Sepatu Adidas Adizero Y-3, Sepatu Lari yang Sebaiknya Nggak Usah Dipakai Lari oleh Kaum Mendang-Mending. Eman-eman!

Sepatu Adidas Adizero Y-3, Sepatu Lari yang Sebaiknya Nggak Usah Dipakai Lari oleh Kaum Mendang-Mending. Eman-eman!

Sepatu Adidas Adizero Y-3, Sepatu Lari yang Sebaiknya Nggak Usah Dipakai Lari oleh Kaum Mendang-Mending. Eman-eman! (unsplash.com)

Seperti yang kita ketahui, Adidas adalah brand besar asal Jerman yang terkenal dengan produk sepatunya. Adidas sudah membuat produk sepatu mulai dari sepatu kasual hingga sepatu olahraga. Kali ini saya akan membahas salah satu produk sepatu lari keluaran brand ini, yakni Adidas Adizero Y-3.

FYI, Adidas Adizero Y-3 adalah sepatu hasil kolaborasi antara Adidas dengan desainer terkenal di dunia, Yohji Yamamoto. Y-3 sendiri berarti Y untuk Yohji Yamamoto dan 3 untuk lambang dari garis tiga Adidas.

Yohji Yamamoto adalah perancang busana asal Jepang yang terkenal dengan avant-garde dalam pembuatan desainnya yang bernuansa estetika Jepang. Avant-garde sendiri adalah kata yang digunakan untuk karya yang nggak lazim atau nggak sesuai dengan tren saat itu. Kabarnya, Yohji Yamamoto ini sudah lebih dari 20 tahun berkolaborasi dengan Adidas dalam peluncuran produk sepatu dan pakaian.

Menariknya, sepatu lari Adidas malah berkolaborasi dengan desainer terkenal dunia kayak Yohji Yamamoto ini. Apa nggak eman-eman ya kalau dipakai lari?

Kolaborasi sepatu lari dengan desainer terkenal dunia di luar nalar bagi kaum mendang-mending

Sepatu lari seperti Adidas Adizero Takumi Sen dan Adizero Adios Pro identik dengan kebut-kebutan. Sepatu itu biasa digunakan untuk latihan speed seperti interval run, tempo run, dan long run atau malah race.

Sekarang coba bayangkan jika sepatu kolaborasi dengan desainer terkenal seperti Adidas Adizero Y-3 dipakai buat kebut-kebutan di trek lari atau bahkan di aspal Indonesia yang cenderung nggak mulus ini. Kaum mendang-mending sepertinya nyengir ngilu sih kalau mendengar ini.

Eman-eman dipakai lari karena belum tentu rilis setiap tahun dengan model yang sama

Selain eman-eman kalau dipakai kebut-kebutan saat lari, sepatu Adidas Adizero Y-3 ini juga sayang kalau dipakai lari mengingat belum tentu Adidas merilis produk sama tiap tahun. Jadi bisa dibilang setiap rilisannya itu langka. Mungkin seperti brand lain yang berkolaborasi dengan desainer ternama dunia, pasti sepatu ini juga nggak diproduksi dalam jumlah banyak.

Sejauh pengamatan saya, Adizero Y-3 Takumi Sen 10 yang “Black Off White” adalah seri paling cantik sekaligus sangar. Komposisi perpaduan warnanya ciamik.

Harga yang mahal juga jadi alasan sebaiknya Adidas Adizero Y-3 nggak usah dipakai untuk lari

Lengkap sudah alasan kenapa sepatu lari ini memang sebaiknya nggak usah dipakai untuk lari. Sudah merupakan hasil kolaborasi dengan desainer terkenal, nggak rilis model sama tiap tahunnya, ditambah harganya selangit memang nggak cocok buat kaum mendang-mending.

Kabarnya harga sepatu Adidas Adizero Y-3 Takumi Sen 10 dijual dengan harga di atas Rp8 juta, berbeda dengan seri biasanya yang dijual dengan harga Rp3,2 juta di toko resmi Adidas. Menguras kantorng sekali, ya.

Jadi, itulah beberapa alasan masuk akal menurut saya. Memangnya kalian mau sudah menabung penuh perjuangan, eh, pas sepatunya dipakai buat lari di jalanan Indonesia tiba-tiba rusak. Nangis nggak, sih. Sepatu kayak Adidas Adizero Y-3 gini bagusnya dipajang di rak sepatu dengan barang-barang koleksi lainnya. Kalau dipakai buat jalan-jalan sesekali masih okelah. Menurut kalian gimana?

Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Membedah Keberhasilan Kolaborasi Sepatu Kanky x dr. Tirta yang Mampu Meraup Omset hingga Rp200 juta dalam 2 Jam di Live TikTok.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version