Jogja sudah pasti padat wisatawan di saat seperti ini, jadi berlibur ke Posong Temanggung rasanya jadi alternatif yang tepat.
Libur panjang selalu membawa kabar yang sama dari Jogja: penuh. Bukan penuh makna, tapi penuh manusia. Jalanan macet, tempat wisata sesak, dan kata “healing” makin terdengar seperti candaan yang diulang terlalu sering. Datang dengan niat istirahat, pulang dengan kepala tambah berat.
Libur Nataru tahun ini pun tak jauh berbeda. Jogja kembali dipromosikan sebagai tujuan wajib, seolah tak ada alternatif lain selain berdesakan sambil berpura-pura bahagia. Padahal liburan seharusnya memberi jarak, bukan justru menghilangkannya.
Maka, pilihan paling masuk akal adalah bergeser ke destinasi yang lain. Tak perlu jauh-jauh, cukup keluar sedikit dari kerumunan. Ke Jawa Tengah, tepatnya Temanggung. Di Temanggung ada Posong, sebuah kawasan wisata di lereng Gunung Sindoro yang tak terlalu sibuk menjual dirinya sendiri.
Menuju Posong memang bukan perkara yang mudah. Jalannya menanjak, berkelok, dan di beberapa titik cukup bikin mikir ulang. Tapi tenang, jika tak berani menggunakan kendaraan pribadi, di sana ada ojek yang akan membantu mengantar sampai tujuan. Justru itu yang membuat Posong terasa layak didatangi. Ia tak ramah bagi yang malas usaha.
Begitu sampai di atas, rasanya seperti diberi jeda. Udara dingin, pemandangan terbuka, dan gunung yang berdiri tanpa merasa perlu menghibur siapa pun. Posong Temanggung tak berisik. Ia tidak memaksa pengunjung untuk senang. Ia hanya ada.
Sindoro dan Sumbing, pemandangan yang nggak minta diviralkan
Posong Temanggung menyuguhkan Gunung Sindoro dan Sumbing dengan cara yang sederhana. Tidak ada ornamen berlebihan, tidak ada narasi heroik. Gunungnya berdiri di sana, apa adanya. Kalau cuaca cerah, kamu beruntung. Kalau berkabut, ya terima saja. Alam di Posong tidak tunduk pada jadwal liburan manusia.
Akan tetapi di situlah letak nikmatnya. Tidak semua tempat harus selalu instagramable. Kadang, melihat gunung tanpa harus memotret pun sudah cukup menenangkan.
Banyak spot foto di Posong Temanggung, tapi tidak semua bisa instan
Buat yang tetap ingin mengabadikan momen, Posong menyediakan banyak spot foto dengan latar pegunungan langsung. Saat cuaca cerah, hasilnya memang memuaskan. Tapi jangan berharap semuanya berjalan cepat. Di jam tertentu, antrean tetap ada. Liburan tetap butuh sabar, meski sudah menghindari Jogja.
Untungnya, pengelola tidak ikut-ikutan menyebalkan. Ada penyewaan tripod bagi yang datang sendirian ke Posong Temanggung. Beberapa petugas bahkan dengan santai menawarkan bantuan memotret tanpa meminta bayaran. Hal kecil, tapi terasa langka di tengah wisata yang sering terlalu transaksional.
Fasilitas yang tidak sok mewah, tapi cukup manusiawi
Posong Temanggung tidak menawarkan fasilitas berlebihan. Tapi justru itu kelebihannya. Kawasannya bersih, tertata, dan tidak terasa dipaksakan. Gazebo dan tikar disediakan gratis untuk pengunjung yang ingin duduk lama tanpa harus merasa bersalah karena tidak belanja.
Toiletnya bersih, sebuah detail yang sering dianggap remeh, tetapi menentukan suasana hati. Ada warung kecil dengan kopi Temanggung yang rasanya sederhana. Minum kopi hangat di udara dingin sambil diam, tanpa obrolan penting, kadang jauh lebih menyembuhkan daripada itinerary yang padat.
Posong bukan tempat untuk semua orang. Ia bukan destinasi bagi yang mencari hiburan nonstop atau keramaian. Tapi bagi kalian yang lelah dengan wisata yang terlalu sibuk menjual kebahagiaan, Posong menawarkan hal lain: ruang.
Datanglah ke sini saat pagi hari, sebelum kabut terlalu tebal dan sebelum tempat ini ikut ramai. Pakai jaket, siapkan waktu, dan jangan berharap segalanya sempurna. Karena di Posong Temanggung, yang ditawarkan bukan janji liburan ideal, melainkan kesempatan untuk menepi sebentar saja dari dunia yang terlalu ribut.
Penulis: Nur Anisa Budi Utami
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Pengalaman Motoran Jogja-Posong Temanggung: Akses Jalan Bikin Nyerah, tapi Pemandangan Bikin Betah.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















