Ibu saya sudah merintis usaha kos-kosan sejak 30 tahun yang lalu. Dia memulainya dari menyewakan kamar pribadi, membangun satu kamar, hingga akhirnya memiliki 10 kamar kos. Bertahun-tahun menjadi pemilik dan pengelola kos-kosan, ibu saya sudah mencicipi asam garam di bidang usaha ini. Saya sebagai anaknya terkadang kecipratan keluh kesah itu. Salah satu keluhan yang paling sering diceritakan adalah kelakuan ajaib para penghuni kos.Â
Sebagai seseorang yang sudah puluhan tahun memiliki dan mengelola kos-kosan, ibu saya sudah bertemu banyak sekali tipe penghuni kos. Ada yang tipenya polos, biasa saja, kelewat baik, hingga penghuni yang kelewat menyebalkan. Nah, di bawah ini tipe penghuni kos red flag berdasar pengalaman ibu saya.Â
#1 Penghuni kos yang merusak kondisi kamar
Banyak penghuni kos yang kurang menyadari bahwa hal-hal sederhana bisa merusak kondisi kamar. Misalnya, memasang paku, menempelkan poster, dan menempel aksesoris-aksesoris lain di dinding kamar. Terlihat sederhana memang, tapi cukup merepotkan ketika membersihkannya. Apalagi, kebanyakan penguni kos pindah begitu saja tanpa membereskannya.Â
Ketika mendapati kondisi kamar seperti ini, ibu saya biasanya akan mengomel dan menyuruh saya yang membereskannya. Dan, percayalah, membersihkan hal remeh temeh ini benar-benar merepotkan. Jadi, sebelum kalian pindah kos, pastikan cabut paku, poster, dan aksesoris lainnya dahulu. Kalau malas melakukannya, mending tidak usah pasang yang aneh-aneh sejak awa.Â
#2 Bayar sering telat, tapi hidupnya foya-foya
Sebagai pemilik kos, sebenarnya ibu saya bisa mentolerir keterlambatan pembayaran sewa asal alasannya jelas. Sayangnya, beberapa oknum justru memanfaatkan kebaikan itu. Penghuni kos seperti ini biasanya selalu punya alasan ketika waktu bayar kos tiba. Namun, di sisi lain, hidupnya selalu berfoya-foya. Makan selalu di restoran ternama, upload status, tapi urusan bayar kos-kosan selalu belakangan. Tolonglah, kalau bisa bayar tepat waktu itu lebih baik.
#3 Penghuni kos yang membawa pacar dan berduaan di kamar
Kos-kosan yang ibu saya kelola merupakan tipe campuran. Jadi terkadang laki-laki bisa masuk kamar perempuan dan begitu sebaliknya. Walau begitu, aturan mengenai berduaan di dalam kamar tetap saja diberlakukan dengan ketat dan tegas. Misal, membiarkan pintu terbuka kalau hanya berduaan di kamar.Â
Tipe penghuni kos yang membawa pacar dan berduaan di dalam dengan kondisi pintu tertutup merupakan penghuni yang paling red flag bagi ibu saya. Pernah beberapa kali ibu saya menegur penghuni yang berlaku demikian, geram hingga mukanya memerah. Tapi, setelah ditegur, tetap saja masih berani berduaan di dalam kamar.
Bagi siapapun yang ingin ngekos, ingatlah kalau kos itu bukan tempat yang seenaknya bisa berduaan saja di dalam kamar. Apalagi sudah ada aturan yang tegas terkait itu.Â
#4 Penghuni kos yang kabur dan menyebarkan gosip tak benar
Tipe yang tak kalah menyebalkan yaitu penghuni kos yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar alias kabur. Pernah ada penghuni yang yang sudah nunggak uang kos selama 3 bulan. Ibu saya mengerti karena usahanya memang sedang turun. Pun sudah ada itikad baik akan dicicil. Eh, nyatanya dia malah kabur pada hari yang dijanjikan akan membayar.
Tidak cukup dengan kabur, ia pergi sambil menyebarkan gosip bahwa kos-kosannya tidak baik dan ibu kosnya galak. Padahal sudah dikasih hati, malah dibalas tahi.
#5 Melakukan hal-hal yang membahayakan keselamatanÂ
Ibu saya pernah mendapati penghuni kos yang membahayakan keselamatan dirinya sendiri karena terlalu banyak persoalan dalam hidupnya. Untungnya, ibu saya sempat membawa penghuni kos tersebut ke rumah sakit sehingga nyawanya masih sempat terselamatkan. Akhirnya, pemuda tersebut minta maaf pada ibu.
Kejadian semacam ini membuka cakrawala baru bagi banyak pemilik dan pengelola kos-kosan bahwa isu kesehatan mental itu memang penting. Dan, isu tersebut jadi pekerjaan rumah bersama banyak orang, tidak terkecuali pemilik kos untuk selalu waspada dan lebih cermat memperhatikan penghuni kosnya. Bukan hal yang menyebalkan atau red flag, tapi lebih pada tantangan bisnis baru. Tantangan yang berat karena menyangkut nyawa seseorang.Â
Di atas adalah pengalaman asam garam ibu saya sebagai pemilik kos. Memang, tidak semua penghuni kos menyebalkan atau red flag seperti tipe-tipe di atas, tapi pengalaman di atas setidaknya bisa menjadi gambaran bagi kalian yang ingin terjun di usaha ini. Jadi ibu kos tidak melulu menyenangkan, ongkang-ongkang kaki lalu terima duit sewa, kadang pemilik kos harus berjibaku dengan penghuni-penghuni seperti di atas.Â
Penulis: Handri Setiadi
Editor: Kenia IntanÂ
BACA JUGA 5 Alasan Buka Usaha Kos Putri Lebih Tekor daripada Kos Putra
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















