KA Jayabaya adalah pilihan transportasi paling nyaman untuk trip Malang-Surabaya
Sebagai penghobi trip dengan kereta api, saya kalo mau ke Surabaya selalu jengah dengan naik KA Penataran yang notabene adalah kereta komuter. Yang namanya kereta api lokal alias komuter, yang naik pasti penuh, sampai ada kuota 50 persen penumpang tanpa tempat duduk.
Apa yang dikeluhkan Mbak Anisa Fitrianingtyas tentang KA Penataran juga saya rasakan: kursi yang space sempit, bising parah, sampai toiletnya yang bersih banget, sampai ada “harta karunnya”. Oh iya, satu lagi, AC-nya nggak terlalu berguna, wong pintu bordesnya sering nggak ditutup kok.
Memang ada pepatah “Ada uang, ada barang”, harap maklum kalo harga tiketnya 12 ribu untuk Malang-Surabaya atau sebaliknya dapat “benefit” yang berkesan banget. Tapi, bagi kaum komuter alias PP, KA ini jadi satu-satunya opsi karena harga dan waktunya relatif worth it.
Sayangnya, headway-nya lama banget. KA Penataran yang berangkat dari Stasiun Malang adanya pukul 06.12, 13.02, 17.05, dan 19.47 berdasarkan GAPEKA 2021 (Bukan via Kertosono, namanya jadi KA Dhoho). Pantas, kalo sumpeknya bikin panas di dada. Kalo mau lebih pagi, ada KA Tumapel berangkat dari Malang pukul 04.15.
KA Jayabaya adalah koentji
Buat saya yang nggak betah dengan sumpeknya KA Penataran, KA Jayabaya menurut saya menjadi angin segar. Calon penumpang boleh dan bisa banget untuk pesan tiket KA ini untuk trip Malang-Surabaya. Saya beberapa kali kalo ke Surabaya naik KA Jayabaya, ketagihan parah.
KA ini dirilis pada 18 Oktober 2014, hampir 1 dekade usianya. Kereta ini memang berangkat dari Stasiun Malang dengan tujuan Stasiun Pasar Senen PP via Pantura. Stasiun Surabaya Gubeng juga jadi tempat pemberhentian Si Ular Besi ini.
Dulu waktu awal rilis, KA ini cuma punya kelas Ekonomi, tapi dari awal sudah berformat 80 tempat duduk per kereta dengan susunan 2-2, bukan kayak KA Penataran yang susunannya 3-2 dengan kapasitas 106 penumpang. Tapi, sejak 1 Desember 2019, KA Jayabaya ini punya kelas eksekutif, jadi tinggal pilih mau naik yang kelas mana.
Plus-minus
Nilai plus dari KA Jayabaya untuk Malang-Surabaya adalah nggak ada kuota berdiri. Kenapa? Jayabaya tergolong kereta api jarak jauh (KAJJ), 1 penumpang pasti dapat 1 kursi, nggak ada kategori “tanpa tempat duduk”. Jadi terasa lebih lega dan minim bising.
Itu saja? Ternyata nggak dong. AC-nya relatif lebih mudah cepat dingin. Pertama, AC didesain sudah dari awal rangkaian ini dirakit, bukan AC rumahan dan dipasang begitu saja macam KA Penataran. Kedua, pintu bordes relatif lebih sering ditutup karena nggak ada penumpang tanpa tempat duduk di bordes yang ingin AC juga yang bikin ruang penumpang nggak bikin cepat dingin.
WC-nya relatif bersih dan nggak berbau khas “harta karun”. Ini nggak bakal ada di KA Penataran yang kadang tombol flush macet sampai ada artefak yang mengambang.
Tapi, KA Jayabaya ini ada minusnya. Pertama, dari segi harga sudah pasti mahal dibanding Penataran: 35 ribu untuk Ekonomi dan 50 ribu untuk Eksekutif, tapi sebanding sama kualitasnya. Kedua, jamnya itu-itu saja. Namanya juga KAJJ, keberangkatannya cuma 1 kali sehari dari keberangkatan awal. Kalo dari Malang, adanya cuma keberangkatan pukul 11.50 dan Surabaya Gubeng berangkat pukul 04.18 merujuk GAPEKA 2021.
Terlepas dari kekurangan tersebut, KA Jayabaya cocok jadi opsi perjalanan ke Surabaya atau Malang untuk berlibur, cuma main, atau ada keperluan yang nggak mendesak. Sekali-sekali coba naik KA ini, kawan. Dijamin jauh lebih nyaman daripada harus sumpek di KA Penataran.
Penulis: Mohammad Faiz Attoriq
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA KA Kertajaya, Solusi Terbaik Mahasiswa Malang Kaum Mendang-mending