Ponsel yang fleksibel untuk kebutuhan sehari-hari, adalah tipe ponsel yang saya cari. Dari awal mulai menggunakan android dari 2013, itu saat saya SMA sampai saat ini belum pernah saya berganti ke untuk coba ke iPhone. Awal-awal dulu, jelas saya pernah kepincut mau beli iPhone. Tapi, melihat rutinitas kerjaan saya sendiri kayaknya pakai iPhone akan kurang cocok. Dan Samsung, adalah jawaban dari segala keresahan saya.
Dari banyaknya tipe android yang ada, dari 2013, saya masih jadi pengguna Samsung hingga saat ini. Biar banyak yang menggoda untuk coba ke merek lain, entah kenapa nggak bikin saya tertarik. Samsung tetap jadi kasta tertinggi ponsel android. Walaupun sepanjang 13 tahun sebagai pengguna Samsung, banyak suka duka yang saya alami. Kadang bikin sebal, tapi tetap nggak mau ganti ke merek lain. Mungkin ini yang dinamakan love and hate relationship.
Tahan banting biar terbanting berulang kali
Yang paling saya suka dari Samsung adalah ketahanannya. Bagi saya, ini adalah ponsel paling tahan banting . Apalagi untuk tipe tangan saya yang hobi jatuhin ponsel sampai berkali-kali. Kadang sampai layar retak, tapi tidak sampai rusak ke bagian dalam. Kecuali saat retak tiba-tiba kena tindas sesuatu yang berat, barulah mulai bermasalah LCD-nya.
Dalam sekali beli ponsel Samsung, paling cepat saya baru ganti lagi karena masalah rusak itu setidaknya dua tahun. Selebihnya, malah lebih lama dari itu. Dan saya sendiri tipe yang tidak akan ganti ponsel sebelum benar-benar rusak. Kalau digunakan dengan baik, sistemnya juga bakal awet enak dipakai. Nggak gampang error lah pokoknya.
Battery health juga masih bisa dikatakan baik setidaknya sekitar satu sampai dua tahun pemakaian, malah bisa lebih kalau penggunanya tipe yang pinter ngerawat HP. Ini yang bikin saya nggak bisa lepas dari Samsung. Tapi, akhir-akhir ini banyak yang bilang, beberapa seri keluaran terbaru Samsung ada yang mudah rusak dan nggak setahan banting sebelumnya.
Tipe cerah kamera Samsung yang pas
Kita jangan bicara seri Samsung Ultra yang bisa ngezoom sampai ke pori-pori bulan itu. Kamera Samsung yang lain pun menurut saya sudah cukup bagus dan nggak kalah dari iPhone. Jika dibanding kamera merek android lainnya, saya paling suka kamera dari Samsung. Hasil cerahnya pas tidak berlebihan. Karena ada merek android lain yang saya lihat kameranya seperti mengeluarkan warna cerah yang jauh lebih cerah. Ini emang preferensi ya, kalau saya sih justru nggak suka.
Hasil kamera Samsung, masih terasa natural dengan kecerahan yang cukup tajam juga. Ketajamannya juga pas nggak berlebihan. Jadi foto pun hasilnya bening, cerah, bagus. Tinggal kasih filter sendiri saja menyesuaikan selera.
Memori Samsung yang loyo nggak sekuat lainnya
Kita mulai masuk ke bagian dukanya. Jujur, poin ini adalah poin yang saya tidak suka pada ponsel Samsung. Semua bilang, RAM Samsung biasanya nggak akan terlalu besar kecuali beli yang bagus sekalian. Maksudnya, kamu mengeluarkan uang 4 Juta untuk beli Samsung dengan RAM kecil, padahal di merek lain dengan harga segitu kamu bisa dapet spek RAM yang lebih bagus. Biasanya untuk ngincar RAM besar, kadang nggak akan cari Samsung, kecuali punya budget yang lebih besar.
Cuma, setidak sukanya saya dengan kekurangan ini masih bisa saya maafkan. Karena, paling penuhnya setelah berapa lama penggunaan dan kapasitasnya memang sudah benar-benar penuh. Itu pun bisa diakali dengan tinggal bersih-bersih ponsel saja, biar pun jadi agak repot ya. Paling, setelah sekian lama penggunaan baru mulai terasa, makin lemotnya, ada errornya karena kapasitas penuh. Ini pun setelah waktu yang lama ya. Karena, ada merek yang saya tau baru sebentar dipakai semuanya sudah penuh, sudah dihapus semua juga masih penuh. Jadi, kayak tipu-tipu.
Sistem yang bisa saja error sewaktu-waktu
Tahan banting sih yang memang. Tapi, pas apes lagi nggak dibanting pun bisa jadi ada kerusakan. Saya pernah beli Samsung yang belum sampai setahun sudah ada kerusakan di sistemnya. Tiba-tiba suka mati sendiri, dan pernah terlanjur mati nggak bisa nyala lagi. Ternyata beberapa teman saya ada yang mengalami hal serupa.
Sebenarnya sih nggak bisa dikatakan rusak total ya, karena masih bisa kok diperbaiki dan berjalan normal lagi. Ibaratnya ponsel lagi sakit, butuh pengobatan. Cuma, jadinya ya kadang sakit-sakitan setelah bertahan cukup lama dan akhirnya meninggal dunia. Agak menyebalkan jadinya kalau dipakai bikin ketar-ketir. Dan ternyata itu bisa terjadi ke ponsel Samsung mana saja. Mungkin ini yang dimaksud Samsung sekarang nggak seawet yang lama.
Pakai ponsel memang preferensi masing-masing. Tinggal sesuaikan saja, dengan kebutuhan dan apa yang dicari dari ponsel tersebut. Kalau saya, memang suka yang fleksibel buat apa pun, simple, dan awet. Ya, biar pun masih ada celah rusaknya masih bisa dimaafkan lah, masih bisa diperbaiki lagi daripada bolak-balik beli baru karena rusak dengan masalah sepele.
Walaupun masalah awet memang biasanya tergantung pengguna ya. Karena, kebetulan saya orangnya agak sembrono, makanya jodohnya sama Samsung yang paling nggak masih bisa ngatasin kesembronoan ini.
Penulis: Arsyanisa Zelina
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 3 Fitur Hp Samsung yang Sering Disepelekan, Padahal Aslinya Sangat Bermanfaat
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.


















