Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Pengalaman Berkunjung ke Sumenep Madura: Suasananya Mirip Mojokerto di Masa Lalu

Audea Septiana oleh Audea Septiana
14 Oktober 2024
A A
Pengalaman Berkunjung ke Sumenep Madura: Suasananya Mirip Mojokerto di Masa Lalu bangkalan, madura

Pengalaman Berkunjung ke Sumenep Madura: Suasananya Mirip Mojokerto di Masa Lalu (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Mengunjungi Sumenep Madura menjadi perjalanan nostalgia di luar ekspektasi saya. Sepanjang jalan, saya disuguhi pemandangan yang membawa saya ke wilayah Mojokerto era 2000-an. Kondisi di sana benar-benar mengingatkan saya pada suasana Mojokerto yang belum berada pada cengkeraman modernisasi.

Kondisi infrastuktur di Sumenep Madura

Selama menelusuri jalan-jalan utama di Sumenep, saya melihat bahwa perkembangan infrastuktur di sana belum semaju kota-kota lain di Jawa Timur. Jalanannya tampak seperti Mojokerto di tahun 2000-an meskipun cukup lebar. Ada banyak bagian jalan yang nggak begitu mulus alias gronjal-gronjal. Nampaknya perbaikan masih belum dilakukan secara merata dan konsisten.

Fasilitas di sana pun masih sederhana. Saya nggak melihat ada jembatan penyeberangan, halte bus, bahkan jalur untuk sepeda. Jalanan di Sumenep Madura pun nggak terlalu ramai. Kehadiran kendaraan besar dan mobil nggak mendominasi di jalanan. Uniknya, saya masih melihat becak berkeliaran. Saya lebih sering melihat becak dibandingkan ojek online di sana. Nggak eksisnya ojek online di Sumenep ternyata sudah dijelaskan oleh Mas Akbar Mawlana di Terminal Mojok.

Setelah membaca artikel Mas Akbar, saya semakin nggak heran kalau di Sumenep nggak ada flyover atau bypass yang membawa kita menuju pusat kota. Lha wong dengan jalan yang nggak terlalu lebar saja nggak ditemukan kemacetan sama sekali.

Kondisi jalan raya yang sederhana dan jauh dari kemacetan ini membawa saya pada nostalgia masa lalu. Saat itu infrastruktur di Mojokerto belum tersentuh modernisasi dan masih dalam proses adaptasi terhadap tuntutan mobilitas masyarakat.

Suasana pasar dan layout penjual di sepanjang jalan

Saya sempat melewati beberapa pasar tradisional di Sumenep Madura. Kala itu saya menyaksikan penjual sayur, buah, makanan tradisional, ayam, dsb., yang membentang di sepanjang jalan. Jaraknya sangat dekat dengan aspal jalan. Saya seperti menyaksikan pemandangan serupa yang pernah saya saksikan ketika berusia 7 tahun di mana layout pasar masih sangat berantakan di Mojokerto. Beda dengan sekarang yang sudah lebih tertib.

Akan tetapi kondisi seperti itu seolah menggambarkan interaksi yang lebih hidup antara sesama pedagang dan juga pembeli. Sebab, tak ada sekat-sekat yang membatasi aktivitas mereka layaknya pedagang yang sudah memiliki stan pribadi di pasar.

Lebih lanjut, nampaknya masyarakat Sumenep Madura juga masih bergantung pada pasar-pasar tradisional ini. Sebuah gambaran yang mulai lenyap di Mojokerto mengingat keberadaan pasar tradisional di sana justru mulai direnggut mall dan ritel modern.

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Eksisnya pasar tradisional di Sumenep merepresentasikan kuatnya denyut nadi ekonomi lokal. Sungguh seperti gambaran Mojokerto di masa lampau yang masih sederhana dan murni.

Terminal yang jauh dari kata layak

Satu kata yang melekat dalam benak saya ketika melihat Terminal Arya Wiraraja Sumenep adalah lawas. Ya, kondisi bangunan terminal terlihat sudah rapuh, fasilitasnya pun sangat minim. Banyak debu yang hinggap di tiap sudut, mengingatkan saya akan Terminal Mojokerto yang dulu tampak serupa. Di sini pun tak banyak kendaraan keluar masuk seperti di Terminal Mojokerto. Saya juga nggak menyaksikan tempat parkir yang dipadati kendaraan.

Ada beberapa penjual di bagian belakang Terminal Arya Wiraraja Sumenep Madura. Kios-kios mereka terlihat tradisional dan juga sepi karena kebanyakan nggak ada pembeli. Penjual juga berduduk di bagian depan kios sembari kipas-kipas dengan kertas. Beberapa dari mereka beranjak menjajakan jualannya masuk ke dalam bus atau berada di sekitar peron.

Yang paling membuat saya geleng-geleng adalah kondisi toilet umum. Toilet di sana adalah toilet terburuk yang pernah saya temui selama beranjak dari satu kota ke kota lain. Toilet terminal itu terletak di bagian belakang kios-kios. Ukurannya sangat kecil, gelap, dan tentu jauh dari kata bersih. Pintu toilet bahkan seolah tak mampu berdiri kokoh.

Kondisi di Terminal Arya Wiraraja ini tentu jauh berbeda dengan Terminal Mojokerto saat ini. Di Mojokerto, kiosnya sudah berbentuk stand modern, tertata rapi dan berurutan dengan kulkas kaca yang berderet. Ada juga kursi-kursi ala kafe yang ditata rapi di ruang depan. Mojokerto saat ini sudah jauh lebih tertata dengan terminal yang lebih modern dan pedagang yang dipindahkan ke area tertentu, beda dengan Sumenep Madura yang masih mempertahankan unsur tradisional.

Alun-Alun Sumenep Madura

Konsep Alun-Alun di Sumenep saat ini seperti Alun-Alun Mojokerto 10 tahun silam. Ya, di sana ada lampu-lampu yang menjelma dalam bentuk bunga-bunga. Makanya Alun-Alun Sumenep juga disebut sebagai taman bunga.

Akan tetapi saya nggak melihat bunga yang menyala sebanyak di Alun-Alun Mojokerto dulu. Saya juga melihat banyak lampu bunga yang redup dan bahkan mati. Tak hanya lampu bunga, fasilitas lainnya juga banyak yang sudah rapuh dan nggak berfungsi. Sebut saja tempat bermain anak-anak dan fasilitas olahraga.

Namun uniknya, alun-alun ini masih ramai dikunjungi warga Sumenep Madura. Malahan lebih banyak muda-mudi yang berkunjung ke sini. Kondisi ini berbeda dengan Alun-Alun Mojokerto yang justru condong jadi tempat family time.

Hal yang paling menonjol di Alun-Alun Sumenep adalah kehadiran pedagang. Para pedagang di sini mengitari wilayah alun-alun berkeliling menjajakan dagangan mereka. Sementara di Mojokerto, para pedagang ini sudah direlokasi ke tempat khusus sentra kuliner yang juga berada di alun-alun. Tempatnya pun cukup modern.

Perjalanan ini mengajarkan saya bahwa kemajuan nggak selamanya menghapus jejak masa lalu. Sumenep Madura dengan segala kesederhanaannya membuka kembali nostalgia akan Mojokerto di masa lampau. Waktu Mojokerto masih sederhana, jauh dari ingar-bingar modernitas.

Penulis: Audea Septiana
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Culture Shock di Sumenep Madura: Kikil Campur Kacang Hijau Bernama Kaldu Kokot.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2024 oleh

Tags: maduraMojokertoPulau Madurasumenep madura
Audea Septiana

Audea Septiana

Mahasiswa Sosiologi.

ArtikelTerkait

Organisasi Mahasiswa di Bangkalan Madura Tak Mungkin Melawan Oligarki, Mereka Sudah Sibuk Melawan Teman Sendiri

Organisasi Mahasiswa di Bangkalan Madura Tak Mungkin Melawan Oligarki, Mereka Sudah Sibuk Melawan Teman Sendiri

9 September 2024
Warga Bangkalan Madura Lebih Butuh Transportasi Antar Kabupaten di Madura daripada Bangkalan-Surabaya Mojok.co

Warga Bangkalan Madura Lebih Butuh Transportasi Antar Kabupaten di Madura daripada Bangkalan-Surabaya

19 Juli 2024
Di Madura, Lebih Mudah Menemukan Jalan Rusak Ketimbang Penjual Sate Madura terminal mojok.co

Ragam Cara Jajakan Dagangan ala Pedagang Madura

28 Desember 2019
Potret Terbaru Bukit Jaddih Bangkalan Madura: Tak Seindah Foto di Instagram

Potret Terbaru Bukit Jaddih Bangkalan Madura: Tak Seindah Foto di Instagram

21 Maret 2025
Unpopular Opinion, Mojokerto Adalah Kota Paling Layak untuk Hidup Bahagia Sampai Tua Mojok.co

Unpopular Opinion, Mojokerto Adalah Kota Paling Layak untuk Hidup Bahagia Sampai Tua

13 Oktober 2024
Pamekasan Madura Katanya Kabupaten Layak Anak, tapi Taman Bermainnya Nggak Ramah Anak karena Diisi Muda-mudi Mesum

Pamekasan Madura Katanya Kabupaten Layak Anak, tapi Taman Bermainnya Nggak Ramah Anak karena Diisi Muda-mudi Mesum

7 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.