Film Petualangan Sherina memang tidak bisa dilupakan begitu saja. Menara Boscha, permen warna-warni, dan plester hanyalah sedikit dari sekian banyak hal yang bisa dikenang dari film ini. Jangan lupakan juga tentang lagu-lagunya yang sampai sekarang masih kita ingat.
Sampai detik ini, belum ada bocoran tentang bagaimana alur cerita yang akan disuguhkan di Petualangan Sherina 2 yang rencananya akan mulai diproduksi. Bisa aja nih Mbak Mira Lesmana bikin penasaran umat! Atau jangan-jangan… Mbak Mira juga sebenarnya masih bingung dengan alur ceritanya?
Kalau memang itu yang terjadi, saya akan berbaik hati memberikan ide jalan cerita Petualangan Sherina 2 berdasarkan genrenya masing-masing.
#1 Romance
Cerita diawali dengan Sherina yang mengalami quarter of life crisis. Meskipun waktu SD dia dikenal sebagai murid yang pintar, ternyata dia tidak seberuntung itu. Karier dan pekerjaan Sherina ‘B’ aja. Kalah dengan teman SD-nya yang dulu peringkat 28 dari 29 siswa, tapi sudah menikah, jadi bos, dan keluar negeri sekali dalam sebulan.
Dalam urusan percintaan pun ngenes. Sherina belum pernah punya pacar meski usianya sudah menginjak kepala 3. Pertanyaan “kapan kawin” dari keluarga besar membuat Sherina jengah. Dia pun memutuskan untuk kabur ke luar negeri: Prancis. Berharap dapat temukan cinta di negara yang katanya romantis itu.
Sayangnya, Prancis tidak seromantis yang Sherina kira. Sedang ada banyak demo gara-gara kelakuan perdana menterinya. Sherina yang terjebak dalam demo tiba-tiba melihat ada cowok cakep, bermasker, di antara demonstran lain. Jiwa “uwu” Sherina bergejolak. Ia segera mengambil HP, buka TikTok diam-diam ambil video cogan itu sambil diiringi lagu wajib,
Tuhan tolong aku,
sampaikan padanya,
aku cinta dia, bukan salah jodoh….
Video Sherina pun viral. Dan ternyata cogan yang ada di video TikTok Sherina adalah Sadam, teman SD-nya dulu. Berkat netizen yang budiman, keduanya pun bertemu, ngopi bareng di bawah menara Eiffel sambil nunggu jadwal demo berikutnya.
Lalu di mana Pak Raden, si penculik itu dan anak buahnya? Dia sudah tobat. Sekarang buka kedai kopi kekinian yang pegawainya nggaya pol, tapi bikin kopinya nggak becus.
#2 Thriller
Hah? Petualangan Sherina genre-nya thriller? Lho… Kenapa, nggak?
Nah, ceritanya, berkat program asimilasi dari Pak Menteri, Pak Raden dan komplotannya yang dulu menculik Sherina bisa menghirup udara bebas lebih cepat dari yang seharusnya. Namun, dasar penjahat, dikasih bebas lebih cepat bukannya tobat malah merencanakan balas dendam. Balas dendam Pak Raden inilah yang menjadi benang merah cerita di Petualangan Sherina.
Eh, tapi, kalau genre-nya thriller, bingung juga ya di mana ngasih bagian nyanyi-nyanyinya? Masa pas lagi mencekam tiba-tiba ada adegan nyanyi sama nari-nari? Xixixi….
#3 Keluarga
Menjadikan keluarga sebagai genre di film Petualangan Sherina tentu masuk akal mengingat secara hitung-hitungan, umur Sherina dan Sadam sekitar 30 tahun.
Diceritakan, Sherina dan Sadam adalah pasangan suami istri yang belum juga punya anak. Omongan tetangga yang pedesnya melebihi level pedas ayam geprek mana pun membuat Sherina dan Sadam sepakat untuk pindah rumah. Kebetulan, saat itu Sherina melihat ada iklan tentang perumahan yang menawarkan fasilitas mewah, nyaman dengan tidak ada tetangga menyebalkan di sana. Sherina dan Saddam pun tertarik.
Hari-hari pertama di perumahan baru terasa begitu menakjubkan. Dari pagi hingga malam Sherina dan Saddam bisa melakukan apa pun yang mereka suka karena tidak ada tetangga rese di sana. Bahkan tetangga baru mereka memiliki hobi yang sama dengan mereka: nyanyi, nari, lihat bintang, dll. Benar-benar terasa seperti di surga.
Hingga pada akhirnya, mereka bosan. Mereka merindukan tetangga mereka yang menyebalkan itu. Ndilalah, tetangga lama mencari Sherina di perumahan yang baru. Mereka menyesal. Mereka mau minta maaf.
Eh, kok mirip episode SpongeBob? Ah, perasaan kamu saja.
Bagaimanapun cerita Petualangan Sherina 2 nantinya, saya berharap jalan ceritanya tidak membuat kami illfeel. Please, biarkan Petualangan Sherina tetap membekas dalam ingatan sebagai film yang keren. Jangan seperti pendahulunya yang gagal di sekuel keduanya. Yang mana? Itu… yang mau nikah trus gara-gara ketemu mantan jadi ambyar ituuu… Hih.
BACA JUGA Belajar Mencintai Buku kepada Maudy Ayunda, Velove Vexia, dan Sherina Munaf atau artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.