Melihat Kota Kediri yang mulai banyak berbenah bikin saya senang. Fasilitas yang disediakan juga mulai bertambah. Contoh paling gampang adalah dibandingkan daerah sekitar lainnya, Kediri sudah punya banyak mall, supermarket, bioskop, dan berbagai coffee shop hits. Bahkan yang terbaru adalah Starbucks buka gerai di sini. Hotel-hotel yang tersedia di sini pun cukup banyak, bahkan ada pula hotel bintang empat di sini seperti Grand Surya.
Selain fasilitas publik yang makin banyak, beberapa fasilitas lainnya mulai dibenahi. Ada Simpang Lima Gumul, stadion baru yang proyeknya masih berjalan, transportasi umum yang mulai di-upgrade, hingga bandara Dhoho Kediri yang paling ditunggu-tunggu seluruh warga Kediri.
Akan tetapi dengan semakin majunya fasilitas di Kediri membuat saya berpikir ulang, apakah upah minimum di Kediri sendiri masih sama atau mulai bertambah? Apakah semakin majunya kota ini bisa membantu masyarakatnya semakin sejahtera?
Sulitnya mendapat gaji UMR di Kediri
Kalau melihat fakta di lapangan, sesungguhnya untuk mendapat gaji UMR di Kediri masih sesulit itu. Padahal namanya upah minimum, lho, tapi masih susah didapatkan. Di sini, rata-rata pekerja yang bekerja di bawah perusahaan ternama masih sedikit.
Di Kediri masih banyak lapangan pekerjaan yang mengandalkan UMKM. Contoh mudahnya ya maraknya coffee shop, rumah makan/depot, pertokoan, dll. Di sepanjang Jalan Dhoho saja sudah ada beberapa pertokoan dengan berbagai bidang yang usahanya dibangun perorangan, belum atas nama PT.
Melalui kawan-kawan saya yang juga bekerja di berbagai bidang, saya tahu bahwa gaji mereka banyak yang di bawah UMR. Bahkan, cukup banyak karyawan yang mendapat gaji pokok hanya 800-900 ribu rupiah tiap bulan. Malah jadinya yang seperti upah minimum di Kediri ini yang 800 ribu itu, bukan 2,4 juta seperti yang ditetapkan pemerintah.
Baca halaman selanjutnya: UMR Kediri memang tidak tinggi-tinggi amat, apalagi kalau…