Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Google Translate, Hazelnut, dan Pentingnya Tidak Memasrahkan Nasib kepada Mesin

Annisa R oleh Annisa R
13 Juni 2023
A A
Please, Jangan Sembarangan Menggunakan Google Translate dalam Menerjemahkan Naskah Publikasi!
Share on FacebookShare on Twitter

Google Translate memang bagus. Tapi selama ia masih tidak bisa menerjemahkan konteks, baiknya kita tidak sebuta itu menyerahkan nasib

Saya cenderung mengingat detail kesalahan saya semata agar tidak mengulangi hal yang sama. Ketika SMP, saya pernah secara sadar gagal menahan diri dari mentertawakan frasa “girlfriend of water” yang muncul di layar proyektor saat seorang teman kelas mempresentasikan tanaman pacar air. 

Waktu itu, kami diwajibkan untuk mempresentasikan banyak tugas tiap mata pelajaran dalam dua bahasa, sebagai tuntutan kurikulum yang satu dekade lalu sempat ramai. Tak ayal, kami menggunakan Google Translate sebagai alat bantu.

Meski tidak betul-betul benar, tetapi wajar ketika teman saya—seorang siswa SMP dengan akses internet kualitas sepuluh tahun yang lalu—tidak melakukan pemeriksaan ulang pada hasil kerjanya.

Padahal, saya juga merasakan beban belajar kami yang memang tidak ringan. Akan tetapi tetap saja saya tertawa karena frasa tadi dan imaji yang muncul di kepala saya terasa lucu. “Entitas air, punya pacar”.

Sementara mungkin saja teman saya, yang sedang berdiri mempresentasikan hasil kerjanya, mengira saya mentertawakan dia dan usahanya dan bukan salahnya jika ia tidak nyaman atau tersinggung.

Saya tidak benar. Tertawa sebagai reaksi melihat sesuatu yang lucu adalah wajar, tetapi yang saya lakukan, tidak pantas. Tapi, ayolah, kalian tahu kenapa saya tertawa.

Google Translate membantu, tapi kadang bikin buntu

Dari hal itu, selain agar ke depannya saya lebih benar lagi dalam bertindak, yang kemudian saya ingat dengan sangat adalah bahwa saya berharap bisa memberikan beban studi yang setara dengan umpan balik yang didapat; sesuai dengan yang tertera di modul, ketika saya berkesempatan.

Baca Juga:

3 Hal yang Penerjemah Manusia Bisa, tapi Mesin Penerjemah Tidak

Please, Jangan Sembarangan Menggunakan Google Translate dalam Menerjemahkan Naskah Publikasi!

Yang kedua adalah, bahwa Google Translate ini membantu. Akan tetapi selayaknya mesin, ia kerap luput melihat konteks. Ia sangat tidak bisa dijadikan sandaran, terlebih untuk menerjemahkan paragraf panjang atau berkas. Setidaknya, koreksi manual masih sangat diperlukan.

Sehingga saat semalam saya melihat video dari Tiktok yang sudah diimpor ke aplikasi lain, saya sedikit terhenyak membaca gambar bertuliskan:

“Umur berapa kalian tau hazelnut = kemiri?”

Apa iya, ya? Sebab berdasarkan indera pengecap saya, keduanya memiliki rasa yang berbeda. Saya lalu melakukan penelusuran singkat membandingkan nama ilmiah dari kedua benda tadi sebelum melanjutkan menonton videonya. Tapi, jangan-jangan saya yang keliru?

Ternyata, semua bersumber dari searching. Tak pelak, itu bikin ingatan saya tentang pacar air muncul.

Saya tidak tahu bagaimana isi kolom komentar video, semoga saja para komentator selain tidak langsung meyakini isinya, juga tidak menjadi ladang perundungan daring. Begitu pula semoga tulisan ini tidak ternyata dapat bermakna merundung.

Misinformasi yang bisa saja berujung fatal

Saya juga kurang tahu apakah kakak dan pasangannya di video ini sungguh-sungguh atau tidak. Akan tetapi, yang ia bagikan sayangnya tetaplah sebuah misinformasi. Belum lagi ia menyarankan kepada penonton untuk jika ingin, dapat membuat cokelat hazelnut khas Jepang sendiri, dengan kemiri. Mungkin itu bahaya, mungkin tidak. Tapi saya rasa, harusnya tak ada yang kepikiran bikin coklat dengan kemiri. Harusnya.

Google Translate, terang tidak dapat dijadikan satu-satunya referensi untuk penerjemahan. Cepat, memang. Namun, acap ditemukan kesalahan dalam penerjemahan, yang dalam beberapa hal, boleh jadi bisa berdampak fatal.

Sebab, ketika saya mencoba membalik kata kunci pencarian menjadi “kemiri in English” untuk perbandingan, yang muncul bukanlah hazelnut, melainkan candlenut—padanan yang lebih tepat ketika menilik nama latinnya sama persis dengan yang muncul ketika mencari tentang kemiri.

Dari dulu sudah jadi masalah

Ini baru bahasa Inggris, bahasa asing yang cukup familiar bagi masyarakat Indonesia. Gara-gara itu, boleh jadi lebih banyak yang menyadari kekeliruan informasi dari kakak di dalam video tersebut. Hal berbeda dapat terjadi ketika yang disampaikan adalah bahasa lain yang penuturnya tidak sebanyak bahasa Inggris.

Tidak perlu jauh-jauh. Meski sepertinya bukan andil dari Google Translate, tetapi pernah masif beredar disinformasi mengenai padanan kata dalam bahasa Melayu.

Seperti bahwa satpam disebut penunggu maling dan toilet sepadan dengan bilik merenung. Pertama kali saya mendengar ini mungkin sudah sepuluh tahun yang lalu lebih dalam bentuk kiriman Facebook mungkin. Terkejut tidak terkejut bahwa belum terlalu lama ini beredar lagi disinformasi tersebut dalam format video Tiktok.

Setelah saya coba ubek, ternyata misinformasi tentang hazelnut dan kemiri ini pun juga sama tuanya, sudah ada setidaknya sejak tahun 2014.

Sehingga selain sama-sama mengandung disinformasi mengenai padanan kata, terdapat satu benang merah bahwa pada kedua kasus, pembuat konten tidak atau kurang melakukan pemeriksaan ulang terhadap apa yang akan disebarkan. Apalagi mencoba memahami.

Semakin ke sini, Google Translate memang makin membaik. Tapi sebagai manusia, ada baiknya kita tidak menyerahkan nasib kita sepenuhnya pada mesin, terlebih perkara bahasa. Sebab, kalau memang mesin 100 persen benar dan tepat, lalu kenapa masih ada penerjemah?

Penulis: Annisa Rakhmadini
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Google Translate Bisa Menerjemahkan Teks hingga Foto, Begini Caranya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 Juni 2023 oleh

Tags: Google Translatehazelnutkemiripenerjemahan
Annisa R

Annisa R

ArtikelTerkait

mesin penerjemah robot mesin mojok

3 Hal yang Penerjemah Manusia Bisa, tapi Mesin Penerjemah Tidak

12 Januari 2021
Please, Jangan Sembarangan Menggunakan Google Translate dalam Menerjemahkan Naskah Publikasi!

Please, Jangan Sembarangan Menggunakan Google Translate dalam Menerjemahkan Naskah Publikasi!

10 Januari 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.