Belakangan ini Chromebook lagi banyak dibahas di Indonesia, bukan soal adanya fitur baru atau update bulanan yang sering membawa kejutan, tapi soal kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook oleh Kemendikbud era Nadiem Makarim. Sebetulnya, sejak awal adanya pengadaan laptop dengan OS buatan Google itu, saya sudah menduga ada indikasi korupsi di sana.
Saya sudah pakai Chromebook sejak lama. Malah ketika orang-orang lomba-lomba beli Macbook, saya malah penasaran sama OS buatan Google ini. Sampai sekarang saya pun masih pake Chromebook dan berencana untuk upgrade ke yang lebih bagus lagi. Tapi, di Indonesia sangat sulit dicari.
Chromebook memang bukan laptop istimewa, malah bisa dibilang speknya itu kentang banget untuk kelas Entry Level. Tapi, karena sistemnya berbasis Chrome dengan campuran Android dan Linux, jadinya lebih ringan. Update bulanannya juga oke dan penuh fitur-fitur baru, di luar negeri banyak banget yang bahas soal Chromebook.
Harganya semahal itu? SEMAHAL ITU?
Di Indonesia, muncullah ide saat Kemendikbud yang saat itu menterinya masih Nadiem Makarim untuk mengadakan ratusan ribu Chromebook dengan anggaran triliunan. Ketika melihat angkanya, saya sudah menduga adanya korupsi. Ada yang bilang bahwa pengadaannya untuk 1 juta laptop, tapi narasi yang beredar cuma 240 ribu laptop. Makin tepuk jidat saya.
Pasalnya, anggaran yang digelontorkan itu Rp2,4 triliun. Betul! Kamu nggak salah baca. Kalau misalnya ada 240 ribu laptop dengan ChromeOS gratis, RAM 4 GB, eMMC 32 GB, dan layar TN, maka harganya Rp10 juta per unit. Saya aja beli satu Chromebook itu harganya nggak nyampe Rp2,5 juta. Bahkan, sekarang udah punya Chromebook kedua karena bosen sama yang lama.
Mengetahui berita tersebut pada saat itu, saya udah menduga kalau ini pasti duitnya dikorupsi. Malah ada juga pengguna Chromebook lain yang udah bersuara soal ini. Tapi, ya begitu, padahal ini udah ada di depan mata, tapi malah dibiarkan. Akhirnya, pecahnya tahun ini, 2025. Ketika semua laptop udah disalurkan, bahkan ada yang dijual lagi coba.
Beberapa teman saya ingin menjual Chromebook pemberian Kemendikbud beberapa waktu lalu. Chromebook tersebut terkunci oleh administrator sehingga membatasi berbagai fitur-fitur keren yang ada di laptop tersebut. Nggak bisa mengaktifkan virtual machine Linux, dan lain sebagainya.
Akhirnya, laptop itu cuma bisa dipakai ngetik, nonton YouTube sesekali, dan browsing. Kalau sampai dijual, bisa jadi kalau pengadaan ini tidak berjalan efektif. Bahkan, nggak cuma dijual, ada juga yang dapat Chromebook pemerintah tapi akhirnya diberikan ke teman atau saudaranya. Teman sesama wartawan saya ada yang dapat dan dia gunakan untuk menulis berita.
Baca halaman selanjutnya




















