Saat ini sangat mudah menemukan travel vlogger. Teknologi kamera yang semakin canggih dan mudahnya akses transportasi ke berbagai daerah menjadi salah satu pendorongnya. Belum lagi akses internet yang memudahkan seseorang membagikan konten perjalanannya.
Kemudahan-kemudahan itu membuat konsep konten perjalanan semakin beragam. Ada yang membuat video perjalanan seorang diri dengan berkendara motor, ada pula yang backpaker dan menumpang transportasi umum. Tidak sedikit pula yang mengangkat konsep berwisata mewah menggunakan kapal pesiar atau penerbangan kelas satu.
Saya adalah salah satu penonton konten-konten perjalanan itu. Sayangnya, ada beberapa kesalahan yang kerap dilakukan travel vlogger yang membuat penonton terganggu. Hal-hal itu membuat saya sebagai penonton kecewa:
Daftar Isi
#1 Travel vlogger tidak transparan mengenai biaya perjalanan
Biaya perjalanan adalah salah satu faktor orang untuk memutuskan melakukan perjalanan. Travel vlogger tentu mempromosikan video perjalanannya agar para penonton bisa jalan-jalan seperti dirinya di kemudian hari. Namun, masih banyak para travel vlogger yang enggan atau tidak transparan dalam memberikan informasi mengenai biaya perjalanan.
Itu mengapa saya begitu salut pada mereka yang merinci biaya perjalanan. Mereka tidak malas mencantumkan ongkos, biaya makan, biaya penginapan, atau biaya tak terduga lainnya. Saya sebagai penonton merasa sangat terbantu karena mendapat gambaran budget yang dibutuhkan untuk perjalanan tersebut.
Berbeda dengan travel vlogger yang ogah dan malas dalam memberikan informasi yang lengkap. Itu mah cuma pamer jalan-jalan. Bikin kecewa.
#2 Kurang detail dalam memberikan informasi tentang tempat yang dikunjungi
Hal lain yang bikin kecewa penonton dari travel vlogger adalah tidak memberikan informasi detail tentang tempat yang dikunjungi. Jika hanya kotanya saja yang disebut tentu tidak akan terlalu membantu. Mengingat, biasanya sebuah kota punya banyak daerah yang menarik dikunjungi.
Informasi tempat secara detail berharga bagi para penonton yang hendak berkunjung. Sayangnya hal ini kerap dilupakan oleh travel vlogger, bahkan oleh mereka yang subscriber atau pelanggannya sudah puluhan hingga ratusan ribu.
#3 Video yang diunggah terlalu panjang dan tidak ada interaksi sehingga bikin bosan
Bagi saya, salah satu video perjalanan yang menyenangkan adalah interaksi antara travel vlogger dengan para penonton. Interaksi ini bisa berupa kesan pertama ketika mengunjungi suatu tempat. Bisa juga interaksi travel vlogger dengan penduduk tempat wisata itu berada. Hal itu membuat sebuah konten perjalanan serasa hidup dan kita seperti diajak untuk berjalan-jalan secara online.
Konten akan membosankan kalau hanya berisi rekaman pemandangan dengan sesekali penjelasan. Semakin nggak berguna kalau penjelasannya bisa penonton Googling di internet. Dengan kata lain, penonton jadi tidak punya kedekatan dengan tempat yang ada dalam video.
Itulah beberapa dosa yang masih dilakukan oleh beberapa travel vlogger sehingga membuat penonton kecewa. Zaman sekarang memang enak, kita bisa jalan-jalan dan dari situ bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah asalkan videonya memang menarik penonton.
Penulis: Erfransdo
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Food Vlogger Semakin Nggak Bisa Mendeskripsikan Rasa: Miskin Kosakata, Cuma Menang “Pedas”
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.