Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Dosa Terbesar Plat AB di Jalanan Jogja: Tidak Punya Empati!

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
6 Maret 2025
A A
Plat AB Meresahkan Jalanan Jogja karena Tidak Punya Empati (Pexels)

Plat AB Meresahkan Jalanan Jogja karena Tidak Punya Empati (Pexels)

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah banyak artikel di Terminal Mojok yang mengupas, menyatakan, bahkan menegaskan bahwa pengendara plat AB itu sangat meresahkan. Nah, di sini, saya ingin menambahkan satu dosa mereka di jalanan Jogja. Iya, di jalanan yang seharusnya menjadi “rumah sendiri”.

Dosa plat AB yang saya maksud adalah tidak mau mengalah. Kalau mau pakai bahasa keren, sebut saja, kurang punya empati kepada sesama pengendara dan pengguna jalan. Izinkan saya menjelaskan satu per satu.

Plat AB susah memberi jalan ke siapa saja yang mau menyeberang

Beberapa hari ini saya sering menemukan konten pengguna jalan. Mayoritas dari mereka berasal dari luar Jogja. Mereka mengaku bahwa di Jogja, pengendara plat AB susah bener ngasih kesempatan untuk menyeberang. 

Salah satu yang sering menyuarakan keluhan itu adalah orang Jakarta. Atau, pengendara plat B yang sudah lama berjibaku di ibu kota. Saya, yang sempat harus bolak-balik Jakarta, mengamini kegelisahan ini.

Saya sering heran sendiri dengan sikap pengendara plat AB yang nggak mau memberi kesempatan siapa saja untuk menyeberang. Mau pejalan kaki maupun sesama pengendara, kena semua. Saya sering menyaksikan fenomena ini di Jalan Godean, Jalan Gejayan, dan Jalan Kaliurang. Dan saya yakin, terjadi di hampir semua jalanan.

Ketika akan ada yang menyeberang, pengendara plat AB seperti berusaha untuk mencegah hal itu terjadi. Berhenti barang 3 atau 4 detik itu berat sekali. Bahkan ketika yang mau nyebrang sudah menyeberang sampai setengah jalan. Banyak pengendara plat Jogja ini menerobos celah yang ada. 

Akhirnya, banyak penyeberang yang kaget. Ada juga yang sampai harus mundur selangkah karena sisan jalan untuk nyebrang, ditutup pengendara. Bayangin aja, yang kaget dan mundur itu disambar pengendara lain yang nggak punya empati. Seram. 

Orang Jakarta lebih punya empati

Banyak yang bilang kalau orang Jakarta itu lebih dingin dan cuek ketimbang orang Jogja. Namun, anggapan itu seperti nggak berlaku di jalanan. 

Baca Juga:

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

Di Jakarta, kalau mau menyeberang jalan, tinggal nyebrang saja dan mengangkat tangan. Pengendara pasti mau berhenti dan memberi kesempatan. Mau motor atau mobil, mereka malah lebih punya empati ketimbang banyak pengendara plat AB.

Rasa mau mengalah itu malah terlihat dari orang-orang ibu kota yang katanya keras dan individual. Mungkin, saking kerasnya kehidupan di Jakarta, mereka malah makin punya empati kepada sesama. Khususnya di jalanan. 

Iya, nggak semua begitu. Namun, saya menemukan banyak pengakuan yang sama dari beberapa teman yang hidup dan bekerja di sana. Sebuah “teguran” kepada orang Jogja, yang katanya halus dan punya kepedulian tinggi kepada sesama.

Konsep “mengalah” orang Jogja

Supaya tulisan ini lebih ada bobotnya, saya menanyai 2 orang terkait fenomena ini. Keduanya tidak punya teori yang kuat untuk membaca kenapa pengendara plat AB tidak mau mengalah kepada orang yang mau menyeberang. Namun, kami bisa agak bersepakat bahwa ini mungkin ada kaitannya dengan konsep “mengalah”.

Bukankah kalau mau mengalah pengendara di Jogja akan memberi kesempatan kepada yang mau menyeberang jalan? Mengalah di sini bukan merujuk ke sana.

Jadi, kita sama-sama tahu bahwa kalau di jalan, mereka yang mau lurus, biasanya diutamakan. Makanya, yang membawa kendaraan, mungkin, berpikir bahwa mereka harus didahulukan. Kalau mau menyeberang, ya nunggu jalanan sepi. 

Sementara itu, yang menyeberang, khususnya pejalan kaki, juga menyimpan anggapan bahwa yang bawa kendaraan kudu mengalah. Mau gimana, yang jalan kaki biasanya dimenangkan. Semakin besar kendaraan, kalau terjadi kecelakaan, biasanya lebih mudah disalahkan.

Begitulah dosa plat AB di jalanan Jogja. Kenapa saya bisa menjelaskan hal ini? Karena sayalah pengendara plat AB itu, yang kadang masih lupa harus ada tenggang rasa di jalanan. Jangan tiru saya, plis.

Penulis: Yamadipati Seno

Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Bukan Plat B, Plat AB Adalah Plat Nomor Paling Meresahkan di Jalanan Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 Maret 2025 oleh

Tags: jalan gejayanjalan godeanjalan kaliurangJogjaplat ABplat b
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

ArtikelTerkait

Mengukur Panjang dan Tebal Ayam Olive Fried Chicken dan Rocket Chicken: Mana sih yang Lebih Memuaskan?

Mengukur Panjang dan Tebal Ayam Olive Fried Chicken dan Rocket Chicken: Mana sih yang Lebih Memuaskan?

15 Oktober 2023
Merantau ke Jogja Menyadarkan Saya tentang Privilese Hidup di Jakarta

Merantau ke Jogja Menyadarkan Saya tentang Privilese Hidup di Jakarta

22 Juli 2022
Ilustrasi Suzuki Skydrive Membunuh Bengkel Resminya Sendiri (Unsplash)

Suzuki Skydrive, Motor Aneh yang Membunuh Bengkel Resminya Sendiri

18 Januari 2024
Jogja

5 Jalan di Jogja yang Sebaiknya Anda Hindari Selama Liburan Nataru

15 Desember 2021
Jogja Itu Nggak Istimewa dan Tidak Lagi Sama (Pexels)

Jogja Itu Nggak Istimewa dan Tidak Lagi Sama karena yang Istimewa Itu Orang-orangnya

10 Februari 2025
Mie Ayam Jogja Memang Lebih Enak dibanding Mie Ayam Sunda (Shutterstock)

Sebagai Orang Sunda, Saya Akui Mie Ayam di Jogja Memang Lebih Enak

23 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.