Hampir setiap hari saya melewati Jalan Siliwangi, jalan paling adem se-Bandung. Jalan sepanjang 1,5 kilometer itu adalah rute saya menuju tempat kerja. Sensasi melewati jalan ini tidak pernah terlupa, sejuk karena dikelilingi oleh pepohonan rindang. Terlebih, salah satu jalan utama di Kota Kembang ini berdampingan langsung dengan Hutan Kota Baksil Bandung.
Saya sendiri sudah hampir 8 tahun lamanya melintasi jalan ini. Memang terdapat beberapa perkembangan yang telah dilakukan, seperti penebangan pohon yang menghalangi jalan, menambahkan kursi di trotoar, juga pengaspalan jalan. Namun, ada beberapa hal meresahkan yang tidak bisa saya kesampingkan. Â
#1 Banyak pengendara parkir sembarangan
Saya beri sedikit gambaran buat kalian yang belum pernah melewati jalan ini. Salah satu Jalan Siliwangi Bandung terdapat trotoar yang lumayan lebar. Trotoar ini banyak digunakan untuk bersepeda, jogging, atau sekadar duduk-duduk karena di area itu terdapat kursi-kursi untuk pejalan kaki.Â
Sayangnya, kursi-kursi itu malah menimbulkan persoalan baru, yakni parkir liar. Orang-orang banyak yang memarkirkan kendaraannya di bahu jalan lalu duduk-duduk di sana. Kendaraan yang parkir sembarangan itu sungguh mengganggu lalu lintas Jalan Siliwangi Bandung. Benar-benar meresahkan. Â
#2 Jalan Siliwangi Bandung rawan pohon tumbang
Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, Jalan Siliwangi ini sangat adem karena banyak pohon rindang. Terlebih jalan ini berdekatan dengan Hutan Kota Baksil Bandung, suasana asri sangat terasa. Sayangnya pepohonan rindang itu sudah lama menyimpan persoalan.
Di musim hujan, pohon-pohon itu begitu membahayakan. Entah sudah berapa kali ada kasus pohon tumbang di sana. Hal tersebut dirasa meresahkan dan menghantui para pengendara. Terakhir kali ada pohon besar yang tumbang di jalan ini, beberapa motor rusak, sampai-sampai terdapat pengendara yang terluka parah dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Macet berkepanjangan pun tidak bisa terhindarkan.Â
#3 Perbaikan Jalan Siliwangi yang belum tuntas
Mungkin hanya Jalan Siliwangi Bandung yang malah semakin tidak nyaman setelah perbaikan jalan. Pernah suatu kali ada perbaikan jalan di sana. Sayangnya perbaikan itu masih menyisakan lubang-lubang. Hingga saat ini, lubang-lubang itu dapat dengan mudah ditemukan. Beberapa memang sudah ditambal dan dilakukan perbaikan, tapi tetap saja jalan itu meresahkan.Â
#4 Pengamen online menghalangi akses jalan
Baru akhir-akhir ini ketika melewati Jalan Siliwangi seringkali terdapat orang yang sedang melakukan live streaming. Seperti pengamen yang biasa ditemukan di perempatan lalu lintas, tapi ini dilakukan di trotoar Jalan Siliwangi dan dilakukan secara online. Tidak hanya satu dua, tapi bisa terdapat tiga atau lebih pengamen online yang sedang live streaming.
Sekilas hal ini tidak tampak seperti masalah serius, tapi kenyataannya, kehadiran mereka meresahkan bagi para pejalan kaki. Hak mereka sebagai pengguna trotoar seakan-akan dihalangi oleh para pengamen online dan membuat pejalan kaki mengalah untuk turun dan berjalan di pinggir jalan besar.
Seharusnya jalan vital yang dikelilingi hutang rindang, suasana menyejukkan, jalan luas, serta memiliki trotoar yang lebar dapat membuat pengendara atau pejalan kaki merasa nyaman. Tapi, ternyata tidak demikian dengan Jalan Siliwangi. Makin hari, makin bulan, makin tahun melintasi jalan ini, yang ada malah menjadi semakin meresahkan.
Penulis: Handri Setiadi
Editor: Kenia IntanÂ
BACA JUGA 5 Tipe Penghuni Kos Red Flag Menurut Ibu Saya yang Sudah 30 Tahun Mengelola Kos-kosan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















