Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jalan Tunjungan Surabaya Makin Tak Menyenangkan, Salah Siapa?

Rahadi Siswoyo oleh Rahadi Siswoyo
10 September 2024
A A
Jalan Tunjungan Surabaya Makin Tak Menyenangkan, Salah Siapa?

Jalan Tunjungan Surabaya Makin Tak Menyenangkan, Salah Siapa? (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Akhir pekan lalu mungkin akan menjadi akhir pekan paling menyebalkan dalam hidup saya. Bukan karena dapat musibah, tapi karena saya memilih menghabiskan akhir pekan saya ke Jalan Tunjungan. Iya, Jalan Tunjungan, jalanan di Kota Surabaya yang mungkin sering lewat beranda media sosial kalian dengan kesan indah, romantis, dan estetik yang padahal hanya cukup diakui kisah historisnya. Serius, saya nggak bohong!

Memang ngomongin Jalan Tunjungan nggak akan ada habisnya. Mau dibahas dari sisi sejarah, wisata, apalagi sisi romantismenya, pasti bisa. Tapi bisa nggak sih kita mulai realistis membicarakan Jalan Tunjungan Surabaya? Jujur, sebagai arek Suroboyo, saya merasa muak dengan pencitraan Jalan Tunjungan yang terlalu dilebih-lebihkan. Padahal sebenarnya ya gitu-gitu saja, alias nggak ada yang istimewa.

Sebenarnya kurang elok juga jika saya mengatakan nggak ada yang istimewa dari Jalan Tunjungan. Mengingat kisah sejarah jalan tersebut cukup berpengaruh besar pada perjalanan Kota Surabaya. Apalagi, sampai ada lagu “Rek Ayo Rek” yang berlatar Jalan Tunjungan. Jelas, artinya jalan itu istimewa. Tapi menurut saya keistimewaan itu kian luntur makin hari. Entah apa penyebab pastinya, tapi saya punya dua alasan utama untuk mengatakan hal itu.

Jalan Tunjungan Surabaya macet dan sumpek banget

Jalan Tunjungan dulunya sama seperti jalan arteri yang ada di Surabaya, nggak terlalu macet dan nggak longgar juga. Tapi, semenjak Pemerintahan Kota Surabaya mulai melakukan revitalisasi kawasan jalan itu, semua petaka ini dimulai. Jalan Tunjungan kini sudah menjelma kawasan padat wisatawan.

Saya rasa, itulah yang menjadi sebab kemacetan jalan yang dulunya lancar-lancar saja. Belum lagi parkir kendaraan di bahu jalan semakin menambah kemacetan. Alih-alih menjadi tempat wisata yang menyenangkan dan menenangkan, Jalan Tunjungan malah menjadi tempat wisata yang menyebalkan.

Bukan hanya itu, saya juga sepakat dengan Mas Arief Rahman, kalau branding Jalan Tunjungan sebagai tempat jalan-jalan hanyalah omong kosong. Trotoar yang sempit dan nggak mulus-mulus banget cukup membuat kegiatan jalan-jalan kurang menyenangkan. Apalagi saat malam akhir pekan, kesan sumpeknya makin nggak karuan. Saran saya, kalau mau ke sana, silakan datang di hari-hari biasa, agar nggak terlalu ramai dan setidaknya bisa menikmati suasana. Meskipun ya gitu-gitu aja!

Kemproh, alias kotor banget

Pada kunjungan terakhir saya ke Jalan Tunjungan Surabaya, saya benar-benar dibuat sebal. Bukan hanya karena macet dan sumpeknya tempat itu, tapi juga sampah yang ada di mana-mana. Ingat, sampahnya yang ada di mana-mana, bukan tempat sampahnya. Alhasil, bau kurang sedap turut menemani perjalanan saya malam itu. Sudah sumpek, pengap, ditambah bau kurang sedap, kurang istimewa apa lagi tempat ini?

Jujur saja, kesan kemproh pada kawasan ini benar-benar parah. Sampahnya banyak, tapi petugas kebersihannya nggak ada. Sepenglihatan saya, hanya ada beberapa pemulung yang memungut sebagian sampah. Itu pun nggak menyelesaikan masalah kekemprohan Jalan Tunjungan. Pertanyaannya, kok bisa banyak orang pacaran di sini? Ah, sudahlah, mungkin selain membuat buta, cinta bisa membuat seseorang pilek.

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

Siapa yang salah?

Problematika Jalan Tunjungan Surabaya memang seolah tak ada hentinya. Setelah selesai dengan masalah parkir liar, kini masih harus berhadapan dengan masalah tata kelola dan kebersihan. Entah siapa yang harus disalahkan atas ini semua. Tapi, saya rasa ini tanggung jawab kita bersama. Pemerintah harus lebih serius dalam memperhatikan dan mengelola tempat ini. Begitu juga dengan pengunjungnya, harus tahu diri.

Seharusnya, Jalan Tunjungan dapat serupa Malioboro Jogja atau Braga Bandung dengan keunikan dan kisahnya sendiri. Modalnya sudah ada, perhatian serius dari pemerintah kota saja yang belum.

Mau dibuat kawasan yang penuh dengan kafetaria, monggo. Mau dibuat kawasan budaya, bisa. Atau mau dibuat kawasan yang punya kesan historis dan romantis, juga boleh. Asalkan nggak macet-macet banget dan kemproh saja itu sudah cukup.

Artinya, ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Surabaya mendatang untuk memperhatikan ikon-ikon Kota Surabaya. Salah satunya adalah Jalan Tunjungan, termasuk juga kawasan Kota Lama Surabaya yang baru-baru ini sudah mulai punya nama.

Sudah, sampai sini dulu marah-marahnya.

Penulis: Rahadi Siswoyo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jalan Tunjungan, Ikon Kota Surabaya yang Semakin Tidak Ramah Wisatawan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 September 2024 oleh

Tags: jalan tunjunganJalan Tunjungan SurabayaSurabaya
Rahadi Siswoyo

Rahadi Siswoyo

Gemar menghibur teman tongkrongan.

ArtikelTerkait

Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Terbesar yang Mencerminkan Karakter Orang Surabaya

Stasiun Gubeng, Stasiun Terbesar yang Mencerminkan Karakter Orang Surabaya

1 Juli 2023
Sidoarjo Menyimpan Peluang Bisnis yang Menggiurkan (Unsplash)

Sidoarjo Menyimpan Peluang Bisnis yang Menggiurkan

12 Maret 2023
5 Tempat yang Sebaiknya Tidak Dikunjungi di Surabaya terminal mojok (1)

5 Tempat yang Sebaiknya Tidak Dikunjungi di Surabaya

1 Desember 2021
Sampoerna Splash Royal Ungu Wujud Fomo yang Gagal (Unsplash)

Sampoerna Splash Royal Ungu 16: Kegagalan Lain dari HM Sampoerna Sekaligus Wujud Fomo Pabrik Rokok dari Surabaya Itu

19 Oktober 2023
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Ilustrasi Madura Ditinggal Jawa Timur, Saatnya Jadi Provinsi Sendiri (Unsplash)

Madura Tertinggal, ketika Jawa Timur Maju Pesat Menjadi Alasan Kuat Madura Justru Harus Jadi Provinsi Sendiri

5 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.