Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jangan Salah Pilih, Tempe Kacang Adalah Oleh-oleh Khas Malang yang Paling Autentik. Oleh-oleh Lain Lewat!

Erma Kumala Dewi oleh Erma Kumala Dewi
5 Juli 2024
A A
Menobatkan Tempe Kacang sebagai Oleh-Oleh Malang yang Paling Khas, Oleh-Oleh Lain Nggak Pantas! Mojok.co

Menobatkan Tempe Kacang sebagai Oleh-Oleh Malang yang Paling Khas, Oleh-Oleh Lain Nggak Pantas! (wikipedia.org)

Share on FacebookShare on Twitter

Membaca artikel Mojok tentang Betapa Bingungnya Menjawab Oleh-Oleh Khas Malang membuat saya sebagai warga Malang ikut kepikiran. Barangkali, berbagai olahan apel dan keripik yang langsung terlintas di kepala banyak orang. Padahal, oleh-oleh khas Malang itu sebenarnya berasal dari Batu. Sedangkan Batu dan Malang adalah daerah yang bertetangga saja. Sebab, Batu sudah dimekarkan menjadi kota tersendiri sejak 2001.

Tunggu dulu, kalau dipikir-pikir lagi Malang juga punya kekhasan kuliner kok. Saking istimewanya, panganan ini hanya bisa ditemukan di Malang. Saya persembahkan, the one and only: tempe kacang!

Nggak banyak orang luar Malang yang mengenal tempe kacang. Popularitasnya sangat jauh jika dibandingkan dengan apel dan berbagai produk turunannya. Di Malang, tempe dari ampas kacang tanah ini lumrah disebut tempe kacang. Ada juga yang menyebutnya tempe bungkil, menjes kacang, atau menjes saja. Namun, penyebutan menjes memiliki makna ganda. Sebutan ini rawan tertukar dengan tempe yang terbuat dari ampas tahu yang dikenal dengan nama tempe gembus.

Tempe kacang kuliner khas Malang yang belum disadari banyak orang

Sejauh pengetahuan saya, orang malang memang nggak terlalu aktif memperkenalkan kuliner ini ke pendatang. Tidak mengherankan kalau tempe kacang tidak sepopuler apel. Tempe kacang lebih banyak berakhir di meja-meja makan rumahan dan warung saja. Tidak ada promosi yang gencar menawarkan tempe kacang sebagai kuliner khas daerah dengan julukan Paris Van Java ini. 

Lantaran sudah biasa menjadi menu harian, barangkali banyak warga Malang yang merasa tempe kacang nggak punya keistimewaan. Apalagi makanan ini dari keluarga tempe, sesuatu yang dianggap lumrah tersebar dimana-mana. Rata-rata orang Malang baru menyadari betapa spesialnya tempe kacang setelah merantau. Sebab tempe yang satu ini nggak bisa dijumpai di luar Malang. Bahkan, kita masih nggak bisa menjumpai tempe ini di Blitar, padahal jaraknya hanya 2 jam perjalanan saja.

Oleh karena itu, tempe kacang selalu dianggap sebagai oleh-oleh paling ditunggu-tunggu oleh perantau asal Malang yang lama nggak pulang. Rasanya selalu berhasil mengingatkan para perantau akan rumah di kampung halaman. 

Tempe kacang menjadi satu-satunya kuliner yang nggak bisa ditiru di tempat lain. Tidak seperti bakso Malang, mendol, kripik, dan makanan khas  lainnya yang masih bisa diduplikasi di luar Malang. Kita masih bisa menikmati bakso Malang di luar Malang meskipun terkadang rasanya kurang memuaskan. Namun, tidak demikian dengan tempe kacang. Jangan harap bisa menikmati tempe kacang asli di luar Malang, duplikasinya aja nggak ada. Kalau ada yang jual, hampir pasti mereka mendatangkannya dari Malang.

Selain panganan ini kurang populer, pembuatan tempe memerlukan hal-hal yang lebih spesifik. Misalnya saja temperatur dan kualitas air yang menentukan keberhasilan fermentasi. Barangkali dua hal inilah yang membuat tempe kacang semakin sulit dijumpai di luar Malang.

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

Berharap tempe kacang bernasib sama baiknya dengan mendoan Purwokerto

Kita telah mengenal mendoan sebagai salah satu olahan tempe paling populer. Bahkan, menjadikan mendoan sebagai top of mind kuliner asal Purwokerto. Konsepnya sederhana saja, cuma tempe yang digoreng tepung. Olahan tempe semacam ini memang jadi comfort food bagi orang Indonesia.

Tempe kacang sebenarnya kerap diolah sama seperti mendoan. Digoreng dengan baluran tepung, namun teksturnya dibikin lebih garing. Namun, irisan tempenya juga lebih tebal. Jadi dalam sekali gigit kita benar-benar bisa merasakan tempe sebagai bintang utamanya, bukan tersamarkan oleh rasa adonan kulitnya. Sayangnya, popularitas tempe kacang tidak segemilang tempe mendoan. Padahal rasanya unik dan nggak kalah enak dari mendoan.

Potensial diangkat menjadi oleh-oleh khas Malang, tapi masih banyak kekurangannya

Sejauh ini gaung tempe kacang sebagai representasi kuliner khas Malang masih tertutup oleh bakso. Padahal, menilik kekhasannya, jelas tempe kacang lebih unggul. Tempe kacang memang potensial mewakili kekhasan kuliner Paris Van Java, tapi masih banyak PR untuk diselesaikan.

Pertama, orang-orang terlanjur kurang mengenal tempe kacang. Mereka lebih sering request dibawakan bakso Malang. Seandainya mereka tahu bahwa tempe kacang adalah barang langka yang cuma bisa didapatkan di Malang, barangkali mereka akan tertarik mencoba. Itu mengapa sudah menjadi kewajiban warga Malang untuk aktif mengenalkan tempe kacang sebagai kekhasan kuliner daerah mereka. 

Kedua, tekstur tempe kacang mudah rapuh. Memang rawan hancur kalau dibawa bepergian jauh. Untuk menyiasatinya saya rasa bisa membawa tempe kacang goreng tepung sebagai oleh-oleh. Teksturnya jadi lebih kokoh. Sesampainya di tempat tujuan bisa digoreng ulang biar hangat. Selain dinikmati sebagaimana gorengan, tempe kacang juga enak untuk dijadikan sambal, dipenyet bersama bawang putih dan cabai, lalu dimakan dengan nasi hangat. 

Ketiga, tempe kacang lebih cepat masam daripada tempe kedelai biasa. Untuk menyiasatinya, ibu saya biasa mengukus tempe kacang sebelum dibawa ke luar kota. Tujuannya untuk menghentikan proses fermentasi. Hasilnya, tempe kacang akan lebih awet beberapa hari tanpa masam dibandingkan biasanya.

Perlu standar mutu sebelum menjadi oleh-oleh khas Malang

Tidak ada standar mutu yang seragam menjadi pekerjaan rumah lain yang perlu diselesaikan. Sejauh ini belum ada pihak yang benar-benar menekuni usaha tempe kacang sebagai oleh-oleh. Itu mengapa, kalau ingin membawa tempe kacang sebagai oleh-oleh, masih perlu bantuan warga lokal untuk memilihkan pedagang yang tepat. Sebab, lain penjual, lain juga kualitas tempenya. 

Barangkali tempe kacang bisa mencontoh mendoan kalau ingin serius digarap sebagai oleh-oleh khas Malang. Pengemasannya bisa dipercantik dalam bentuk besek dan dipastikan kualitas tempe kacang yang dipakai benar-benar baik. Ini penting supaya tidak mengecewakan orang yang baru pertama kali mencicipi tempe kacang.

Semenjak merantau saya menyadari betapa istimewanya tempe kacang. Saya tidak pernah absen menyarankan teman-teman saya untuk mencoba tempe kacang saat berkunjung ke Malang. Semoga semakin banyak orang yang menyadari potensi tempe kacang sebagai kekhasan kuliner Malang. Hal ini akan berdampak baik untuk nasib pengrajin tempe kacang yang semakin lama jumlahnya kian berkurang tergerus zaman.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Cerita di Balik Alun-Alun Merdeka dan Alun-Alun Tugu, Tempat Ikonik Kota Malang yang Melenceng dari Pakem Jawa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Juli 2024 oleh

Tags: MalangmendoanOleh-Oleholeh-oleh khas malangoleh-oleh malangtempetempe kacang
Erma Kumala Dewi

Erma Kumala Dewi

Penggemar berat film kartun walaupun sudah berumur. Suka kulineran dan kekunoan.

ArtikelTerkait

Ini Cara Saya Berdamai dengan Panasnya Sidoarjo

Ini Cara Saya Berdamai dengan Panasnya Sidoarjo

5 Januari 2024
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
5 Rekomendasi Rokok Murah dan Enak dari Malang (Pexels)

5 Rokok Murah dan Enak dari Malang yang Kini Menjadi Favorit Tukang Sebat di Pulau Jawa

30 Maret 2025
Malang dan Batu Bertetangga, tapi Nyatanya Berlawanan (Unsplash)

Malang dan Batu: Dua Kota yang Bertetangga, tapi Nyatanya Saling Berlawanan karena Berbeda Karakter

3 Maret 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Malang: Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup

29 September 2025
5 Oleh-oleh Khas Bandung yang Murah Meriah Terminal Mojok

5 Oleh-oleh Khas Bandung yang Murah Meriah

11 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.