Layanan Bimbingan Konseling (BK) masih kurang maksimal di banyak sekolah. Ruang BK atau guru BK selama ini dilekatkan dengan siswa nakal atau siswa bermasalah. Itu mengapa, berurusan dengan ruang BK atau guru BK bak momok yang dihindari siswa.
Stigma ini tidak pernah dibongkar sehingga layanan BK lama-lama dipandang sebelah mata. Padahal, bimbingan konseling seharusnya tidak hanya berurusan dengan anak-anak nakal. Hakikat layanan BK jauh lebih luas dan bermakna. BK memiliki peran penting dalam membantu siswa berkembang secara optimal baik dari segi akademik, pribadi, sosial, maupun karir.
Bukan hukuman, layanan BK harapannya bisa membimbing siswa agar mampu mengenal diri dan menghadapi tantangan hidup secara sehat dan positif. Itu mengapa stigma BK perlu dibongkar besar-besaran agar manfaat bimbingan konseling bisa dirasakan secara maksimal.
Tujuan bimbingan konseling
Menurut Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), bimbingan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai perkembangan diri secara menyeluruh. Maksud menyeluruh di sini tidak hanya dari segi akademis, tapi juga aspek pribadi, sosial, dan karier ke depan.
Berdasarkan Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling yang diterbitkan Kemendikbudristek, guru BK berperan sebagai fasilitator dan konselor bagi semua siswa. Jadi jelas ya guru BK bukan untuk siswa yang memiliki masalah saja.
Sayangnya, masih banyak siswa yang enggan datang ke ruang BK karena takut dicap sebagai siswa yang bermasalah. Ini menunjukkan rendahnya pemahaman tentang fungsi BK sebagai layanan pengembangan potensi dan pencegahan masalah, bukan hanya penanganan pelanggaran.
Warga sekolah perlu paham
Oleh karena itu, penting bagi seluruh warga sekolah mengubah pandangan negatif atau kesalahpahaman terhadap BK. Layanan ini harus dipandang sebagai tempat yang ramah dan terbuka bagi siapa saja yang ingin berkembang. Siswa sebaiknya memanfaatkan layanan BK untuk mengenal potensi diri, belajar mengelola emosi, dan merencanakan masa depan.
Dengan begitu, BK akan menjadi mitra penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan inklusif. Tidak lupa, sekolah yang berorientasi pada kesejahteraan psikologis peserta didik. Mari ubah cara pandang kita bahwa BK bukan sekedar tempat pemanggilan siswa bermasalah, tetapi ruang tumbuh bagi semua.
Sangat bermanfaat bukan layanan bimbingan konseling? Alasan inilah yang bikin saya tertarik jadi mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling. Dan, saya berharap manfaat ini segera disadari oleh semakin banyak orang.
Jadi, kalian yang masih duduk di bangku sekolah, jangan ragu pergi ke ruang BK ya.
Penulis: Hamas Rohmaji
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
















