca Juga:

Minggat dari Jakarta dan Memutuskan Hidup di Padang Adalah Keputusan Terbaik Meski Harus Melawan Arus

Ternyata Label Islami Tak Bisa jadi Jaminan: Pengalaman Pahit Jadi Guru Honorer Serasa Jadi Pegawai Serabutan

Tidak ada pilihan lain, daripada menganggur lebih baik bertahan dengan gaji pas-pasan

Berpindah pekerjaan dari seorang guru ke profesi lain memang menjadi tantangan yang cukup sulit jika tidak memiliki skill lain selain mengajar. Kecuali ada beberapa guru yang rela menghabiskan uang jutaan rupiah untuk mengikuti pelatihan-pelatihan secara online maupun offline untuk menguasai bidang tertentu.

Mereka yang tidak ada biaya dan belum terlalu banyak skill yang dimiliki lebih memilih bertahan untuk menjadi guru karena tidak ada lagi pilihan lain selain mengajar. Beberapa rekan saya menunggu momen yang tepat untuk memutuskan berhenti mengajar atau berpindah ke sekolah yang memberikan penghasilan lebih manusiawi.

Daripada mereka menganggur dan tidak ada pemasukan sama sekali, mereka lebih memilih bertahan meskipun berat. Sebab, mau resign pun tidak ada pekerjaan yang menanti di depan. Jika resign, yang ada mereka tidak punya penghasilan bulanan. Kecuali saat sebelum resign sudah diterima di pekerjaan yang jauh lebih layak.

Guru muda merupakan aset bangsa yang harus dipertahankan dengan cara memberikan penghasilan yang layak, rata, dan adil karena jika bukan mereka yang mengajar anak-anak sekarang dan yang akan datang, siapa lagi yang mau bersedia?

Penulis: Erfransdo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 3 Pertanyaan yang Berpotensi Membuat Guru Honorer Jengkel dan Sakit Hati

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 23 Februari 2025 oleh

Tags: Guru Honorerguru mudakarierkepastian karier
Erfransdo

Erfransdo

Lulusan pertanian yang terjun ke dunia media. Peduli isu-isu budaya dan lingkungan. Gemar baca buku dan nonton bola.

ArtikelTerkait

Pengalaman 5 Bulan Pakai Chromebook: Anti Lemot, Murah, tapi Nggak Murahan, dan Jauh dari Perasaan Menyesal korupsi chromebook nadiem makarim

Pengalaman 5 Bulan Pakai Chromebook, Laptop Sahabat Guru Honorer: Anti Lemot, Murah, tapi Nggak Murahan, dan Jauh dari Perasaan Menyesal

23 Agustus 2024
Guru Swasta Menderita, Harus Serba Bisa tapi Gaji Bercanda (Unsplash) kabupaten bandung barat

Nasib Guru Swasta di Kabupaten Bandung Barat: Dituntut Membuat Siswa Bahagia meski Nasib Mereka Begitu Menyedihkan

7 Juli 2024
Suka dan Duka Menjadi Guru Laki-laki di SD Negeri (Unsplash.com)

Guru Laki-laki di SD Negeri: Banyak Duka, Senang Sewajarnya

16 September 2022
Orang Tua Lebih Memilih Sekolah Swasta meskipun Biayanya Mahal karena Memang Sebagus Itu, Sekolah Negeri Perlu Ngaca sekolah swasta gratis

Jangan Seenaknya Mendirikan Sekolah Swasta kalau Nggak Mampu Gaji Guru dengan Layak!

21 Juli 2025
sudah lulus mau ngapain

Apa Saya Goblok Karena Belum Tahu Kalau Nanti Sudah Lulus Mau Ngapain?

2 Maret 2020
Camat Baito Dicopot Bupati Imbas Kasus Supriyani, Blunder yang Amat Tak Perlu

Camat Baito Dicopot Bupati Imbas Kasus Supriyani, Blunder yang Amat Tak Perlu

31 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.