Kemarin saya membaca artikel soal 4 Dosa Indomaret yang Membuat Pelanggan Tidak Nyaman yang ditulis oleh Mas Arief Nur Hidayat. Sebagai pelanggan Indomaret, jelas saya setuju dengan apa yang tertulis di artikel terrsebut apalagi pada poin nggak menyediakan bangku di depan toko. Lha, wong saya pernah jadi korbannya, kok. Kala itu, saya terpaksa menenggak minuman dingin yang saya beli di atas jok gara-garanya nggak ada bangku di depan Indomaret yang saya datangi. Sialan.
Setelah saya pikir-pikir, dosa Indomaret nggak hanya apa yang ada di tulisan tersebut. Ada sederet dosa lain yang juga membuat pelanggan jadi misuh-misuh.
Daftar Isi
#1 Gangguan sistem, gangguan terus!
Dosa yang pertama yang kerap terjadi di Indomaret adalah gangguan sistem pada saat pembayaran secara cashless. Beberapa kali saya terpaksa merogoh kocek dari dompet gara-gara sistem pembayaran cashless mereka sedang gangguan.
“Ada uang tunainya saja, Kak?” begitu tanya mbak-mbak kasir setelah towal-towel cukup lama di depan layar komputer. Konon katanya, sedang ada gangguan koneksi jaringan. Soal koneksi jaringan ini, menurut salah seorang mantan kasir Indomaret, kekuatan sinyal mesin pembayaran juga memengaruhi cepat lambatnya proses pembayaran.
Oh, pantesan kadang kalau pelanggan bayar cashless suka lama. Sinyalnya burik rupanya. Beneran nggak ngerti lagi deh sama Indomaret. Kalian tuh labanya sudah mengalahkan supermarket besar, masa iya IT support-nya nganu banget?
#2 Kasir Indomaret tidak memberikan struk belanja
Di tangan sebagian besar orang, struk belanja mungkin akan berakhir di tempat sampah. Namun, bukan berarti struk itu nggak penting, ya. Selain menjadi bukti transaksi, struk juga bisa dipakai untuk crosscheck belanjaan hari itu, apakah sudah sesuai atau belum, entah jumlah barang maupun total kembalian yang harusnya diterima pembeli.
Sayangnya, beberapa kali saat berbelanja di Indomaret, saya pernah nggak diberikan struk belanja. Ada mbak kasir yang diem-diem bae, ada pula yang menjelaskan secara sopan bahwa mesinnya sedang bermasalah sehingga nggak bisa mengeluarkan struk belanja.
#3 Ditanya promo malah bingung
Sudah jadi kebiasaan, saya selalu konfirmasi ke pramuniaga Indomaret terkait informasi promo produk yang saya dapat dari media sosial. Sayangnya, beberapa kali saya bertemu pramuniaga yang justru nggak tahu perihal promo yang saya tanyakan. Ending-nya, dia akan bertanya pada temannya yang lain. Kalau saat itu temannya kebetulan tahu promo tersebut, case closed. Namun, pernah pula teman yang ditanya nggak tahu.
Setelah saya menunjukkan postingan yang ada di media sosial terkait informasi promo yang saya maksud, barulah mereka mengangguk-angguk. “Iya, Bu, bener lagi promo berarti,” begitu katanya
#4 Ada promonya, tapi barangnya nggak ada di Indomaret
Masih seputar dunia promo Indomaret. Kali ini tentang raibnya produk-produk yang sedang didiskon. Aneh bin nyata. Di materi promonya ada, tapi barangnya nggak bisa ditemukan meski sudah dicari dari satu Indomaret ke Indomaret lain. Biasanya hal tersebut terjadi jelang bulan puasa ataupun Lebaran, saat ada banyak barang yang didiskon.
Terkait ketiadaan barang yang didiskon, ada yang menyebut bahwa barang tersebut memang terbatas stoknya, sehingga nggak semua Indomaret kebagian. Tapi nggak sedikit pula yang menyebut bahwa barang-barang tersebut sudah dibeli terlebih dulu oleh karyawan Indomaret sendiri. Alhasil, pelanggan yang mencari ke sana-kemari cuma bisa gigit jari.
Meskipun memiliki sederet dosa yang membuat pelanggan nggak nyaman dan kecewa, saya yakin Indomaret nggak akan kehilangan pesonanya, setidaknya untuk beberapa tahun ke depan. Indomaret tetap akan menjadi pesaing serius bagi retail-retai raksasa di luar sana.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Aturan Tidak Tertulis Saat Belanja di Indomaret yang Terpaksa Harus Saya Tulis.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.