Biaya admin marketplace yang makin mencekik bikin keuntungan penjual jadi menipis. Malah lebih untung jadi tukang parkir Indomaret deh, keluarin satu motor dapat dua ribu!
Berawal dari impian punya usaha sendiri, akhirnya saya mencoba peruntungan dengan berdagang di marketplace Tokopedia dan Shopee. Awalnya, keuntungan dari harga per barang cukup menggiurkan, dengan menghitung presentase biaya admin marketplace yang nggak terlalu tinggi. Di dua toko online itu, biaya admin hanya 3-5 persen, namun setelah ada berbagai kebijakan, naiknya nggak ngotak.
Kenaikan biaya admin itu membuat saya berpikir, lebih baik jadi tukang parkir Indomaret yang dapat untung dua hingga tiga ribu rupiah per motor daripada jualan di marketplace. Coba bayangkan, awalnya kalian punya dana nggak terlalu besar, terus bermimpi punya toko atau usaha sendiri. Nah, untuk mengakali punya usaha sendiri, kalian perlu menyewa tempat, kan? Itu sudah ada solusinya, yakni jualan di marketplace saja.
Saya yakin, pedagang online newbie juga bermimpi seperti saya awalnya. Biasanya kita berpikir, biaya sewa ruko atau toko nggak sebanding dengan modal. Untuk ukuran ruko kecil saja, seperti warung kelontong Madura, modal sewanya sekitar 8-20 jutaan setahun. Tapi untuk harga sewa ruko juga melihat tempatnya juga, jika dekat jalan raya, pasti lebih mahal.
Jadi dengan pertimbangan itu, saya memilih jualan online lewat marketplace. Usaha di rumah, buka di rumah, jualan lewat rumah. Tinggal hitung modal beli printer untuk cetak barcode pesanan di markeptlace, plastik kresek untuk membungkus dagangan, lakban, dan barang yang dijual.
Akan tetapi jualan di marketplace nggak sesederhana itu, Bro. Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan sebelum jualan di marketplace.
Biaya admin marketplace makin mencekik
Sebelum memulai jualan, saya sudah meriset beberapa aneka macam kebijakan administrasinya. Namanya dagang, meminimalisir kerugian itu wajib, kan? Kita buka usaha tujuannya untuk untung, jadi kalau ada pejabat atau influencer yang bilang perusahaannya nggak cari untung, itu hal mustahil alias palsu. Hehehe.
Dari sekian banyak perhitungan awal itu, saya pun memutuskan mencoba peruntungan dengan jualan di marketplace. Siapa tahu keberuntungan memihak toko baru ini. Lagi-lagi saya orang yang percaya pada keberuntungan karena keberuntungan juga lahir dari usaha. Tapi rasa percaya diri saya itu mendadak hilang ketika menghitung kembali bisnis yang kecilnya seperti sebutir beras.
Pertimbangannya, potongan biaya admin di marketplace nggak berbarengan dengan harga bahan utama dagangan. Pasalnya harga bahan jualan juga makin meningkat dari agen-agen. Sedangkan biaya admin nggak mikir pedagang kecil kayak saya. Menyebalkan, kan?
Misalnya, keuntungan satu barang sekitar seribu hingga tiga ribu rupiah. Tapi, karena biaya admin marketplace meningkat, keuntungan tersebut mendadak berkurang jadi di bawah seribu rupiah. Nah, kan, lebih baik jadi tukang parkir Indomaret dapat dua ribu rupiah per motor.
Awalnya, biaya admin marketplace hanya 3-5 persen saat saya memulai bisnis pada awal 2022. Setelah lewat akhir tahun memasuki 2023, biaya admin naik jadi 7-9,8 persen untuk barang kebutuhan rumah tangga. Biaya admin ini sudah seperti PPN 11 persen. Coba jika ditambahi PPN, harganya mau berapa? Siapa yang mau beli dagangan saya kalau begitu?
Memang sih sudah ada yang mengatur soal rezeki. Tapi, kayaknya itu petunjuk untuk jangan jualan dengan modal kecil di marketplace.
Bukan lagi untuk pedagang skala kecil
Pertimbangan kedua adalah bisnis juga punya banyak kompetitor. Para pesaing usaha kita adalah mereka yang sudah lama menikmati hasil jualan dan memiliki pelanggan tetap di marketplace.
Pernah nggak sih kepikiran dengan harga barang dagangan kompetitor? Untung mereka berapa, ya? Kok mereka bisa jualan barang X dengan harga segitu?
Harga yang dipatok para kompetitor kadang di luar nakal. Harganya lebih murah, tampilannya ciamik, dan ulasan para pelanggan tetap membuat rating mereka naik. Alhasil, pedagang skala kecil dan newbie seperti saya nggak akan mampu mengerjarnya. Dan buat sambat lagi, jualan di marketplace itu untungnya setipis tisu.
Jadi, kalau mau jualan di marketplace, coba pertimbangkan lagi. Daripada jualan di marketplace, jualan door to door atau malah lewat Facebook sekalian jauh lebih menjanjikan dan masuk akal. Cobain nek nggak percoyo, Gaes. Hehehe.
Penulis: Christian Denny M
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA COD Marketplace Sekarang Nyusahin, Mending Hilangkan Aja.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.