Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

4 Tipe Pembeli di Warung Sembako dari yang Manutan sampai Ngeyelan

M Fadil Viar Mathilda oleh M Fadil Viar Mathilda
7 September 2020
A A
4 Tipe Pembeli di Warung Sembako yang Nano-nano terminal mojok.co

4 Tipe Pembeli di Warung Sembako yang Nano-nano terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai anak dari seorang bapak yang berprofesi sebagai pedagang sembako di pasar, sudah barang tentu saya juga ikut mengalami pahit-getir-asam-garam kehidupan perwarungan duniawi (lha iya, wong di toko kerjaannya mbungkusin gula, mbunder-mbunderi asem kok~). Dan sebagai anak pasar saya semakin hafal keanekaragaman tipe pembeli. 

Ada yang manutan, dan tak sedikit pula yang ngeyelan. Bahkan, ada yang sampai menggunakan metode R2NM alias Rasan-Rasan Neng Mburimu untuk menarik simpati para pedagang agar menurunkan harga.

Sekurang-kurangnya ada empat golongan manusia yang termasuk ke dalam tipe pembeli yang berhasil saya temukan berdasarkan pengalaman pribadi sebagai penjaga warung.

Tipe pembeli #1 Talk less do more

Seperti slogan salah satu produk rokok, golongan pembeli ini cenderung cekatan dan tanpa ba-bi-bu. Hidupnya simpel tanpa ada tekanan. Konsep mereka datang-bayar-tinggalkan. Saya curiga waktu sekolah dulu mereka juga menganut konsep yang sama ketika ujian. Datang-kerjakan-pulang-lupakan. Bahkan, walaupun pedagang mencoba memanipulasi harga mereka mah hooh-hooh aja.

Tipe pembeli #2 Money changer

Tipe pembeli seperti ini yang menguntungkan pedagang. Tetapi pembeli seperti ini juga ada beberapa cabang golongannya. Ada yang memang sukarela menawarkan diri untuk menukarkan uang recehannya pada kita, ada juga yang menukar dengan pamrih. Kadang ada yang minta didiskon, ada yang minta imbalan es teh. Biasanya lumrah terjadi di warteg-warteg terdekat.

Selain itu, ada satu yang kadang ngeselin, yaitu pembeli yang bayar pake uang cepean, padahal cuma beli aqua botol sedang dua biji. Kalau pas di laci kasir sedang tak ada duit, lha ini justru pedagang yang menjadi jasa penukar uang ke warung-warung di sekitarnya. Hilih!

Tipe pembeli #3 Bargainer phase one

Nah, sudah mulai masuk tipe pembeli yang bikin jatuh hati harga.

Biasanya pembeli dalam kategori ini masih menawar dengan etika normal dan frasa-frasa yang template: “Nggak bisa dikurangi harganya?”, “Dua puluh lima ribu? Dua puluh ribu aja deh”, “Tiga puluh ribu? Seratus dapet 4 aja gimana?” Dan berbagai cara menawar lainnya.

Baca Juga:

4 UMKM Klaten yang Berhasil Go Digital, Ada yang Sukses Jualan sampai ke Luar Negeri!

Usaha Toko Sembako di Desa Bikin Boncos. Jam Buka Menyesuaikan Teriakan Tetangga, Saldo ATM Nggak Bertambah pula

Entah kenapa, kalau pembeli tipe ini kelamaan nawar mau tidak mau kita sebagai pedagang setuju saja dengan penawarannya. Dengan pasrah mengorbankan laba, tentunya. Semengtara untuk pedagang dengan keteguhan hati sudah pasti sulit untuk digoyahkan.

Tipe pembeli #2 The ultimate bargainer last boss

Ini yang paling amsyong~

Jenis pembeli yang bak baru keluar gua setelah puluhan tahun. Yang dengan entengnya menjatuhkan harga jual sejatuh-jatuhnya. Dibandingkan dengan tipe penawar sebelumnya, tipe ultimate ini memiliki koleksi frasa yang kaya dengan tingkat kebarbaran di atas normal.

“Sekilo dua puluh ribu? Apanya yang dua puluh ribu? Kemarin aja saya beli di warung sebelah cuma lima ribu kok! Ngawur masnya nih. Masa dua puluh ribu?” 

Ingin rasanya saya timpali, “Kemarinnya ibu mungkin tiga ratus tahun yang lalu kayak Ashabul Kahfi.” Percakapan ini terjadi saat Ramadhan kemarin, waktu seorang ibu-ibu hendak membeli kolang-kaling di warung bapak saya.

Tidak hanya itu, pembeli tipe ultimate ini juga memiliki kemampuan menghilang di tengah keramaian saat menghadapi penolakan dari pedagang dengan dalih “Sebentar, mau ngecek belanjaan dulu.” Lalu seketika menghilang diterpa angin.

Di antara banyaknya kemampuan tipe ultimate ini, yang paling dahsyat adalah keahlian takar-menakarnya, apalagi dalam urusan barang-barang kiloan.

Saat menakar kolang-kaling, misalkan. Ketika kita sudah yakin takaran kita sudah pas, sang ultimate ini dengan lantangnya berkata, “Kurang itu, mas! Belum satu kilo!” sambil nyomot lalu menambahkan kolang-kaling ke timbangan, yang mana takarannya menjadi lebih dua setengah ons.

Seketika saya teringat dengan kata-kata Julius Caesar, Veni, Vidi, Vici. Saya datang, saya melihat, saya menang. Jika sang ultimate ini adalah prajurit, maka ia pasti cepat naik pangkat menjadi panglima gara-gara kegigihannya menaklukkan prinsip orang lain. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada pepatah “pembeli adalah raja”, tipe pembeli ultimate ini saya rasa lebih cocok disebut dengan gelar diktator.

Tentu, analisis ini berdasarkan pengalaman saya selama menjabat sebagai anak nongkrong warung sembako. Jika ada tambahan tipe-tipe pembeli lainnya, itu menunjukkan keanekaragaman budaya bangsa Indonesia dengan segala sifat dan tabiat orang-orangnya. Jika ada pedagang yang memiliki pengalaman sama, kita berulang!

BACA JUGA Review Film Her, Isu Posthuman yang Menyentil dalam Seni Perfilman Dunia dan artikel Terminal Mojok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 September 2020 oleh

Tags: umkmwarung sembako
M Fadil Viar Mathilda

M Fadil Viar Mathilda

Mahasiswa Sunda yang merantau ke Jawa, lama-lama jadi fasih bahasa Jawa ketimbang Bahasa Sunda.

ArtikelTerkait

Sejarah Singkat Kemunculan Sate Rembiga yang Fenomenal Terminal Mojok

Sejarah Singkat Kemunculan Sate Rembiga, Sate Khas Lombok yang Fenomenal

6 April 2022
Sate Karak, Kuliner Klasik Surabaya yang Sudah Jarang Diingat Terminal Mojok.co

Sate Karak, Kuliner Klasik Surabaya yang Sudah Jarang Diingat

7 April 2022
Tajin Palappa: Bubur Bumbu Kacang Menu Sarapan Khas Situbondo

Tajin Palappa: Bubur Bumbu Kacang Menu Sarapan Khas Situbondo

8 April 2022
Sempat Tersusul, Tokopedia Kembali Jadi Marketplace No. 1, Kok Bisa_ terminal mojok

Sempat Tersusul, Tokopedia Kembali Jadi Marketplace No. 1, Kok Bisa?

12 September 2021
Saya Baru Pernah Belanja Online dan Tidak Malu untuk Mulai Memahaminya mojok.co/terminal Praktik Cross-border Bisa Hancurkan UMKM Lokal, Kenapa Terus Dibiarkan? terminal mojok.co

Praktik Cross-border Bisa Hancurkan UMKM Lokal, Kenapa Terus Dibiarkan?

10 Oktober 2021

McD x BTS Adalah Tamparan bagi Kampanye Pemerintah yang Hobi Nampang di Baliho dan UMKM

10 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.