Gabi Braun Memang Layak untuk Dibenci

Ada Beberapa Alasan bahwa Gabi Braun Memang Layak untuk Dibenci terminal mojok.co

Ada Beberapa Alasan bahwa Gabi Braun Memang Layak untuk Dibenci terminal mojok.co

Saya kaget sekali waktu baca tulisan Mas Iqbal yang menganggap nggak ada alasan dan nggak perlu menyalahkan Gabi Braun yang telah membunuh Sasha Blouse. Mas Iqbal menganggap kalau Gabi Braun telah melakukan tindakan yang benar dari sudut pandang orang Eldia yang tinggal di Marley. Lalu Mas Iqbal juga membandingkan kejadian yang menimpa Gabi persis seperti Eren Jaeger.

Bedanya, dari season satu kita disuguhkan cerita AoT dari sudut pandang Eren, orang Eldia yang tinggal di Pulau Paradise. Sehingga kita memiliki ikatan batin dengan Eren dan kawan-kawannya. Namun, ini juga bukan merupakan suatu alasan untuk saya nggak membenci Gabi.

Pokoknya kalau mau baca tulisannya lebih lengkap bisa dibaca langsung aja tulisannya Mas Iqbal yang judulnya “Nggak Ada Alasan untuk Membenci Gabi Braun”.

Baiklah disclaimer dulu sebelumnya, saya tidak ada maksud untuk ribut sama Mas Iqbal atau penggemarnya Gabi Braun. Namun, saya perlu meluruskan hal-hal yang disampaikan Mas Iqbal.

Pertama, Gabi Braun ini nggak tahu asal muasal permasalahannya. Merasa paling tersakiti sejagad AoT. Gabi ini termasuk orang yang cukup beruntung karena ia hanya kehilangan sahabatnya. Setidaknya itu yang dilihat di episode 8 ini. Namun, apakah Gabi tahu apa yang dirasakan oleh para Eldia di Pulau Paradise? Nggak, kan?

Coba lihat anak-anak yang Eldia yang tinggal di Paradise, mereka bukan hanya kehilangan teman-temannya, tapi kerabatnya juga, Bos. Dimakan oleh para Titan di depan matanya. Bahkan sesaat setelah kehilangan teman-teman dan kerabatnya, di umur mereka yang masih terbilang remaja harus berlatih dan bergabung dengan pasukan di dalam dinding agar kebutuhan perut mereka terpenuhi. Soalnya kalau mereka nggak bergabung dengan pasukan di dalam dinding, untuk urusan perut mereka belum tentu terjamin.

Kedua, saya yakin banget kalau Gabi Braun tahu yang dibunuhnya adalah salah satu karakter penting dan punya kisah menyedihkan juga, mungkin ia bakal mengurungkan niat membunuhnya. Saya setuju dengan tulisan Mas Alif yang menganggap bahwa Sasha memang sudah waktunya untuk meninggal, tapi tidak sepakat dibunuhnya oleh Gabi.

Setelah ngebunuh ia malah ngebacot nggak jelas sok nantangin. Apakah ia tahu yang dibunuhnya itu punya kisah yang lebih menyedihkan dibandingkan dirinya? Bahkan di saat-saat terakhirnya saja ia mengatakan “daging” yang merupakan makanan favoritnya.

Sasha ini sedari dulu setelah tragedi Titan masuk ke Wall Maria, ia termasuk orang yang susah alias miskin. Untuk makan saja sampai-sampai ia harus mencuri stok persediaan makanan pasukan, meski itu hanya untuk sebongkah kentang rebus. Makanya nggak heran Sasha terlihat sangat liar saat ia memakan daging karena memang ia termasuk orang yang jarang makan enak.

Ketiga, menyamakan kesedihan karena kehilangan orang yang disayang antara Gabi Braun dan Eren itu nggak apple to apple. Eren lebih banyak kehilangan orang-orang yang disayanginya, apalagi ibunya dimakan oleh Titan di depan matanya.

Gabi Braun termasuk beruntung karena di episode ini ia hanya kehilangan dua temannya saja, bukan keluarga. Bahkan untuk kehilangan dua temannya saja memerlukan delapan episode. Eren di episode satu saja sudah kehilangan ibunya, loh. Ditambah episode-episode selanjutnya ia harus kehilangan teman-temannya, bahkan melawan teman seperjuangannya yang ternyata pasukan Marley seperti Annie, Berthold, dan Reiner.

Meski saya banyak nggak sepakatnya dengan Mas Iqbal untuk urusan membenci Gabi Braun, tapi ada satu statemen dari Mas Iqbal yang membuat saya dan mungkin teman-teman lainnya juga sepakat. Yaitu, “Penonton yang sudah baca manga, nggak usah spoiler, Cok!”

BACA JUGA Para Pengutuk Gabi Braun di ‘Attack on Titan’ Ada karena 3 Hal Ini Sering Diajarkan Sinetron Kita atau tulisan Rifky Aritama lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version