Hidup di Boyolali sejak lahir membuat saya paham betul akan kondisi geografis dan kehidupan yang ada di Boyolali. Hal ini saya rasakan setelah berhasil mengunjungi seluruh kecamatan yang ada di Boyolali. Hasilnya, terdapat perbedaan yang sangat tajam antara Boyolali utara dengan Boyolali selatan.
Dari hasil plesiran saya ke seluruh penjuru Boyolali ini, saya berani bilang kalau Boyolali utara hanya untuk orang tangguh. Umumnya, kabupaten yang letaknya berada di tengah-tengah Kota Solo dan Semarang ini identik dengan citranya sebagai kota susu. Selain susu, Boyolali juga terkenal akan wisata Gunung Merapi yang menjadi ciri khas yang melekat Boyolali hingga saat ini. Kedua hal tersebut sayangnya terlalu melekat di Boyolali selatan.
Buat yang masih bingung, akan saya jelaskan sekilas bentuk geografis Kabupaten Boyolali. Kalau kita lihat di peta, bentuk Boyolali ini sekilas mirip dengan huruf L kebalik. Dari sudut huruf L itu, yang disebut Boyolali Utara di bagian vertikal huruf L, sedangkan yang horizontal dari huruf L adalah daerah Boyolali Selatan. Sudah terbayang kan?
Nggak? Duh, cek Wikipedia Boyolali deh, biar paham maksud saya. Balik ke laptop.
Nah, saya kasih tahu satu fakta unik. Kecamatan paling utara Boyolali bernama Juwangi berjarak 56 km dari pusat kabupaten. Sedangkan kecamatan paling selatan Boyolali, Musuk, hanya berkisar 26 km, jomplang banget bukan?
Tak heran kalau warga Boyolali Utara lebih menyukai pergi ke kota tetangga (Solo, Salatiga dan Semarang) ketimbang harus jauh-jauh pergi ke pusat kota Boyolali. Kondisi geografis ini pula lah yang menjadi penyebab mengapa wilayahnya sangat berbeda dengan wilayah Boyolali selatan.
Landscape geografis yang sangat berbeda
Hal pertama yang membedakan Boyolali utara dengan Boyolali selatan adalah kondisi geografis masing-masing wilayah. Wilayah Boyolali selatan kebanyakan berupa dataran tinggi pegunungan yang menjulang dari daerah Cengklik sampai ke wilayah Selo. Hal inilah yang bikin Jalan Nasional Solo Semarang di sepanjang Banyudono-Boyolali Kota menanjak terus. Sedangkan di utara wilayahnya berupa dataran sedang yang tekstur tanahnya tidak merata.
Dari segi komoditas, tanaman pangan mayoritas di Boyolali Selatan berupa sayur mayur yang harus ditanam di tempat yang dingin. Kebalikannya, Boyolali utara biasanya menanam komoditas yang cocok dengan dataran rendah, seperti padi, kacang, jagung, dan tebu. Hamparan jagung dan tebu dapat kita temukan di daerah paling utara, seperti di Juwangi, Kemusu, dan Wonosegoro. Ketiga kecamatan tersebut umumnya merupakan daerah kering, jauh berkebalikan dengan daerah selatan Boyolali.
Baca halaman selanjutnya