Alasan lumrah orang bertanya ya pasti karena mereka ingin tahu karena tidak tahu akan suatu hal atau sesuatu yang lain. Saya pun kebanyakan begitu, bertanya ketika ada suatu pertanyaan yang belum sempat saya mengerti dan ketahui yang masih berkecamuk dalam kepala. Namun kadang, saya juga sering bertanya padahal sudah tahu jawabannya.
Berdasarkan KBBI, bertanya mempunyai arti, meminta keterangan (penjelasan dan sebagainya); meminta supaya diberi tahu (tentang sesuatu): kalau tidak tahu, Anda sebaiknya ~“
Sesuai pengertian dari KBBI tadi, orang bertanya karena ingin meminta keterangan atau penjelasan. Seperti penjelasan mengapa hubungan ini masih digantung sampai sekarang, misalnya. Penjelasan mengapa orang kalau makan bakso di warung bakso harus selalu ditemani dengan teh tawar. Atau penjelasan-penjelasan lainnya agar menjadi tahu, bukan tempe.
Namun, pernah nggak sih kalian bertanya ke seseorang, meski sebenarnya kita tuh udah tahu apa jawabannya. Seperti nanya abis hari Sabtu tuh hari Minggu bukan, sih? Atau 2 x 2 itu jawabannya 4 kan, ya? Ya sederhananya begitu. Kita sebenarnya udah tahu jawabannya, tapi untuk lebih memastikan, kita pun bertanya pada orang lain dengan harapan jawaban yang sama. Supaya makin pakem.
Nah berdasarkan analisa saya yang begitu rumit dan juga pengalaman, ada beberapa alasan mengapa orang-orang masih kekeuh bertanya ketika mereka sudah tahu jawabannya. Kira-kira analisa dan tebakan saya seperti ini,
Satu: Ingin Memastikan bahwa Jawaban Kita Itu Benar
Bertanya mengenai sesuatu yang sudah kita tahu jawabannya tapi kita belum sepenuhnya yakin akan jawaban itu. Biasanya bertanya pada teman terdekat atau orang di sekitar adalah salah satu jurus jitu.
“Eh, Bro, besok libur kuliah kan, ya?”
“Lah kan barusan Pak Suseno udah bilang Bro di kelas kalau besok tuh libur, kenapa nanya lagi dah!”
“Oh syukur deh kalau gitu. Enggak, takutnya gue tadi salah denger, Bro hehehe. Soalnya gue dengernya jangan lupa bersyukur.”
“Hilihhh sa ae lu, makannya sering-sering periksa ke THT, Bro!”
Kalian pernah dong kaya gitu? Ingin memastikan bahwa apa yang kita denger tuh emang betul-betul nyata, meskipun kita udah denger dengan jelas. Biasanya untuk hal ini kita pasti tanya balik ke temen, sih.
Dua: Caper
Ini nih yang paling sering terjadi. Bertanya hanya untuk ajang caper atau cari perhatian aja ke seseorang. Kita tahu betul jawaban atas pertanyaannya, tapi ya untuk mencari perhatian seseorang, jadilah kita seperti orang yang gak tahu apa-apa.
Misalnya kita nanya ke dosen, eh tapi kita sendiri yang jawab pertanyaannya. Kan pasti menimbulkan kecurigaan temen-temen kelas, deh. Ni anak caper amat dah! Dia yang nanya, dia sendiri yang jawab. Sok pinter anjir!
Tiga: Ada Maunya
Siapa nih yang sering bertanya karena ada maunya aja? Maksudnya, ya kalian nanya ke seseorang, tapi kalian mengharapkan sesuatu dari jawaban itu meski kalian udah tahu jawabannya. Gimana, gimana? Emang ribet sih kayak panitia.
Misalnya gini,
“Eh. Salma, kamu udah makan belum?”
“Eh Aryo, belum nih, hehehe.”
“Oh belum ya, hehehe. Sama, aku juga belum, nih. Mau makan nggak di kantin FIB?”
“Hmmm boleh-boleh.”
“Tapi…”
“Tapi apa?”
“Tapi kamu yang bayarin ya, hehehe.”
Yaelah, nggak modal.
Empat: Iseng-iseng Aja Buat Cari Topik Pembicaraan
*sore hari di rumah makan Padang
“Selamat sore, Mbak, sendirian aja, nih?”
“Nggak kok, Mas. Di sini saya sama malaikat pencatat amal, sama semut yang ada di depan saya, terus sama orang-orang yang ada di sekitar sini, kenapa mas? Pasti mau nawarin produk ya?”
“Hehehe nggak, Mbak. Saya cuma keseleo aja.”
Hilihhh, ini mah udah pasti modus nih. Udah tahu sendiri, malah ditanya. Daripada nanya begitu, mending langsung pesenin makanan deh ke dia yang lagi sendirian. Siapa tahu doi langsung melting.
Lima: Bener-bener Nggak Tahu Jawabannya
Tidak semua orang punya daya ingat dan pengetahuan yang sama dengan yang lainnya. Ketika ada yang bertanya dan menurut kita hal tersebut tidak perlu ditanyakan lagi, sebaiknya kita jangan suuzan dulu bro. Bisa aja kalau lawan bicara kita itu memang belum tahu jawabannya.
Kaya gini misalnya,
“Eh, Bro, gue tuh sebenernya punya utang nggak sih ke elu?”
“Halah sok-sokan lupa lu, utang aja lupa, kalau makan-makan mah kaga lupa!”
“Eh seriusan, gue bener-bener lupa. Kemarin malam kepala gue kejedot pintu, jadinya gue agak semi-amnesia ni, Bro!”
“Iya, elu punya utang ke gue 10 juta, Bro.”
“Buset dah bohong banget, Lu! Nyesel gue nanya anjir!”
Waduh kalau begitu kita malah kena tipu deh. Eh tapi, jangan lupa ya sama hutang sendiri. Jangan sampai ditagih di akhirat, kan seremmm.
Intinya, kalau mau bertanya tuh jangan langsung main bertanya aja, cari tahu dulu sampai benar-benar nggak bisa jawab. Siapa tahu sudah ada jawabannya di mbah Google. Zaman sekarang kan zaman serba canggih. Asal jangan nanya jodoh ke mbah Google aja, wqwqwq.
BACA JUGA Kuliah Online Bikin Mahasiswa Jadi Banyak Pengeluaran (Sekaligus Keenakan) atau tulisan Erfransdo lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.