Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Puncak Kenikmatan Bersantap itu Bernama Teh Tubruk Hangat

M. Dzulfikri Firdaus oleh M. Dzulfikri Firdaus
15 Juli 2019
A A
teh tubruk

teh tubruk

Share on FacebookShare on Twitter

Slogan legendaris dari sebuah produk minuman teh kemasan yang tak kalah legendaris—berbunyi ‘apapun makanannya, minumnya teh botol *piiip*‘—sama sekali tidak berlaku. Setidaknya untuk diri saya sendiri.

Saya akan bercerita tentang teh tawar yang sampai saat ini belum ada minuman apapun—selain air putih tentunya—yang mampu menandingi nikmat duniawi yang dihasilkan olehnya. Hampir semua sajian kuliner khas nusantara—dari yang berkuah bening, berkuah santan, tumis, pepes, goreng, bakar, pedas, manis, asam, dan masih banyak ragam kuliner nusantara lainnya sudah pasti cocok untuk diakhiri dengan segelas teh tawar hangat.

Saya lahir dan besar di tanah Sunda, di mana rata-rata penjual makanan—dari level gerobak kaki lima hingga rumah makan—mereka menyediakan teh tawar secara cuma-cuma. Sudah semacam peraturan tidak tertulis kalau teh tawar adalah template minuman untuk para pembeli. Nah kalau mau minum yang lain-lain? Ya tinggal pesan dan bayar lagi. heuheu

Budaya demikian akhirnya membentuk kebiasaan dan kemudian memengaruhi selera saya juga. Kondisi ini bisa dibilang berbeda dibanding apa yang terjadi di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur—di sana template minumannya adalah teh manis. Begitu setidaknya yang pernah saya alami dan tolong dikoreksi kalau ini keliru.

Aksesibilitas teh tawar ini terbilang sangat mudah—semudah anda menemukan air mineral di warung, semudah anda ngeteng udud Djarum Super. Di manapun juga pasti nemu. Bagi saya terutama kalau makan di luar rumah, apapun makanannya—ya teh tawar hangat juaranya. Agenda bersantap belum paripurna rasanya kalau tidak dipungkas oleh segelas teh tawar hangat. Apalagi kalau jenisnya teh tubruk—biarpun ampas daun dan batang tehnya nyangkut di gigi atau malah ikut kebawa masuk sampe ke saluran pencernaan, sama sekali bukan sebuah masalah, malah disitu letak nilai ‘seni’-nya.

Kalaupun memesan minuman lain seperti es jeruk, es campur, susu soda, dan lain-lain. Tetap saja harus hadir segelas teh tawar. Rasanya seperti ada yang ganjil tanpa kehadirannya.

Teh tawar hangat sempurna menurut lidah dan tenggorokan saya adalah jenis teh tubruk dengan cita rasa sepet dan aroma yang kuat. Apalagi yang dicampur melati, jauh lebih nendang dari teh celup. Tapi kenikmatan belum berhenti di sana—lebih nikmat kalau menuang sendiri teh dari tekonya, jadi kalau kurang tinggal tambah lagi, seruput lagi sepuasnya, sekembungnya. Tanpa khawatir diminta bayar lagi.

Kalau ada anggapan air putih kalah pamor oleh es teh manis—teh tawar adalah yang pamornya paling anjlok, lebih dianaktirikan dibanding minuman tersebut. Berapa kali anda melihat rekan, keluarga, atau anda sendiri sengaja memesan teh tawar ketimbang es teh manis, es jeruk, es kelapa, dan lain-lain. Saya pastikan itu momen yang langka, kecuali anda mengidap diabetes atau sedang mencret-mencret, teh tawar adalah pilihan realistis pada kondisi demikian.

Baca Juga:

Demi Pacar, Saya Rela Menyukai Minuman Matcha yang Selama Ini Dibenci karena Rasanya Mirip Rumput

Urutan Teh Kemasan Indomaret dengan Kandungan Gula Terendah hingga Tertinggi. Harus Bijak Dikonsumsi!

Mengapa saya lebih suka minum teh tawar dibanding minuman lain untuk membilas makanan? Bukan, bukan karena saya tak mampu untuk pesan yang lain. Tapi teh tawar lebih dari sekedar untuk membantu mendorong makanan turun ke kerongkongan, ia sangat ampuh menetralisir rasa yang kuat makanan, dan masih meninggalkan aftertaste khas. Percayalah, nikmatnya tiada terganti.

Kalau tidak sedang berada di luar rumah, saya terkadang menyeduh sendiri teh tubruk, untuk menemani begadang, sekedar menghangatkan perut sambil menyesap harum aroma melati dalam campuran pucuk daun teh kering. Ketimbang bikin Indomie rebus pake telor.

Biasanya saya pakai Teh Cap Botol kemasan kertas warna hijau, ini merupakan salah satu favorit saya di kelas teh tubruk. Meskipun pada jaman now, harus diakui peredaran teh tubruk ini tidak begitu luas selain di pasar tradisional.

Sensasi tak terganti proses menikmatinya dari menyobek kertas pembungkus, menakar daun teh menggunakan sendok, menyeduhnya dengan air mendidih, kemudian mengaduknya, lantas menunggu serpihan daun teh yang mengambang saat diseduh hingga tenggelam. Ini benar-benar nilai yang sulit dipahami coffee snob pecinta kopi.

Oh iya, jangan lupa manfaat kesehatan yang bisa didapat selain sehat di dompet, minum teh tawar juga bermanfaat untuk memulihkan stres, menghambat pembentukan kolestrol, mengendalikan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung, memperlambat penuaan sekaligus mencegah kanker berkat kandungan zat antioksidan. Dan manfaat lain yang tak perlu saya jelaskan lebih jauh, karena ini bukan artikel bertema kesehatan.

Jadi, masih ada yang lebih baik dari teh tawar hangat? Yang lebih mahal, banyak! eh

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: teh hangatteh hijauteh kotakteh tarikteh tubruk
M. Dzulfikri Firdaus

M. Dzulfikri Firdaus

Mahasiswa Manajemen Produksi Media Fikom Unpad, yang sangat ingin menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana refreshing bukan profesi utama.

ArtikelTerkait

Surat Terbuka untuk Orang yang Nggak Suka Matcha: Enak Begini kok Nggak Suka?

Surat Terbuka untuk Orang yang Nggak Suka Matcha: Enak Begini kok Nggak Suka?

29 September 2023
Urutan Teh Kemasan Indomaret dengan Kandungan Gula Terendah hingga Tertinggi. Harus Bijak Dikonsumsi!

Urutan Teh Kemasan Indomaret dengan Kandungan Gula Terendah hingga Tertinggi. Harus Bijak Dikonsumsi!

9 Februari 2024
Rasa Minuman Matcha seperti Rumput dan Saya Terpaksa Menyukainya Selama Bertahun-tahun demi Pacar Mojok.co

Demi Pacar, Saya Rela Menyukai Minuman Matcha yang Selama Ini Dibenci karena Rasanya Mirip Rumput

4 Agustus 2025
Resep Teh Ginastel, Teh Racikan Wong Solo yang Ngangenin

Resep Teh Ginastel, Teh Racikan Wong Solo yang Ngangenin

13 Januari 2024
9 Teh Kemasan yang Dijual di Indomaret dengan Kandungan Gula Terendah hingga Tertinggi Terminal Mojok

9 Teh Kemasan yang Dijual di Indomaret dengan Kandungan Gula Terendah hingga Tertinggi

27 September 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Indomaret Tidak Bunuh UMKM, tapi Parkir Liar dan Pungli (Pixabay)

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

6 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.