Sebenernya Pacitan punya banyak potensi wisata, lho, sayang aksesnya sulit dan terbatas…
Dengan 29 kabupaten dan 9 kota yang dimilikinya, Jawa Timur menyimpan banyak sekali tempat wisata bak permata yang wajib dikunjungi. Setiap kabupaten dan kotanya punya kekhasan masing-masing yang nggak ada duanya. Dari berbagai kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur, kita bisa ambil dua contoh wilayah yang cukup populer sebagai tempat wisata, yaitu Banyuwangi dan Malang.
Banyuwangi dikenal sebagai tempatnya para pencinta alam. Di sana ada Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran, dan dilengkapi dengan garis pantai yang lumayan panjang karena Banyuwangi terletak di samping Selat Bali dan Samudera Hindia.
Ada pula Malang yang selalu jadi tujuan wisata budak korporat yang butuh healing, ibu-ibu arisan dari kota lain, hingga pelajar yang mau study tour. Semua yang kita cari ada di Malang, entah tempat wisata alami maupun buatan ada di sana. Belum lagi hawa dingin Malang bikin jalan-jalan jadi lebih enjoyable.
Di antara Banyuwangi dan Malang, sebenarnya masih ada satu lagi wilayah yang masuk Jawa Timur yang layak dilirik karena potensi wisatanya yang luar biasa. Keelokan wisata alamnya bisa dibilang nggak tertandingi dengan keunikannya sendiri. Tapi, ia jauh dari kata populer dan sudah pasti kalah jika diadu soal popularitas dengan Banyuwangi dan Malang. Ia adalah Pacitan.
Pacitan dengan segala pantai dan goanya
Bagi sebagian orang mungkin nama Pacitan masih kedengaran asing. Kabupaten yang berlokasi di sisi paling barat daya dari Jawa Timur ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Oke, kalau semisal masih belum ada bayangan soal lokasi geografis Pacitan, coba deh pikirkan satu hal ini. Kalian masih ingat dengan mantan presiden Indonesia keenam negara kita, Susilo Bambang Yudhoyono? Nah, beliau orang Pacitan.
Balik lagi ke pembahasan wisata Pacitan.
Pacitan ini dikenal oleh wisatawan, khususnya dari daerah-daerah di sekitarnya, sebagai wilayah yang punya pantai-pantai cantik nan tersembunyi. Seluruh bagian selatannya diisi oleh garis pantai berpasir putih dengan karakteristiknya masing-masing.
Pantai-pantai yang berada di barat, seperti Pantai Watu Karung, Klayar, Srau, dan Kasap punya pasir putih dan bebatuan karang yang cantik. Ada pula Pantai Banyu Tibo yang lumayan unik karena di sana ada air terjun yang airnya mengalir langsung ke laut. Masih terdapat juga Pantai Taman dengan konservasi penyunya atau Pantai Sidomulyo dengan atraksi tambahan berupa flying fox-nya.
Selain pantai, Pacitan juga punya berbagai goa yang nggak kalah menakjubkan. Goa Gong dan Goa Tabuhan adalah salah dua yang paling terkenal. Pacitan saja sampai dijuluki sebagai Kota Seribu Goa, saking banyaknya goa di sana.
Tantangan berwisata ke Pacitan
Kalian menyadari sesuatu, nggak? Kenapa Pacitan bisa punya banyak goa dan pantai berpasir putih, persis kayak Kabupaten Gunungkidul, DIY?
Betul, Pacitan memang bertetangga dengan Kabupaten Wonogiri. Wonogiri dan Gunungkidul pun juga berbatasan satu sama lain. Dan Pacitan berdiri pula di atas Pegunungan Sewu yang punya karakteristik bentang alam karst. Oleh sebab itu, sebagian besar wilayah Pacitan berbatu dengan tebing-tebing curam.
Kondisi inilah yang membuat Pacitan masih kalah populer sebagai tempat wisata dibandingkan Banyuwangi dan Malang. Soalnya, main ke Pacitan memang susah dan butuh effort lebih.
Banyuwangi lebih landai karena berada di atas Plato Ijen yang datar. Malang pun, yang merupakan kombinasi antara dataran tinggi dan plato, juga nggak sesulit itu untuk ditaklukkan.
Kondisi alam yang menantang membuat aksesibilitas jadi makin sulit dan terbatas. Okelah kita bisa naik kereta, sebagai contoh transportasi yang paling terjangkau, dari kota-kota besar menuju Banyuwangi dan Malang. Kebetulan dua tempat ini sama-sama punya jalur kereta api. Sudah gitu selalu ada opsi kereta api dengan tarif super-terjangkau menuju dua kota tersebut.
Sementara itu, satu-satunya jalur yang bisa ditempuh menuju Pacitan hanyalah jalur darat via jalan raya. Itu pun nggak semudah yang bisa kita bayangkan.
Pengalaman berwisata yang bikin waswas
Terakhir kali saya ke Pacitan pada dua tahun lalu, jalan menuju Pantai Klayar dan Pantai Watu Karung yang notabene berada paling barat dan paling dekat dari DIY, sangatlah “menyeramkan”. Jalanan meliuk-liuk dan naik turun, lengkap dengan tikungan tajam tiap beberapa ratus meter.
Jalannya pun sepi banget. Waktu itu teman perjalanan saya cuma bapak-bapak pencari rumput. Kami berbagi jalan yang sempit dengan tebing di kiri-kanan. Suasana sesepi itu nggak bikin saya takut kalau ada hantu. Saya justru khawatir kalau semisal ban saya tiba-tiba bocor atau naudzubillah-nya terjadi kecelakan karena kurang fokus, siapa yang bakal membantu ketika nggak ada rumah penduduk sama sekali?
Sudah gitu, penerangan masih minim banget. Kita sebagai wisatawan sangat nggak disarankan untuk pulang kemalaman karena bakal menyulitkan selama perjalanan.
Dari segi keelokan wisata alamnya, Pacitan memang nggak ada kurangnya. Kabupaten ini pantas banget untuk jadi destinasi wisata selanjutnya, malah. Tapi aksesibilitasnya yang masih kurang itulah yang bikin ia masih kalah jauh dari Banyuwangi dan Malang.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kali Cokel Pacitan, “Sungai Amazon” di Jawa Timur yang Wajib Dikunjungi Wisatawan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.



















