Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Situbondo (Mungkin) Tidak Akan Pernah Punya Bioskop Lagi, Tidak Hari Ini, Tidak di Masa Depan

Hafizh Rafizal Adnan oleh Hafizh Rafizal Adnan
5 November 2024
A A
Situbondo (Mungkin) Tidak Akan Pernah Punya Bioskop Lagi, Tidak Hari Ini, Tidak di Masa Depan

Situbondo (Mungkin) Tidak Akan Pernah Punya Bioskop Lagi, Tidak Hari Ini, Tidak di Masa Depan

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah hampir satu dekade saya merantau dari Situbondo, dan di antara banyak hal yang stagnan, ketiadaan bioskop adalah yang kerap diresahkan oleh sebagian kecil masyarakat. Buat orang Situbondo, menonton film di bioskop di masa sekarang adalah hal yang perlu usaha lebih. Setidaknya mereka perlu menggeber kendaraan sekian puluh kilometer ke kabupaten tetangga untuk sekadar menonton film rilisan terbaru. Sekilas tidak sedikit orang di lingkungan pertemanan saya yang rela berjalan lebih jauh hanya untuk nonton bioskop. Namun demikian, saya tetap yakin Situbondo masih akan cukup lama untuk kembali menikmati bioskop.

Sebenarnya Situbondo pernah punya cukup banyak bioskop. Saya sendiri terlalu muda untuk bisa mengalami sendiri masa kejayaan bioskop di Situbondo. Berdasarkan cerita dari generasi orang tua saya, di daerah pusat kota saja ada lebih dari dua bioskop yang selalu ramai dikunjungi berbagai kalangan, terutama jika ada film terbaru Rhoma Irama. Bekas kejayaan itu sebenarnya masih tersisa dalam bentuk gedung bekas bioskop yang terbengkalai di sekitar terminal Situbondo.

Perubahan perilaku konsumen dan dinamika bioskop Situbondo

Kejayaan bioskop di Situbondo sayangnya tidak bertahan lama. Konon karena adanya tren VCD di sekitar dekade 90-an, terjadi pergeseran perilaku konsumen dalam mengkonsumsi media hiburan. VCD telah mengubah masyarakat yang sebelumnya mengandalkan bioskop untuk memperoleh hiburan audio visual, menjadi tontonan rumahan yang bisa lebih fleksibel pemutaran kontennya. Sejak saat itulah satu per satu bioskop di Situbondo mengalami kemunduran hingga hilang tak bersisa hari ini.

Era VCD bertahan kurang lebih dua dekade terlihat dari maraknya toko VCD di awal 2000-an. Saya sendiri sudah bisa merasakan betapa menjamurnya toko VCD baik yang original maupun bajakan di Situbondo. Genre film Bollywood dengan Shakh Rukh Khan sebagai bintang utama, nyaris menghiasi setiap TV bahkan di perkampungan. Di masa ini, orang Situbondo relatif memiliki selera yang seragam.

Sampai akhirnya VCD juga mulai terdisrupsi kehadiran media sosial dan streaming platform seperti YouTube di era 2010-an. Masyarakat mulai terekspos dengan tren hiburan yang lebih luas. Seiring dengan berkembangnya industri film di Indonesia, perlahan masyarakat mulai FOMO alias takut ketinggalan zaman untuk bisa mengikuti perkembangan film terbaru baik karya dalam negeri maupun luar negeri.

Dengan exposure tren hiburan dan konsumerisme yang dihadirkan oleh media sosial, perlahan kalangan muda Situbondo mulai merindukan kehadiran bioskop di Situbondo yang dulu sempat terbengkalai.

Hukum ekonomi dan tantangan pembukaan ulang bioskop

Walau mulai tumbuh keinginan sebagian masyarakat untuk bisa menikmati bioskop kembali, nyatanya sudah hampir 3 dekade lamanya tidak ada satupun bioskop beroperasi di Situbondo. Pada dasarnya, pembukaan bioskop adalah keputusan bisnis yang tidak lepas dari analisis keekonomian yang dilakukan pengusaha. Kecilnya daya beli, perilaku konsumen, dan minimnya ukuran pasar adalah beberapa aspek ekonomi yang menurut saya menjadi faktor mengapa saya cukup pesimis bioskop akan kembali hadir di Situbondo dalam waktu dekat.

Aspek daya beli ini adalah yang paling utama mengapa di Situbondo minim sekali franchise ternama yang hadir dan bertahan. Jangan dulu kita berharap franchise kebutuhan tersier seperti bioskop XXI atau Cinepolis untuk buka cabang di Situbondo. Sementara franchise kebutuhan primer (makanan) macam *FC hanya bertahan setahun di Situbondo karena sepi peminat. Tidak bisa dimungkiri, sebagai daerah dengan UMR zona degradasi di Situbondo, masyarakat belum sampai di titik konsumtif untuk kebutuhan tersier. Konsekuensinya tidak banyak bisnis tersier yang bisa bertahan lama dan memperoleh proyeksi finansial yang membutuhkan.

Baca Juga:

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Nonton Film Horor di Mall “Mati”: Pengalaman Unik di Mall Hermes Place Polonia Medan

Rendahnya daya beli juga mempengaruhi perilaku konsumsi sebagian besar masyarakat Situbondo. Daya beli yang kurang kuat membuat konsumen lebih sensitif terhadap harga. Konsumen di Situbondo sebagian besar masih di level price-oriented consumer (mengutamakan harga), bukan value-oriented consumer (mengutamakan nilai dan pengalaman). Sementara itu, bisnis bioskop tentu tidak akrab dengan perang harga dan memang berfokus pada nilai pengalaman yang ditawarkan.

Anak muda mungkin butuh, tapi bagaimana dengan yang lain?

Terakhir adalah ukuran pasar atau konsumen yang bisa dimaksimalkan. Mungkin sebagian anak muda kota merasa sudah cukup banyak orang yang ingin bioskop hadir lagi. Namun demikian, secara obyektif perlu diukur seberapa banyak konsumen yang mampu rutin mengunjungi bioskop. Selama jumlah masyarakat berdaya beli tinggi masih sedikit, selama itu pula pengusaha akan berhitung berkali-kali sebelum memutuskan menghadirkan franchise bioskop di Situbondo.

Kesimpulannya, kerinduan sebagian masyarakat terhadap kehadiran bioskop di Situbondo tidak terlepas dari faktor ekonomi dan perilaku konsumen. Selama masih sedikit opsi pekerjaan formal yang tersedia, selama itu pula daya beli masyarakat secara umum akan kurang kuat. Sehingga sedikit kemungkinan ada minat para investor dan pengusaha untuk menghadirkan opsi hiburan tersier ke Situbondo. Itu juga saya belum memasukkan resistensi kultural dari kaum konservatif di Situbondo, yang mungkin saya bahas di lain waktu.

Penulis: Hafizh Rafizal Adnan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Baluran Sering Dikira Punya Banyuwangi, Bukti Situbondo Gagal Memanfaatkan Potensi Daerah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 November 2024 oleh

Tags: Bioskopfranchisesitubondo
Hafizh Rafizal Adnan

Hafizh Rafizal Adnan

Pelajar bersuku Madura.

ArtikelTerkait

stereotip anak laut pantai sijile baluran mojok

Pantai Sijile, Pantai Indah yang Harus Dikunjungi kalau Kalian Main ke Situbondo

2 Agustus 2021
5 Rekomendasi Franchise Es Teh yang Murah, Ada yang Modalnya Cuma 1 Jutaan Aja! Mojok.co

5 Franchise Es Teh Murah, Ada yang Modalnya Cuma Rp1 Jutaan Aja!

28 Juli 2024
Menghitung Biaya Hidup di Situbondo, Kabupaten dengan UMK Terendah se-Jawa Timur. Memangnya Cukup?

Menghitung Biaya Hidup di Situbondo, Kabupaten dengan UMK Terendah se-Jawa Timur. Memangnya Cukup?

1 Juli 2024
Ide Bisnis Cuan 2023- Potensi Menguntungkan Franchise Indomaret! Simak Syarat dan Tahapannya (Unsplash.com)

Ide Bisnis Cuan 2023: Potensi Menguntungkan Franchise Indomaret! Simak Syarat dan Tahapannya

6 Oktober 2022
bioskop karia mojok.co

5 Alasan Menahan Diri ke Bioskop Saat Resmi Buka

11 Juli 2020
Saya Memutuskan Hijrah ke Bioskop XXI Premiere setelah Dikecewakan Penonton Norak Bioskop Reguler

Saya Memutuskan Hijrah ke Bioskop XXI Premiere setelah Dikecewakan Penonton Norak Bioskop Reguler

11 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • ILUNI UI Gelar Penggalangan Dana untuk Sumatra lewat 100 Musisi Heal Sumatra Charity Concert
  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.