Saya orang Sukoharjo, namun lebih banyak menghabiskan waktu di Purwokerto. Kemudian, saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di salah satu universitas dambaan warga Solo. Kebetulan, skripsi saya tentang salah satu kecamatan di Sukoharjo, yakni Kecamatan Nguter, yang memiliki berbagai fakta unik dan menarik.
Daftar Isi
Profil Kecamatan Nguter Sukoharjo
Kecamatan Nguter merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Kecamatan ini memiliki 16 desa. Mereka adalah Kepuh, Pondok, Tanjung, Daleman, Lawu, Baran, Nguter, Gupit, Pengkol, Jangglengan, Tanjungrejo, Serut, Juron, Celep, Plesan, dan Kedungwinong.
Bagian utara kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Sukoharjo dan Bendosari. Sebelah timur laut, berbatasan dengan Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar. Lalu, sebelah timur dan tenggara berbatasan dengan Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.
Di sebelah selatan, berbatasan dengan Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. Sebelah Barat Daya berbatasan dengan Kecamatan Bulu. Di Barat berbatasan dengan Kecamatan Bulu, Tawangsari dan Sukoharjo. Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kecamatan Sukoharjo.
Wilayah Kecamatan Nguter sendiri berupa pedesaan, perumahan, sawah, kebun, hutan, perbukitan, hingga area pabrik skala besar dan menengah. Terdapat pabrik skala besar yang sudah tidak beroperasi, yakni PT RUM (Rayon Utama Makmur) dan sempat menjadi kontroversi akibat pengolahan dan pencemaran limbah pabriknya. Peristiwa tersebut menimbulkan beberapa korban dari penduduk desa setempat.
Pabrik yang saat ini masih PT Dolpin Putra Sejati, PT Delta Merlin, PT Abhirama Kresna yang letaknya berdekatan dengan PT RUM. Selain itu, Kecamatan Nguter menjadi sentra industri jamu yang penjualannya terpusat di Pasar Nguter. Pabrik jamu meliputi Sabdo Palon, Gujati, Bima Sehat, dan beberapa industri rumahan yang tidak terhitung jumlahnya.
Mata pencaharian penduduk
Terdiri dari area persawahan membuat beberapa warga Kecamatan Nguter menggantungkan hidupnya di bidang pertanian, khususnya di Desa Baran, Desa Daleman, Desa Kepuh, Desa Lawu, Desa Pondok, dan Desa Tanjung. Kondisi geografis persawahan di desa ini sangat mendukung karena sawahnya memperoleh irigasi dari aliran Bendungan Waduk Gajah Mungkur dari Wonogiri. Airnya disalurkan melalui Dam Colo yang kemudian menyebar ke berbagai desa di kecamatan Nguter, Bendosari, dan lain-lain.
Beberapa warga Kecamatan Nguter Sukoharjo juga bekerja di pabrik PT Dolpin Putra Sejati, PT Delta Merlin, PT Abhirama Kresna, dan industri rumahan lainnya. Namun, sebagian besar warga di Nguter memilih untuk merantau ke luar daerah bahkan luar negeri.
Fenomena ini menarik sehingga muncul istilah “Desa Amerika”. Istilah ini melekat kepada beberapa desa seperti Desa Pengkol, Desa Gupit, Desa Tanjungrejo, Desa Plesan, dan Desa Celep. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai ABK di kapal pesiar.
Pelopor ABK kapal pesiar di Kecamatan Nguter Sukoharjo
Penduduk di Desa Pengkol yang bekerja sebagai ABK kapal pesiar diawali oleh Bejo Prabowo. Pada era 1987-an, Bejo Prabowo ditawari oleh kakaknya, Haji Sugiyono, penduduk Gupit, untuk sekolah perhotelan. Selain sekolah perhotelan, Bejo juga belajar Bahasa Inggris sehingga bisa bekerja sebagai kru kapal pesiar.
Setelah lulus kuliah, Bejo diterima sebagai kru kapal pesiar di perusahaan HAL. Kesuksesan yang diraih memberikan motivasi pada penduduk Gupit mengikuti jejaknya. Oleh karena itu, para orang tua di Desa Pengkol dan Gupit selalu menggadang-gadang anak lelakinya untuk bekerja di kapal pesiar karena bisa memperbaiki perekonomian keluarga dibandingkan tetap bertahan di desa.
Faktor pendorong penduduk mau bekerja sebagai ABK kapal pesiar
Faktor pendorong para penduduk Kecamatan Nguter Sukoharjo adalah gaji besar, berupa dolar. Bahkan, salah satu ABK kapal pesiar dengan gaji paling rendah bisa mengantongi Rp7 juta per bulan, bisa keliling dunia sekaligus liburan. Maklum, ABK butuh refreshing karena tingkat stres karena pekerjaan yang tinggi.
Pengalaman dari keluarga, sanak, saudara, dan rekan ikut mendorong mereka bekerja di kapal pesiar. Bahkan, dalam sebuah wawancara saya dengan pegawai kelurahan di Desa Pengkol, terdapat satu keluarga yang semua anaknya bekerja sebagai ABK kapal pesiar.
Hal ini biasanya terjadi ketika ayahnya bekerja di kapal pesiar, kemudian menarik anggota keluarganya yang lain seperti anak, keponakan, ipar, sepupu, dan lain sebagainya. Mereka tergiur dengan perubahan ekonomi, seperti membangun rumah, membeli kendaraan, sawah, membuka usaha, mendapat dukung perekonomian yang lebih mapan dan tenang.
Namun, tidak sedikit pula warga yang ingin mendapat pengalaman bekerja di luar negeri dan meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris. Namun, faktor ini jarang ditemui karena sebagian besar didorong oleh faktor ekonomi.
Tidak heran apabila ketika memasuki kawasan Desa Pengkol dan Desa Gupit, pemandangan rumah mewah akan menyambut kamu. Bangunannya kokoh bertingkat, dengan lantai keramik yang dilengkapi garasi mobil. Bahkan tidak jarang memiliki kemiripan fisik rumah di kawasan perumahan elite di kota besar. Pemilik rumah-rumah tersebut adalah warga Kecamatan Nguter Sukoharjo yang bekerja sebagai ABK di kapal pesiar.
Gaji dan kontrak yang bervariasi
Posisi ABK kapal pesiar ini beraneka ragam dengan gaji yang bervariasi. Namun, baru beberapa lowongan yang dibuka di agensi kapal pesiar seperti galley steward, tenaga laundry, koki, dan bagian restoran. Sedangkan, di Filipina, beberapa posisi yang cukup moncer sudah masuk dalam daftar lowongan seperti bagian mesin, restoran, galley steward, laundri, bar, koki, hingga bagian pastry.
Penduduk Kecamatan Nguter Sukoharjo sendiri sebagian besar bermula dari posisi awal seperti galley steward. Kemudian, setelah beberapa kontrak, mereka baru bisa melamar posisi yang lebih tinggi seperti cabin steward, tenaga housekeeping, tenaga laundry, officer steward, supervisor, waitress, asisten waitress, koki, bagian bar, bagian gudang, dan lain-lain. Perusahaan kapal pesiar tempat mereka bekerja meliputi Holland America Line (HAL), Carnival, Aida Cruiser Line, Costa Crociere, Disney Cruise Line, Royal Caribbean, Viking Cruise Line, Celebrity Cruise Line, dan beberapa kapal sungai di Eropa.
Setiap perusahaan memiliki durasi kontrak yang berbeda dan bersifat fleksibel berdasarkan posisi. Di kapal Holland America Line (HAL) memiliki panjang kontrak 10 bulan; Carnival, Disney Cruise Line panjang kontraknya 7 bulan; kapal sungai di Eropa panjang kontraknya 10 bulan.
Kontrak kerja yang cukup panjang menjadi salah satu risiko ABK kapal pesiar. Mereka harus jauh dari keluarga. Kondisi tersebut memang ironis. Berdasarkan wawancara dengan penduduk Kecamatan Nguter Sukoharjo, mereka sampai tidak menyadari apabila anak-anaknya sudah besar.
Bahkan, ada pengalaman anak-anak sampai tidak mengenal sosok ayah mereka. Mereka bahkan canggung ketika bertemu ayahnya, karena sebagian besar hidupnya hanya bersama ibunya saja.
Latar pendidikan
Rata-rata penduduk desa yang bekerja di kapal pesiar menyelesaikan pendidikan pariwisata setara D1 atau D2 akademi pariwisata. Beberapa kota besar seperti Jogja dan Jakarta telah menyediakan tempat kursus sekaligus menjadi agen penyalur.
Di Solo sendiri juga telah tersedia sekolah perhotelan. Sasaran utama para mahasiswanya tidak hanya bekerja di kapal pesiar saja. Setelah lulus, mereka bisa menjadi pramugari, pramugara, hingga bekerja di hotel Indonesia maupun luar negeri.
Berbekal ijazah, kemampuan Bahasa Inggris, dan pengalaman bekerja di hotel, mereka bisa melamar di beberapa agen penyalur seperti Ratu Oceania Jakarta yang menyalurkan kru kapal pesiar ke Disney, Virgin, dan kapal sungai di Eropa; CTI Yogyakarta menyalurkan ke kapal Carnival.
Pembangunan desa di Kecamatan Nguter Sukoharjo
Dampak banyaknya penduduk Kecamatan Nguter Sukoharjo yang bekerja sebagai ABK kapal pesiar berimbas pada pembangunan desa. Seperti yang kita ketahui bahwa kehidupan sosial penduduk desa masih didasarkan dengan nilai gotong royong dan tolong menolong. Beberapa infrastruktur desa pembangunannya dibiayai oleh para ABK kapal pesiar tersebut.
Apabila di desa sedang ada hajatan atau kegiatan desa, maka mereka ikut berpartisipasi melalui tenaga maupun materi. Bahkan, terhadap penduduk lainnya yang membutuhkan bantuan, mereka dengan ringan tangan membantu dari sisi finansial.
Keberadaan penduduk kru kapal pesiar di beberapa desa tidak hanya berimbas pada keluarga, namun juga masyarakat sekitar yang memang pada dasarnya bersifat kekeluargaan, gotong royong, dan saling membantu.
Selain itu, sebagian besar di daerah pedesaan Jawa yang tinggal dalam suatu wilayah desa masih berada dalam lingkungan saudara dekat dari pihak kakek nenek. Sungguh sebuah kecamatan yang unik dan menarik.
Penulis: Indraswari Pikatan
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Hidup di Perbatasan Sukoharjo Itu Nggak Enak, Daerahnya Nggak Keurus!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.