Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Musik

Ahmad Dhani dan Kenangan tentang Kontroversi Konyol Lagu Satu

Iqbal AR oleh Iqbal AR
7 November 2021
A A
Ahmad Dhani dan Kenangan tentang Kontroversi Konyol Lagu Satu terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Menyebut nama Ahmad Dhani, rasanya tidak akan lepas dari kata kontroversi. Sejak kiprahnya melambung tinggi bersama Dewa 19, perilaku, perkataan, hingga beberapa karyanya ada saja yang membuat gaduh. Belum lagi kiprahnya di luar dunia musik (baca: politik), yang tidak hanya membuat gaduh, tapi bikin kita semua terheran-heran. Namun, saya tidak akan membahas Ahmad Dhani dari sisi politik, melainkan dari sisi seorang musisi yang karyanya dulu dianggap kontroversial, salah satunya adalah lagu “Satu”.

Sebagian besar dari kita mungkin ingat, di sekitar tahun 2009, muncul sebuah video berjudul “Dewa dan Yahudi” yang menyatakan bahwa Ahmad Dhani adalah seorang Yahudi. Latar belakang keturunannya menjadi salah satu dalih untuk menyebut Ahmad Dhani sebagai Yahudi (dan menyebarkan agama Yahudi). Tak berhenti di situ, salah satu lagu Dewa 19 berjudul “Satu” juga jadi sasaran, yang mana kali ini tak sekadar Yahudi, tapi pemuja dajal, iluminati, dsb.

Dalam lagu “Satu”, lebih tepatnya dalam video klip lagu “Satu”, memang ada beberapa adegan yang agak ambigu. Ada beberapa simbol dalam video klip lagu tersebut yang dianggap orang sebagai bentuk pemujaan pada dajal atau iluminati. Ada simbol mata satu yang entah itu digambarkan hanya mata atau digambarkan dengan adegan Once (vokalis Dewa 19 saat itu) hanya setengah wajah. Ada juga simbol mata satu yang digambarkan dengan piramida, logo khas yang kerap dikaitkan dengan pemuja dajal dan iluminati.

Lirik lagunya pun mendapat perlakuan yang sama. Bagian reff: “Tak ada yang lain selain dirimu, yang selalu ku puja” dianggap bentuk ungkapan pemujaan terhadap dajal dan iluminati. Belum lagi cocokologi konyol ketika kata “dirimu” di sebagian besar lagu ini selalu sinkron dengan penggambaran simbol mata satu. Frasa “dirimu” dalam lagu ini seakan dianggap sebagai dajal atau tuhan Yahudi. Pokoknya, lagu ini diperas habis, di-framing seakan-akan “bermasalah.”

Inilah yang menjadi bahan untuk “menyerang” Ahmad Dhani—dan juga Dewa 19—saat itu. Apakah “serangan” itu berhasil? Bisa dibilang berhasil. Sebab, isu mengenai lagu “Satu” sempat jadi pembicaraan banyak orang, dan video penjelasan tentang keterkaitan Ahmad Dhani dengan pemuja dajal, iluminati, atau penyebaran agama Yahudi, beredar di mana-mana. Bahkan, saya yang saat itu masih SD, juga menjadi korban isu konyol ini. Saya yang masih kecil sampai benci terhadap lagu “Satu”, hingga akhirnya saya dewasa dan sadar bahwa semua ini hanya kekonyolan.

Padahal kalau mau ditelaah lebih lanjut, penggambaran simbol mata satu itu adalah langkah yang cukup bagus. Secara visual bagus dan autentik. Jarang-jarang ada yang berani seperti itu. Dan kalau bicara soal kualitas, video klip “Satu” keren sekali. Bahkan sampai saat ini, menonton video klip “Satu” masih terasa kerennya. Respek untuk Tepan Cobain yang membuat video klip ini.

Liriknya pun sebenarnya bagus. Kalau ditelaah, lirik lagu “Satu” malah bisa diartikan sebagai hubungan manusia dengan Tuhannya. Bagian reff yang katanya kontroversial, malah sebenarnya jadi poin penting dari lagu ini. “Tak ada yang lain selain dirimu, yang selalu kupuja. Ku sebut namamu, di setiap hembusan napasmu. Ku sebut namamu” ini malah terlihat mirip seperti lagu religi. Terlihat dari liriknya yang seperti arti kalimat tauhid. Jadi, sangat tidak masuk akal kalau lagu ini, baik lirik, video klip, Dewa 19, atau Ahmad Dhani, dikaitkan dengan dajal, iluminati, atau Yahudi.

Isu ini berlangsung lama dan didiamkan oleh Ahmad Dhani. Hingga pada Januari 2020, Ahmad Dhani mengunggah semacam video klarifikasi melalui kanal “VIDEO LEGEND.” Secara umum, ia membantah semua tuduhan konyol tentang dirinya sebagai Yahudi, pemuja dajal, atau iluminati. Dan khusus untuk “Satu”, Ahmad Dhani juga membantah segala tuduhan yang ada.

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

5 SMK Unggulan di Klaten yang Menawarkan Jurusan dengan Prospek Karier Cerah

“Saya nggak ada hubungannya dengan lambang-lambang itu,” kata Ahmad Dhani.

Bayangkan, Ahmad Dhani baru klarifikasi setelah lebih dari 10 tahun ketika dihantam isu konyol itu!

Sebagai orang yang waras, rasanya kita tidak perlu percaya tentang segala kontroversi konyol lagu “Satu”. Kelihatan sekali cocokologinya dan sangat terasa dibuat-buat. Seni memang bebas diintepretasikan, namun kalau sudah ngawur begini, rasanya kok ya kurang pantas.

Oke kalau kalian benci dengan Ahmad Dhani atau Dewa 19, tapi mengintepretasikan lagu “Satu” dengan sangat ngawur sebagai pembunuhan karakter jelas bukan pilihan yang manusiawi. Semoga saja sudah tidak ada yang percaya dengan isu konyol ini.

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 November 2021 oleh

Tags: ahmad dhanidewa 19pilihan redaksiSatu
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

5 Varian Rasa Terbaik Mie Sedaap yang Layak Jadi Idola Terminal Mojok.co

5 Varian Rasa Terbaik Mie Sedaap yang Layak Jadi Idola

5 April 2022
Membayangkan Upin Ipin dan Anak Kampung Durian Runtuh Skripsian, Nggak Semuanya Berjalan Mulus Mojok.co

Membayangkan Upin Ipin dan Anak-anak Kampung Durian Runtuh Skripsian, Nggak Semuanya Berjalan Mulus

27 Mei 2024
Gang 41 Ngaliyan Semarang, Gang Sempit yang Jadi Pintu Doraemon Mahasiswa UIN Walisongo

Gang 41 Ngaliyan Semarang, Gang Sempit yang Jadi Pintu Doraemon Mahasiswa UIN Walisongo

2 November 2023
7 Tontotan Anti Perang untuk Pengingat Pahitnya Masa Perang Terminal Mojok.co

7 Tontonan Soal Perang untuk Pengingat Pahitnya Masa Perang

28 Februari 2022
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh Menang Cepat daripada Shinkansen Jepang, tapi Kalah Telak dalam Menjawab Kebutuhan Warga

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh Menang Cepat dari Shinkansen Jepang, tapi Kalah Telak Soal Menjawab Kebutuhan Warga

17 Maret 2024
Sering Kecelakaan, Sudah Saatnya Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Punya Jalur Sendiri Terminal Mojok

Sering Kecelakaan, Sudah Saatnya Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Punya Jalur Sendiri

18 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.