Banyak yang menganggap pacaran itu selalu buruk. Namun, kita juga sama-sama tahu bahwa partner yang tepat justru bisa mengeluarkan potensi diri. Bukti nyata bisa kita temukan di kisah sohib saya, Trio Rhoma Budianto, yang sedang menempuh pendidikan S2 di luar negeri, tepatnya di Prince Of Songkla Thailand, Jurusan Psikologi. Dia berhasil mewujudkan keinginannya itu, salah satunya karena peran partner pacaran.
Kisah ini berawal ketika dia berkeinginan untuk mengimprovisasi dirinya melalui salah satu aplikasi bernama Tandem. Hingga ada di suatu masa dia bertemu dengan seorang perempuan Amerika berinisial M yang ingin mengenal budaya Indonesia. Dari situlah, awal mula kisah asmara mereka dimulai, yaitu tahun 2020 lalu tepatnya di bulan Maret.
Setelah satu bulan pendekatan, Trio berhasil meluluhkan hati si M untuk menjadi pasangannya. Hari demi hari hubungan mereka semakin intens meskipun pacaran jarak jauh via online.
Bisa S2 di luar negeri berkat pacar
Percakapan yang mereka gunakan tentu full Bahasa Inggris. Komunikasi yang mereka jalin tiap harinya hanya di waktu malam saja karena perbedaan waktu 11 jam. Dari situ, kemampuan Bahasa Inggris teman saya terasah. Kini dia fasih Bahasa Inggris setelah intens berpacaran dengan native Amerika.
Hubungan yang sehat itu memberi impact besar kepada Trio. Selain jadi fasih berbahasa Inggris, Trio mendapat banyak wawasan tentang budaya Amerika. Oleh sebab itu, pacaran dengan partner yang tepat akan memberi dampak positif. Dan, keinginan untuk menempuh studi S2 di luar negeri jadi semakin menyala.
Setelah kisah asmara mereka terjalin selama 4 bulan, Trio dan kekasihnya ingin melanjutkan hubungannya ke jenjang yang lebih serius. Mereka berdua sama-sama memberanikan diri untuk memberi tahu kedua orang tua.
Sayangnya, orang tua mereka saling tidak merestui karena perbedaan agama. Oleh sebab itu, keduanya lalu berpisah secara baik-baik.
Pacaran sehat meningkatkan kualitas diri
Sejak berakhirnya hubungan itu, Trio memberanikan diri untuk mewujudkan kembali impiannya yang sempat tertunda, yaitu melanjutkan studi S2 ke luar negeri. Dengan modal Bahasa Inggris yang sudah mumpuni, ditambah pengalaman berkomunikasi dengan native, dia menantang dirinya sendiri. Pada akhirnya, perjalanan yang telah dilalui Trio dari berpacaran hingga selesainya kisah asmara tersebut mampu membuahkan hasil hingga dia diterima menjadi mahasiswa S2 yang telah lama diimpikannya.
Dari sini kita dapat ambil kesimpulan. Hubungan yang dijalani Trio itu bisa mengubah perspektif mayoritas masyarakat bahwa tidak selamanya berpacaran selalu dikaitkan dengan hal negatif.
Terbukti dengan konsistensi dan dukungan dari M menjadi modal berharga bagi Trio untuk membantu mewujudkan keinginannya S2 di luar negeri. Semoga pengalaman Trio mampu memberi pandangan baru terkait pacaran sehat. Bahwa pacaran nggak sepenuhnya buruk. Tentu, kita kudu selektif memilih partner selain memantaskan diri untuk menjadi seorang pasangan yang baik.
Penulis: Nabila Hilmiah
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 20 Istilah Penting untuk Kalian yang Ingin Kuliah di Luar Negeri
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.