Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Dwifungsi Trotoar di Jatinangor, Kadang Jadi Tempat Pejalan Kaki, Seringnya buat Pedagang Berjualan

Sintia Nur Azizah oleh Sintia Nur Azizah
28 Oktober 2025
A A
Jatinangor, Kecamatan Paling Maju dan Jadi Tempat Pensiun Ideal di Kabupaten Sumedang

Jatinangor, Kecamatan Paling Maju dan Jadi Tempat Pensiun Ideal di Kabupaten Sumedang (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Tinggal di Jatinangor membuat saya lebih dekat dengan Tuhan. Bagaimana tidak, kota ini unik sekali dan membawa nilai-nilai baru dalam hidup saya. Sebelum pindah ke Jatinangor, saya berpikir bahwa kegiatan jalan kaki adalah kegiatan yang menyehatkan. Setahun saya tinggal di sini, saya hampir terserempet lebih dari dua kali. Hal yang tak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya, bahwa jalan kaki adalah kegiatan yang berbahaya.

Suatu kali, saya berniat membeli makan malam karena asam lambung naik. Tapi yang terjadi setelahnya, bukan hanya asam lambung yang naik, darah juga ikut naik. Sebuah motor hampir menyerempet saya yang sedang jalan kaki dengan acuh tak acuh. Rasa-rasanya jantung mau copot. Hal itu terjadi karena pada saat itu saya berjalan sedikit naik ke jalan raya, lantaran trotoar bertransformasi menjadi lahan parkir dan pedagang kaki lima. Pemandangan motor, mobil, PKL yang mangkal di trotoar sudah jadi hal yang umum dilihat di Jatinangor.

Trotoar di Jatinangor kini tak hanya sebagai ruang yang aman bagi pejalan kaki, tetapi juga menjadi lahan gratis untuk pengusaha dan pengendara. Warga dengan kreativitasnya, dapat membuat trotoar dwifungsi. Lantas saya berpikir, kenapa hal ini dapat terjadi? Kenapa ruang yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki di Jatinangor diambil haknya.

Jatinangor, kawasan pendidikan tinggi yang padat penduduk

Mari kita berkenalan dengan si kecil Jatinangor. Kecamatan kecil di perbatasan Sumedang-Bandung yang menjadi kawasan pendidikan tinggi berdasarkan Perda Gubernur. Meskipun kecil, tetapi Jatinangor menampung kampus-kampus besar, yaitu ITB, Unpad, Ikopin, dan IPDN. Empat kampus besar yang menyumbang banyak penduduk dengan kebanyakan mahasiswa. Bila setengah dari jumlah mahasiswa aktif Unpad tinggal di Jatinangor, maka Unpad akan menyumbang sekitar dua puluh ribu penduduk.

Tak hanya itu, ITB yang mengharuskan mahasiswa tingkat satu untuk belajar di kampus Jatinangor juga menyumbang sekitar tujuh ribu penduduk. Tapi, hanya sekitar lima desa yang padat penduduk karena jarak yang dekat dengan empat kampus tersebut. Desa-desa tersebut adalah Hegarmanah, Ciseke, Cikeruh, Sayang, dan Cibeusi.

Setiap langkah di Jatinangor kita akan menemukan manusia yang berlalu lalang. Setiap detiknya trotoar memiliki penggunanya, mahasiswalah penglarisnya. Tetapi, tak ada jalan yang mulus untuk dilalui, setiap jalan pasti memiliki rintangan. Namun, sayangnya trotoar di Jatinangor terlalu banyak rintangannya.

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap hak pejalan kaki

Bayangkan, setiap pagi saat akan berangkat kuliah, kamu akan dihadapkan dengan berbagai hal yang membuat mood jelek. Teriknya matahari yang menyengat, polusi kendaraan-kendaraan berat yang lalu lalang dan kamu menambah masalah dengan berjalan kaki yang membahayakan nyawa. Banyaknya kendaraan parkir dan PKL mangkal di trotoar membuat kaum pejalan kaki yang termarjinalisasi harus turun ke jalan raya demi sampai di kampus tercinta.

Ironisnya, kami mahasiswa dengan dompet tipis tidak punya pilihan lain selain berjalan kaki, meskipun infrastruktur tidak memadai.

Baca Juga:

Trotoar Jatinangor Bukan Tempat Jalan Kaki, tapi Tempat Uji Kekebalan Tubuh dan Memperpendek Usia

Panduan Memilih Angkutan Umum di Jatinangor bagi Calon Mahasiswa Baru, Beda Warna Beda Tujuan!

Kondisi trotoar di Jatinangor sungguh memprihatinkan, khususnya bagi pengguna trotoar seperti saya. Setiap hari para pejalan kaki di Jatinangor bergelut dengan banyak hal, seperti kondisi trotoar yang rusak, fungsi trotoar yang beralih menjadi lahan parkir usaha makanan atau jasa travel yang mangkal karena tidak memiliki terminalnya sendiri, atau bergelut dengan pedagang kaki lima yang mengambil hak kita sebagai pejalan kaki. Berjalan di Jatinangor seperti bermain Roblox dengan map Gunung Lembayana, belok dikit, wassalam kamu ada di dunia lain, entah diserempet atau ditabrak kendaraan lain.

Masyarakat harus memiliki kesadaran bahwa trotoar adalah hak pejalan kaki, bukan hak bersama. Sepertinya, kebanyakan masyarakat Indonesia merupakan penyuka desain maximalist, ada ruang kosong sedikit diisi dan dimanfaatkan untuk kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan aspek lain. Saya pikir, harusnya pemilik bisnis dan pengguna kendaraan lebih perhatian terhadap hak-hak pejalan kaki. Toh, jalan tidak pernah milik mereka saja.

Perhatian Pemerintah yang dibutuhkan

Sejatinya, pejalan kaki memiliki hak untuk mendapatkan ruang yang aman dan nyaman untuk berjalan. Kawasan pendidikan dan penduduk yang padat cukup bagi pemerintah untuk memperhatikan infrastruktur mobilisasi warganya. Pemerintah perlu menyediakan lahan parkir resmi dan tempat usaha yang layak bagi pedagang kaki lima. Trotoar juga harus ditata ulang agar memiliki batas yang jelas untuk pejalan kaki, untuk pedagang kaki lima, dan untuk lahan parkir.

Akan tetapi yang paling penting, masyarakat juga harus memiliki kesadaran bahwa trotoar adalah hak bersama. Andai semua pihak bisa bekerja sama, trotoar bisa kembali dipakai sesuai fungsinya, yaitu sebagai tempat yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki.

Penulis: Sintia Nur Azizah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jatinangor, Disukai Sekaligus Dibenci Mahasiswa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Oktober 2025 oleh

Tags: ITB Jatinangorjatinangorjatinangor pusat pendidikantrotoar jatinangor
Sintia Nur Azizah

Sintia Nur Azizah

Pencinta kucing.

ArtikelTerkait

Jatinangor, Kecamatan Paling Maju dan Jadi Tempat Pensiun Ideal di Kabupaten Sumedang

Jatinangor, Kecamatan Paling Maju dan Jadi Tempat Pensiun Ideal di Kabupaten Sumedang

21 April 2024
Panduan Mencari Kos di Jatinangor bagi Mahasiswa Baru Unpad yang Sebentar Lagi Mengikuti Kegiatan Prabu

Panduan Mencari Kos di Jatinangor bagi Mahasiswa Baru Unpad yang Sebentar Lagi Mengikuti Kegiatan Prabu

21 Juli 2024
Pemindahan Unpad ke Jatinangor Katanya Terinspirasi dari Kota Akademik Tsukuba di Jepang. Tapi kok Gini, ya?

Pemindahan Unpad ke Jatinangor Katanya Terinspirasi dari Kota Akademik Tsukuba di Jepang. Tapi kok Gini, ya?

5 Agustus 2023
Tips Cari Kos bagi Mahasiswa Baru Unpad Jatinangor (Unsplash.com)

Tips Cari Kos bagi Mahasiswa Baru Unpad Jatinangor

25 Juni 2022
Kasta Ayam Goreng Tepung di Jogja, Olive Chicken Masih Merajai Mojok.co

Kasta Ayam Goreng Tepung di Jogja, Olive Chicken Masih Merajai

6 September 2024
Jatinangor, Disukai Sekaligus Dibenci Mahasiswa

Jatinangor, Disukai Sekaligus Dibenci Mahasiswa

5 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.