Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

Adiós, Sergio Ramos. Gracias, el Capitán!

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
17 Juni 2021
A A
Sergio Ramos Real madrid mojok

Sergio Ramos Real madrid mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Saya masih ingat betul hari itu. 24 Mei 2014, saya duduk di burjo tak jauh dari kos, menenggak gelas keempat minuman saya. Saat itu final Liga Champions antara Real Madrid melawan Atletico Madrid. Sebagai fans Madrid, hari itu benar-benar saya tunggu, sebab jika menang, Los Blancos akan meraih La Decima, alias gelar kesepuluh Liga Champion. Saya tak punya TV, mau tak mau saya harus nonton di burjo. Sayangnya, hingga menit akhir, Los Blancos masih tertinggal 1-0. Saya pikir, hari itu akan jadi hari yang buruk.

Lalu, terjadilah 92:48. Sergio Ramos menanduk bola dan menyamakan kedudukan. 1-1.

Bola sodoran dari Luka Modric dikonversi Ramos menjadi gol, yang menjadi awal kebangkitan Real Madrid di laga itu. Di akhir pertandingan, skor berubah menjadi 4-1, dan Real Madrid merengkuh La Decima.

Tandukan Ramos pada hari itu adalah awal mula dominasi Real Madrid di Liga Champions selama empat musim ke depan. Hanya absen mencapai final di satu musim, Real Madrid kembali meraih gelar Liga Champion di tiga musim selanjutnya. Pencapaian tersebut mungkin tak akan terulang untuk waktu yang cukup lama. Sebab, pencetak rekor peraih gelar lebih dari dua kali berturut-turut pun tak lain tak bukan adalah Real Madrid.

Dan dalam dominasi empat gelar dalam lima musim tersebut, Sergio Ramos adalah salah satu aktor utamanya.
Sergio Ramos bukanlah Cristiano Ronaldo. Posisinya saja sudah berbeda, dan dia tidak mencetak rekor demi rekor di Real Madrid. Rekor yang ia ciptakan pun sebenarnya bukan rekor yang bagus, 26 kartu merah bukanlah hal yang patut dibanggakan.

Tapi, jika kita berhenti untuk memuja angka untuk sejenak, kita akan melihat Sergio Ramos dalam perspektif yang jauh berbeda.

Datang dari Sevilla, Sergio Ramos sudah digadang-gadang sebagai calon bek hebat di masa depan. Ramalan itu tak salah, sama sekali tak salah. Lini belakang Madrid kokoh kala ia bermain. Dia adalah pemain yang akan berkubang lumpur dan mengeluarkan darah pertama untuk menjaga martabat Real Madrid.

Kata yang tepat untuk menggambarkan betapa pentingnya Ramos untuk Madrid selama ini adalah grandeza—yang mana semangat Real Madrid itu sendiri. Grandeza, alias keagungan, kebesaran, adalah kata yang tepat untuk menggambarkan Ramos. Saya kutip kalimat di tulisan saya yang lain untuk memberi gambaran grandeza pada diri Ramos.

Baca Juga:

Selama Real Madrid Tidak Percaya dengan Strikernya, Lupakan Meraih Gelar UCL ke-16

Pengalaman Saya Mendapatkan Visa Schengen Tanpa Perlu “Berdarah-darah” Berkat Sponsor

“Gestur tubuhnya tak pernah menyiratkan bahwa dia menyerah. Kalau saya boleh berlebihan, Ramos adalah perwujudan kesombongan dan kedigdayaan Real Madrid.”

Dia akan menghajar lawan yang berusaha menerobos pertahanan Real Madrid—baik literal maupun tidak. Kehadirannya memberikan aura yang berbeda di Santiago Bernabeu. Dan Ramos adalah orang yang mengamalkan kalimat yang diucapkan oleh mendiang Santiago Bernabeu Yeste sepenuh hati, “Jersey Real Madrid boleh kotor terkena noda lumpur, keringat, atau darah, namun tidak boleh dikotori rasa malu.”

Dalam perjalanannya, Ramos membuktikan bahwa demi kejayaan, dia tak segan berbuat hal paling keji. Bahu Salah adalah salah satu contoh bagaimana Sergio Ramos menjaga martabat Real Madrid. Apakah itu hal yang benar? Tentu tidak. Tapi, apakah itu salah? Dalam peperangan, tidak ada hal yang benar-benar salah.

Mungkin kalian muak membaca puja-puji saya terhadap Sergio Ramos. Tapi, kalian tak bisa memungkiri bahwa Ramos adalah salah satu bek terhebat yang ada saat ini. Tim mana pun akan merasa bahagia memilikinya di dalam skuat.
Kecuali, Real Madrid. Itulah ironinya.

***

Setelah 16 musim, Sergio Ramos akhirnya meninggalkan Real Madrid. Ramos mempersembahkan 22 gelar untuk Los Blancos, dan yang paling berkesan tentu saja mengangkat piala Liga Champions tiga kali berturut-turut. Musim depan dan seterusnya, kita tak lagi melihat Ramos berdiri di barisan belakang Real Madrid, dan jujur saja, hal itu benar-benar menyakitkan.

Saya mengingat-ingat beberapa hal mengerikan yang Ramos lakukan selama di Real Madrid. Seperti mengangkat Hakimi yang jatuh kesakitan saat melawan Inter Milan, meneriaki Valverde untuk “membunuh” Morata, membanting Salah, menghajar kaki Messi, juga bersitegang dengan pemain lain.

Tapi, itulah yang kapten sebuah tim besar lakukan: menjaga martabat tim yang ia bela. Ramos tahu itu, dan tak peduli dengan citra. Selama hal itu bisa menjaga martabat El Real, tak akan ragu-ragu dia lakukan.

Selamat jalan, kapten. Selamat jalan, petarung.

Sumber gambar: Twitter Sergio Ramos.

BACA JUGA Hanya untuk Dua Pertandingan Ini Saja, Real Madrid Jangan Ikut-ikutan Arsenal dan artikel Rizky Prasetya yang lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 November 2021 oleh

Tags: Gaya Hidup Terminalliga championreal madridsergio ramosspanyol
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

Tugas Penyiar Radio Bukan Cuma Ngemeng Doang terminal mojok

Membedah Tugas Penyiar Radio yang Sering Dibilang Ngemeng doang

24 Mei 2021
3 Jenis Orang yang Bikin Saya Malas Belanja di Supermarket terminal mojok

3 Jenis Orang yang Bikin Saya Malas Belanja di Supermarket

15 Juni 2021
4 Alasan Sulitnya Berteman dengan Penutur Asli Bahasa Korea terminal mojok

4 Alasan Sulitnya Berteman dengan Penutur Asli Bahasa Korea

27 Juli 2021
Tetaplah Berdansa, Vinicius Junior! atletico madrid barcelona joan laporta real madrid

Tetaplah Berdansa, Vini!

17 September 2022
standard AE7 snowman pulpen mojok

3 Alasan Pulpen Standard AE7 Lebih Baik ketimbang Snowman

11 Juli 2021
Perintah untuk Tambah Anak, Basa-basi yang Seharusnya Tak Perlu Dilontarkan terminal mojok

Perintah untuk Tambah Anak, Basa-basi yang Seharusnya Tak Perlu Dilontarkan

7 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.