Event seleksi CASN (CPNS dan PPPK) akan segera berakhir. Sebelumnya telah terjadi drama pengunduran penyerahan SK CPNS dan PPPK. Situasi ini terjadi karena 200-an instansi belum mengusulkan data ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) sesuai tenggat waktu yang ditentukan. Hasilnya Kemenpan-RB dan BKN mengambil keputusan TMT serentak.
Sekadar informasi TMT CPNS dihitung 1 Oktober 2025 sedang TMT PPPK terhitung 1 Maret 2026. Molornya pengangkatan ASN mengundang kegaduhan di kalangan para calon ASN. Sebagian peserta ada yang terlanjur resign dari perusahaan sebelumnya. Ada juga sebagian mereka ingin segera bekerja sebagai abdi negara.
Polemik ini berakhir pada 18 Maret 2025 ketika Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, membaca keputusan presiden yang berisi percepatan pengangkatan CPNS dan PPPK. Berita ini disiarkan di kalangan publik. Sekarang TMT CPNS terhitung paling lambat 1 Juni 2025 dan TMT PPPK terhitung paling lambat 1 Oktober 2025. Jadi instani yang sudah selesai pembuatan SK-nya bisa lebih cepat diangkat. Pendek kata, polemik penundaan pengangkatan CASN dinyatakan telah berakhir.
Sembari menunggu waktu pembagian SK, saya memberi nasihat kepada rekan-rekan calon ASN. Nasihat ini juga dialamatkan pada diri saya sendiri sebagai penulis. Sebab jika rekan tidak hati-hati, Anda akan menjadi kewalahan dan menyesal di kemudian hari. Di samping menjadi profesi idaman mertua dan masyarakat, tentu ada ujian yang menyertai perjalanan hidup rekan-rekan. Berikut ini penjelasan 4 kemungkinan godaan saat menjadi ASN.
Daftar Isi
Tawaran pinjaman dari bank untuk ASN
Ketika Anda dilantik menjadi ASN, pihak bank segera mencari “target” untuk memutar uang mereka. Bank lebih percaya ASN karena mereka memiliki pekerjaan pasti dan paham tentang perilaku konsumen. Jika sebagian ASN pengen beli ini dan itu, pihak bank dengan senang hati memberi pinjaman dengan jaminan SK dan sebagian gaji bulanan.
Bagi rekan-rekan yang berprinsip tidak sudi berurusan dengan bank dan tidak berutang, selamat Anda berada pada jalan kebenaran. Selain riba, tentu Anda tidak leluasa menikmati gaji seutuhnya karena harus dipotong demi bayar cicilan. Namun, jika Anda ingin berutang pada bank untuk keperluan produktif (misal bangun rumah dan buka usaha) pastikan Anda sanggup menanggung konsekuensi. Ingat, keputusan menyekolahkan SK ke bank adalah hak rekan-rekan.
Keinginan untuk hedon
Menjadi ASN menjadi impian bagi sebagian orang. Sebab ASN berhak menerima gaji setiap bulan dengan sistem bayar dulu sebelum bekerja. Jika dilihat nominal, gaji ASN bisa memenuhi kebutuhan hidup. Dengan gaji segitu tidak menutup kemungkinan sebagian ASN untuk belanja apa yang diinginkan sesuai dorongan hati.
Ibarat udah puasa menunda keinginan, tentu mereka bebas belanja semau mereka tanpa berpikir penting atau tidak barang/jasa yang dibeli. Ujung-ujungnya cash flow anjlok dan harus berhemat sampai bulan depan.
Saya menyakini penyakit hedon ini dapat dicegah. Maksud saya adalah Anda harus mencatat ke mana uang itu dihabiskan dan buat perencanaan anggaran. Jangan lupa siapkan dana darurat untuk menghadapi situasi tak terduga. Biasanya orang kelabakan karena tidak memiliki dana darurat. Sayangnya ilmu seperti ini jarang diajarkan di sekolah dan di rumah.
Godaan malas belajar dan bekerja untuk ASN
Siapa bilang belajar hanya berhenti sampai tingkat kuliah. Menjadi ASN itu harus bersedia menjadi pembelajar sepanjang hayat tanpa melihat perbedaan latar belakang manapun. Rekan-rekan bisa belajar dari mana saja, entah dari atasan, rekan kerja, dan situasi dunia yang sedang berkembang.
Ingat, ASN adalah pelayan untuk masyarakat yang membutuhkan. Jika ASN berilmu dan berperilaku ramah tentu publik akan respek terhadap pemerintah. Selain itu, disiplin dan tanggung jawab menjadi salah satu hal yang harus dimiliki oleh ASN. Jadi tidak ada alasan untuk bekerja setengah hati lantaran menerima gaji bulanan dari negara.
Ujian jabatan dan perilaku
Seperti pada umumnya, banyak ASN gagal karena jabatan dan perilaku diri sendiri. Artinya menjadi ASN berpeluang terkena pelanggaran disiplin. Korupsi berkedok gratifikasi sangat umum terjadi pada lingkungan ASN.
Sebagai manusia, kita perlu merawat integritas dan profesionalisme kerja di manapun berada. Sekalipun ada peluang untuk berbuat pelanggaran. Makin tinggi jabatan makin kuat godaan yang muncul. Apalagi rekan-rekan yang sudah berkeluarga, seyogyanya makin berhati-hati dalam menjaga hati, ucapan, dan perilaku.
Demikian penjelasan empat kemungkinan godaan yang muncul ketika menjadi ASN. Semoga teman-teman yang menjadi ASN bisa menjalani amanah, ya!
Penulis: Genta Ramadhan
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA ASN Mau Baik atau Brengsek Adalah Cerminan Masyarakatnya