Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

6 Alasan Mobil Terbang Belum Bisa Mengudara Bebas

Arya Luthfi Permadi oleh Arya Luthfi Permadi
15 September 2020
A A
mobil terbang delorean masa depan mojok

mobil terbang delorean masa depan mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika kita menonton film bertema masa depan, mobil terbang menjadi salah satu langganan gambaran mengenai masa depan. Film yang paling terkenal mengenai masa depan, Back to the Future, menggunakan gambaran bahwa di masa depan manusia menggunakan kendaraan terbang. Bukan hanya mobil ikonik DeLorean yang terbang, sampai-sampai papan skate yang dikenal sebagai hoverboard juga ikutan terbang pada tahun 2015 dalam film tersebut.

Memasuki tahun 2020, mobil terbang tampaknya belum menjadi nyata seperti yang kita pikirkan, setidaknya untuk mengudara secara umum layaknya mobil di jalan raya.

Sebenarnya sudah ada beberapa mobil terbang yang diluncurkan seperti Aeromobil, Terrafugia TF-X, PAL-V Liberty, dan teman-temannya. Namun, mobil-mobil tersebut belum digunakan seperti gambaran film masa depan di mana mobil ini telah menggantikan mobil darat sepenuhnya.

Apa yang menyebabkan mobil terbang belum mengudara secara umum sampai saat ini? Berikut alasannya.

Harga yang selangit

Harga mobil terbang yang telah diluncurkan selangit. Harga satu mobilnya bisa mencapai 1,6 juta dolar atau sekitar hampir 24 miliar rupiah. Harga ini bahkan bisa lebih mahal lagi. Kenapa bisa begitu mahal? Karena mobil ini tak hanya bisa digunakan di udara, namun juga bisa digunakan di darat.

Dengan harga setinggi itu, rasanya orang akan tetap menggunakan mobil jalan raya yang memiliki variasi merek, model, dan harga yang jauh di bawah harga mobil terbang.

Repotnya lalu lintas mobil di udara

ATC atau Air Traffic Controller adalah badan yang bertanggung jawab untuk mengatur transportasi udara. Mereka yang mengatur ketinggian, jalur penerbangan, serta mengawasi navigasi penerbangan. Jika mobil terbang sudah sepopuler seperti dalam film, beban kerja ATC bisa lebih berat. ATC bukan hanya harus mengurusi pesawat terbang, melainkan juga pada mobil-mobil terbang jika telah menggantikan mobil jalan raya sepenuhnya. Bayangkan sistem apa yang harus dibuat untuk mengatur para mobil terbang mengingat tidak adanya lampu lalu lintas di udara.

Sifat langit yang sangat luas sangat berbeda dengan jalan raya yang telah ada rute dan rambu-rambu yang jelas. Di langit, ketinggian dan rute bisa “sesuka hati” diambil. Namun tentunya hal tersebut tidak bisa dilakukan. Peran ATC yang memastikan bahwa rute-rute, ketinggian, serta izin-izin lain dilakukan agar transportasi udara aman. Jika nanti ada oknum pengendara yang bandel dan langgar perintah ATC, bisa-bisa terjadi kecelakaan udara!

Baca Juga:

Maaf, Ide Mobil Terbang dan Tiang Listrik Penunjuk Arah di IKN Itu Halu Tingkat Tinggi, yang Masuk Akal Aja lah kalau Punya Mimpi

Lokasi lepas landas dan mendarat

Pesawat terbang punya tempat lepas landas maupun mendarat di bandara-bandara yang ada. Namun, pada mobil terbang, akan ada pertanyaan di mana mereka akan lepas landas dan mendarat. Jika mereka menggunakan jalan raya sebagai tempat lepas landas dan mendarat, lagi-lagi ATC harus memberi izin untuk terbang dan mendarat. Belum lagi misalnya ada yang masih memilih mobil konvensional di jalan raya, makin kacau jalanan nanti. Jika sembarangan terbang dan mendarat, bisa kacau, Ngab.

Repotnya parkiran mobil

Jika ingin ke mal atau ke tempat-tempat keramaian, mobil terbang akan repot untuk parkir. Parkiran biasanya terletak di basemen atau lantai dasar, namun jika nanti mobil ini sudah menjadi transportasi khalayak ramai, bisa-bisa parkiran terletak di rooftop. Sensasi mendarat untuk parkir bisa-bisa seperti mendarat di kapal induk di tengah laut. Belum lagi jika berakhir pekan di mal, parkiran yang ramai menjadi kendala tersendiri. Antrean bisa semakin panjang dan lama karena menunggu mendarat, mencari parkiran, dan lepas landas. Tapi bisa aja parkir di basement juga, Ngab.

Tapi ngapain juga kita beli kalau parkirnya tetep di basemen?

Susahnya transportasi umum

Kalau semua kendaraan sudah beralih menjadi transportasi udara, transportasi umum akan terkena imbas. Bisa-bisa halte bus berada di atas gedung-gedung. Baru bayangin aja udah bingung akutu.

Kelak, jika ada transportasi yang dipesan online, bisa kelabakan mencari alamat karena tidak bisa melihat nomor rumah dan nama jalan. Belum lagi jika jalan di depan rumah tidak bisa dipakai untuk mendarat, wah bisa semakin repot.

SIM yang digunakan

Jika kendaraan jalan raya saja dibeda-bedakan SIM-nya, apalagi mobil terbang. Tentu, SIM-nya juga akan membingungkan. Barangkali SIM-nya harus menggunakan SIM pilot karena secara teknis mereka juga terbang.

Apakah nanti harus mendapat pelatihan dasar mengenai aviasi atau tidak masih akan menjadi misteri. Mereka harus mengerti bagaimana sikap yang harus diambil jika sedang terbang. Mereka harus mematuhi ATC, menentukan koordinat, memperhatikan kecepatan udara, ketinggian, kondisi cuaca, dan lainnya yang tentu sangat berbeda dengan mengendarai mobil di jalan raya. Jika mengurus SIM, wah bisa jadi tesnya bukan hanya mengenai rambu-rambu lalu lintas dan sikap di jalan raya, melainkan juga sikap mengudara dan tes latihan terbang.

Mobil terbang sepertinya masih sulit untuk menggantikan mobil jalan raya sepenuhnya. Dengan kondisi-kondisi yang ada, masih jauh untuk mewujudkan dunia layaknya film-film dengan tema masa depan. Namun, mobil terbang telah ada nyata di dunia. mobilnya bisa mengudara dan mengaspal. Bisa jadi, kelak mobil terbang akan tetap digunakan, bukan sebagai pengganti mobil konvensional, melainkan sebuah alternatif transportasi udara.

Yang jelas, kata-kata “Yen ra sabar, maburo” tak lagi sekadar guyonan.

BACA JUGA Mau Meniru Strategi Bayern Munchen? Tidak Semudah Itu, Marno dan tulisan Arya Luthfi Permadi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

 

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: back to the futuredeloreanmobil terbang
Arya Luthfi Permadi

Arya Luthfi Permadi

Seorang penikmat sepakbola dan game yang sering menganalisis keduanya dikala senggang.

ArtikelTerkait

Maaf, Ide Mobil Terbang dan Tiang Listrik Penunjuk Arah di IKN Itu Halu Tingkat Tinggi, yang Masuk Akal Aja lah kalau Punya Mimpi

Maaf, Ide Mobil Terbang dan Tiang Listrik Penunjuk Arah di IKN Itu Halu Tingkat Tinggi, yang Masuk Akal Aja lah kalau Punya Mimpi

22 Maret 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.