Mereka yang tinggal di Bantul pasti sudah tidak asing dengan Jalan Gatak yang berada di di dekat UMY atau Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jalan sepanjang 700 meter ini selalu dipadati pengendara. Maklum saja, jalan ini menjadi akses tidak hanya untuk mahasiswa UMY, tapi juga mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan dan Alma Ata. Selain itu, Jalan Gatak memang tidak bisa dibilang jalan yang lebar.
Jalan Gatak UMY yang tidak pernah mengenal kata sepi. Itu mengapa selalu ada perasaan was-was yang timbul ketika melintas. Selain jalan yang padat, ada beberapa alasan lain yang membuat siapa saja yang melintas harus was-was.
Daftar Isi
#1 Perlu berbagi jalan dengan karyawan pabrik
Di waktu-waktu tertentu, pengguna Jalan Gatak UMY perlu lebih waspada karena harus berbagi jalan dengan karyawan pabrik. Biasanya, karyawan pabrik menghujani jalanan saat pagi hari, jam makan siang, dan sore hari. Banyaknya orang yang melintas dan menyeberang jalan dengan intensitas tinggi ini turut membuat pengalaman berkendara di sini tidak terlepas dari rasa was-was, jangan sampai lepas rem tangan, ya!
#2 Wara-wiri pelanggan pusat perbelanjaan
Salah satu faktor yang menyebabkan Jalan Gatak UMY selalu ramai pengunjung adalah banyaknya pusat perbelanjaan di sana. Mulai dari minimarket, warung kelontong, warung makan, sampai jajanan pinggir jalan murah yang banyak macamnya. Tumbuhnya pusat perbelanjaan ini sebenarnya dikarenakan suburnya mahasiswa rantau yang memilih kos di dekat sini. Salah satunya, ya mahasiswa UMY sampai istilah “UMY” pun melekat di tubuh nama Jalan Gatak.
Sayangnya, karena banyak warung makan yang buka di sini, sebagai pengendara, saya turut was-was kalau melintasi saat sore hari. Iya, karena saat itulah para pedagang mulai menampakkan taringnya dan menyebabkan banyak motor bisa secara mendadak berhenti atau berbelok ketika menemukan makanan yang menarik perhatiannya. Hmm, selain menimbulkan macet, kejadian itu selalu bikin saya senam jantung juga. Apalagi kalau melintas saat malam dengan jarak pandang yang minim!
#3 Jalan Gatak UMY sempit dan rusak
Bagi pengendara yang melintas dari arah Lapangan Kasihan atau Jalan Ring Road Selatan pasti akan melewati beberapa pabrik terlebih dahulu sebelum sampai di persimpangan Jalan Gatak. Nah, di situlah kemampuan berkendara dan tingkat kesabaranmu diuji. Banyaknya lubang jalan dan tidak meratanya aspal yang tambal sulam membuat pengalaman berkendara di sini bisa sekaligus membakar kalori.
Kerusakan menjalar sampai persimpangan jalan yang berukuran kecil, tetapi selalu dipadati pengendara itu. Setiap ingin menyeberang atau berbelok di sini, saya, sih cuma bisa berdoa sebanyak mungkin. Ya, bagaimana, lha wong semua pengendaranya nggak mau mengalah! Itu belum terhitung kalau yang melintas truk, bus Trans Jogja, dan kendaraan plat luar Jogja yang nggak tau medan jalan—makin runyam!
Selain jalan yang rusak, penerangan juga sangat minim. Bagi kalian yang punya mata minus seperti saya, saya nggak menyarankan melewati jalan ini di malam hari.
Saya sebenarnya sangat menyayangkan, Jalan Gatak “UMY” merupakan salah satu jalan vital di Bantul. Selain menjadi akses bagi banyak orang, di jalan ini juga terjadi perputaran uang yang lumayan. Tidak hanya warung atau lapak jajanan, di jalan ini kalian dapat dengan mudah menemukan kosan maupun usaha-usaha lain yang menunjang kehidupan mahasiswa. Sudah tahu manfaatnya begitu besar, masak sih pemerintah daerah nggak mau memperbaiki infrastruktur jalannya?
Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Bantul Bukan untuk Kaum Mendang-Mending, Pikir Ulang kalau Mau Tinggal di Sini!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.