Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Ahmad Kindi (Mungkin) Beneran Bisa Menulis Satu Novel dalam Satu Menit, Jangan Main-main!

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
4 November 2021
A A
novel 1 menit ahmad kindi

novel 1 menit ahmad kindi

Share on FacebookShare on Twitter

Jadi gini, ada sebuah acara, menampilkan satu penulis kondang bernama Ahmad Kindi. Tajuk acaranya bikin geger, “Pelatihan Menulis 1 Novel dalam 1 Hari”. Nggak hanya sampai sana, para netizen dibikin heran dengan penjelasan siapa sih Ahmad Kindi itu. Dalam banner tertulis, blio adalah penulis satu novel dalam satu menit.

pic.twitter.com/r9ulVxptMF

— Literary Gatekeepers (@litgatekeeper) November 2, 2021

Sabar, sabar, kita bedah satu per satu dulu. Satu jam itu berarti 60 menit, satu novel minimal ya 60 halaman lah. Jadi, Ahmad Kindi, dalam satu menit bisa menulis sebanyak satu halaman. Nah, ketika Anda membaca sampai paragraf ini, blio sudah menyelesaikan kurang lebih satu halaman untuk novel terbarunya.

Seperti biasa, netizen justru menghardik penulis jempolan ini. Katanya, mereka nggak tahu siapa sih Ahmad Kindi itu. Bahkan mereka meragukan kapasitas blio yang bisa menulis satu novel dalam satu jam. Di dunia simulakra ini, apa sih yang nggak mungkin? Lha wong satu pejabat rangkap enam jabatan sekaligus saja bisa. Apalagi mung bikin satu novel dalam satu jam, itu mah kecil.

Penulis kawakan seperti Ahmad Kindi ini jangan sampai hatinya ciut hanya karena diplekoto oleh netizen. Harusnya, kehebatan blio ini harus dibudidayakan dan diawetkan agar masyarakat Indonesia terus produktif akan karya, bukan melulu huru-hara.

Ahmad Kindi, harusnya dibuatkan kelas kepenulisan. Emangnya hanya orang India saja yang bisa membaca cepat dengan kata-kata “chu chu chu chu chu…” Orang Indonesia lebih sakti dan pilih tanding, yakni menulis cepat. Saya curiga, blio ini wartawannya Lambe Turah. Ah, tapi mosok sih sekaliber blio menulis untuk akun gosip yang mengedepankan kecepatan namun keakuratan dipertanyakan?

Saya serius, coba buatkan kelas menulis dan blio yang mengampu, jelas yang daftar banyak. Lha wong kelas menulis Iqbal AD yang jargonnya tulisan bisa tembus media nasional saja laris, apalagi ini yang menargetkan satu novel dalam satu jam. Sekelas Dea Anugrah yang (katanya) kurang bisa menulis cepat, sudah pasti bakalan mendaftar kelas menulis Pa Kindi.

Sudah lah, jargon lebih penting kualitas ketimbang kuantitas itu sudah so yesterday. Kalau bisa kuantitas melaju mulus bersama kualitas, kenapa enggak, kan? Dan blio ini lah jawaban dari rumpangnya sastra Indonesia belakangan ini. (Sial, ketika saya menulis sampai sini, blio sudah menyelesaikan satu buku. Hebat betul blio itu.)

Baca Juga:

Menemukan Alasan untuk Tetap Hidup dalam Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati Karya Brian Khrisna

Derita Mahasiswa yang Masuk Jurusan Sastra Indonesia sebagai Pilihan Kedua, Selalu Dipandang Sebelah Mata

Nulis novel butuh riset? Ah, itu sudah ketinggalan zaman. Nulis novel itu trabas saja. Nggak penting itu yang namanya data. Menulis ala Pramoedya itu ditinggalkan saja. Novel yang berkaitan dengan sejarah Indonesia yang kaya dan pepak, bakalan kalah dengan model kepenulisan novel sat set ala Ahmad Kindi.

Tere Liye yang katanya paling produktif, saya yakin kok nggak bakalan bisa menulis Bedebah di Ujung Tanduk, buku terbarunya itu, dalam waktu satu jam.

pic.twitter.com/MhHaTD661R

— Marwa (@Mharz_IM) November 2, 2021

Nggak hanya menulis novel, namun blio juga pernah membuat acara serupa dengan tajuk yang lebih mencengangkan, yakni menulis satu buku dalam satu jam. Franz Magnis-Suseno menangis mengetahui fakta ini. Bahkan, Goenawan Mohamad yang menulis Catatan Pinggir selama bertahun-tahun, apa kabar, ya? Mana bisa dua nama ini saya sandingkan dengan kebringasan literasi Ahmad Kindi.

Saya menemukan sebuah konklusi, bahwa yang salah di sini bukan Ahmad Kindi lantaran saya begitu gembira dengan datangnya blio. Bak Jesus dari Nazareth, kedatangan blio bukan untuk disindir, melainkan untuk dirayakan. Pun untuk kultur pendidikan Indonesia, kedatangan blio adalah alarm bahwa ada yang salah dengan sistem pendidikan kita.

Bisa saja, dulu sewaktu masih kuliah, blio ini adalah salah satu korban dunia perkuliahan yang begitu keras. Laprak, esai, dan juga resensi datang satu persatu kepada blio. Dosen meminta tugas diselesaikan dalam waktu satu minggu membuat blio membentuk sebuah kepribadian yang dipaksa untuk menuruti semua itu. Ayolah, sistem macam ini kurang sehat dalam dunia pendidikan kita.

Tak selamanya sistem yang berat seperti ini menghasilkan permata seperti Ahmad Kindi. Bisa saja menghasilkan orang-orang yang justru muntab kepada dunia kepenulisan yang bukannya menghasilkan karya, malah menghasilkan tindak kecurangan yang lebih masif.

Dalam kultur tugas yang banyak dan mepet, menjadikan jalan pintas terbagi menjadi dua; plagiarisme dan jasa joki. Tapi, saya yakin lah kalau Ahmad Kindi nggak mungkin main kopi paste untuk membuat satu buku atau novel dalam waktu satu jam. Namun tetap saja, kultur pendidikan kita yang begini begini saja itu nggak baik, Pak Nadiem.

Ketika Ahmad Kindi sudah mulai terbiasa, menulis sebuah buku dalam satu jam bukan lagi menjadi soal. Bahkan, bisa saja, blio bahkan bilang begini, “Bikin buku dikasih waktu satu jam? Kok lama banget?” Sudah, lupakan saja potensi Sabda Armadio, Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, atau Dea Anugrah siapa itu, berikan saja penghargaannya kepada Ahmad Kindi sekarang juga!

Sumber gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 November 2021 oleh

Tags: ahmad kindinovelSastra
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Yang Bisa Dipelajari dari Penulis Novel

Yang Bisa Dipelajari dari Penulis Novel

6 November 2019
sayaka murata gadis minimarket resensi review novela bagus mojok.co

Gadis Minimarket Memandang Kehidupan ‘Normal’ yang Diskriminatif

6 Oktober 2020
Menemukan Alasan untuk Hidup dalam Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati Karya Brian Khrisna

Menemukan Alasan untuk Tetap Hidup dalam Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati Karya Brian Khrisna

23 Februari 2025
wattpad selera bobot novel mojok

Balasan untuk Tulisan Mas Aziz: Memang Kenapa Jika Selera Pembaca Wattpad bagi Anda Begitu Menyedihkan?

7 Desember 2020
Setelah Saya Baca Lebih Senyap dari Bisikan karya Andina Dwifatma terminal mojok.co

Setelah Saya Baca Lebih Senyap dari Bisikan karya Andina Dwifatma

16 Agustus 2021
Unpopular Opinion: Belajar Bahasa Inggris lewat Lagu Itu Nggak Recommended

Unpopular Opinion: Belajar Bahasa Inggris lewat Lagu Itu Nggak Recommended

12 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.