Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Femme Fatale Adalah Unsur yang Banyak Dipakai Film Horor Indonesia

Muhammad Sabri oleh Muhammad Sabri
14 Desember 2020
A A
Femme Fatale Adalah Unsur yang Banyak Dipakai Film Horor Indonesia terminal mojok.co

Femme Fatale Adalah Unsur yang Banyak Dipakai Film Horor Indonesia terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Femme Fatale adalah istilah dari bahasa Prancis. Femme berarti perempuan, fatale adalah bencana, mencelakakan, membawa maut, membawa kemalangan. Sungguh mengerikan istilah yang disematkan pada sosok perempuan ini dan tentu ini berlaku untuk setiap perempuan yang ada di sekeliling kita juga lho. Sebab peradaban banyak berlandaskan pada nilai-nilai patriarkis yang telah menulis stigma, mitos, dan labeling jahat terhadap perempuan.

Sebenarnya kita semua pasti tidak terima, kalau ibu dan saudara-saudara kita yang perempuan dianggap  “sumber segala bencana”. Tetapi, tanpa kita sadari, representasi femme fatale itu menjadi satu hiburan yang kita tunggu dan kita nonton hampir setiap harinya. Iya kita, karena saya juga pernah menikmatinya dan baru sadar sekarang.

Flim bergenre horor yang menjadi film favorit saya sejak usia dini telah mewakili istilah femme fatale dengan hantu-hantu perempuannya.  Kalau tidak percaya, silakan bertanya dalam hati masing-masing. Mengapa mayoritas hantu di film horor berjenis kelamin perempuan?

Kalau belum terjawab, mari ikut saya lagi. Beberapa hari yang lalu saya melewati jalan yang ada pemakaman umumnya. Namun, mengapa ketika saya melihat pemakaman yang terbayang adalah kegerian akan hantu-hantu perempuan dengan wajah menyeramkan? Padahal di pemakaman itu juga ada yang berjenis kelamin laki-laki, bukankah laki-laki juga manusia yang menghadapi kematian sebagai keniscayaan?

Saya akhirnya membaca kembali beberapa sumber pengetahuan tentang sejarah ketidakadilan pada perempuan. Saya sadar bahwa perempuan dalam hidupnya mengalami ketidakadilan yang mungkin kurang begitu dipahami oleh laki-laki. Perempuan lahir berbarengan dengan stereotipe femme fatale. Bila menelusuri jejak femme fatale, kita akan menemukan nama Hawa yang dianggap ibunya femme fatale. Hawa selalu dianggap sebagai “penyebab” Adam memakan buah terlarang dan mereka menerima hukuman pengusiran dari surga untuk menjalani kehidupan di dunia. Padahal, sudut pandangnyanggak selalu harus begini.

Dalam budaya Romawi terdapat  nama-nama seperti Pandora, Medusa, Helen of Troy, Circe, Sirens, dan Medea, sebagai representasi femme fatale. Pandora misalnya, ia dihadiahkan kotak oleh Zeus, dengan pesan “tidak boleh di buka”. Namun, karena penasaran Pandora tetap membuka kotak terlarang tersebut. Kotak itu ternyata berisi penderitaan, penyakit, kejahatan, dan bencana lainnya yang menimpa seluruh umat manusia.

Lain lagi Medusa, ia diperkosa oleh dewa laut Poseidon. Namun, justru Medusa yang dihukum karena dianggap penggoda. Medusa dihukum dengan hukuman mengerikan, rambutnya berubah menjadi sekumpulan ular, dan matanya berubah menjadi api mematikan. Seluruh kota akhirnya menjadi takut pada sosok Medusa yang berubah menjadi monster itu. Jadilah Medusa femme fatale kota Athena.

Di Indonesia jejak femme fatale terlihat jelas di industri perfilman dan malah dijadikan ladang bisnis. Seolah hanya perempuan yang mampu berperan menjadi sosok yang menyeramkan. Kita akhirnya terdidik untuk membayangkan betapa menyeramkannya kuntilanak, Mak Lampir, Nyi Misni, Asih, Sundel Bolong, Nyi Roro Kidul dan hantu perempuan lainnya.

Baca Juga:

Nonton Film Horor di Mall “Mati”: Pengalaman Unik di Mall Hermes Place Polonia Medan

Saya Muak dengan Industri Film Horor yang Hanya (Bisa) Mengeksploitasi Budaya Jawa Seolah-olah Seram dan Mistis

Kita dipaksa membayangkan, perempuan yang meninggal dalam keadaan mengandung anak, perempuan meninggal dalam keadaan mandul, perempuan yang meninggal karena diperkosa,  perempuan bunuh diri akibat percintaannya yang kandas, dan perempuan yang di masa hidupnya bukan orang yang taat aturan, akan menjadi hantu di kehidupan berikutnya.

Bahkan formula sentral di film-flim bergenre horor di Indonesia, kebanyakan menggambarkan perempuan sebagai hantu yang bisa mengubah dirinya menjadi penggoda. Memanipulasi penampilan guna menjebak korbannya yang kebanyakan adalah laki-laki, dan membawa korban ke dalam situasi mematikan demi balas dendam atau kepentingan lainnya. Dampak yang diberikan oleh hantu perempuan pun beragam. Mulai dari ketakutan, kesialan, sakit, gila, hingga kematian. Di akhir cerita nanti, hantu perempuan akan berhadapan dengan orang “pintar” tokoh-tokoh seperti dukun, sesepuh desa, kiai, sebagai penggambaran kelompok dominan yang digambarkan begitu kuat dan akan menghukum hantu pembawa masalah tersebut.

Tidak jarang film horor dengan pola demikian membentuk sudut pandang “misoginis” di benak penonton. Lalu apakah industri perfilman kita dominasi oleh arogansi patriarki sehingga melupakan femme fatale sebagai perwujudan kekerasan simbolik terhadap perempuan? 

Kita perlu mendorong penghapusan segala jenis kekerasan terhadap perempuan. Termasuk menghapus jenis kekerasan secara simbolik yang muncul di tayangan-tayangan yang secara terus menerus dikonsumsi oleh khalayak. Minimal dengan menyadari bahwa film horor dengan unsur femme fatale adalah sebuah gambaran bahwa sudut pandang kita terpenjara dalam budaya patriarki.

BACA JUGA Jokowi Layak Dinobatkan sebagai Kepala Keluarga Terbaik di Indonesia dan tulisan Muhammad Sabri lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Desember 2020 oleh

Tags: Film HororPatriarki
Muhammad Sabri

Muhammad Sabri

Mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

ArtikelTerkait

Malam 1 Suro: Momen Paling Pas Merayakan Pesona Suzzanna (IG: @ingpicturesart).

Malam 1 Suro: Momen Paling Pas Merayakan Pesona Suzzanna

29 Juli 2022
4 Alasan Kamu Perlu Nonton KKN di Desa Penari: Biar Nggak Ketinggalan, Bos! Terminal Mojok.co

4 Alasan Kamu Perlu Nonton KKN di Desa Penari: Biar Nggak Ketinggalan, Bos!

18 Mei 2022
bumbu dapur wanita dites nama rempah mojok

Laki-laki yang Suka Ngetes Perempuan untuk Nebak Nama Bumbu Dapur Itu Punya Masalah Apa?

27 April 2021
feminis bekal untuk suami MOJOK.CO

Feminis Meributkan Tagar #bekaluntuksuami Itu Omong Kosong

29 Juni 2020
4 Keanehan para Ulama di Film Horor Indonesia Terminal Mojok.co

4 Keanehan para Ulama di Film Horor Indonesia

11 April 2022
feminisme

4 Hal yang Diberikan Feminisme untuk Laki-laki

14 Mei 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok Mojok.co

4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok

12 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus
  • Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan
  • Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi
  • UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan
  • Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.