Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Derita Punya Rumah Berdampingan dengan Pasar

Aulia Syahfitri oleh Aulia Syahfitri
26 April 2023
A A
Derita Punya Rumah Berdampingan dengan Pasar

Derita Punya Rumah Berdampingan dengan Pasar (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saat membaca artikel Terpopuler Sepekan di Terminal Mojok mengenai derita punya rumah dekat SMP negeri, saya jadi teringat masa 11 tahun silam saat saya tinggal di rumah yang berdampingan tepat dengan pasar. Saat itu, keluarga saya masih tinggal di kontrakan petak (rumah yang diberi sekat-sekat) tepat di samping pasar tradisional.

Sebenarnya, rumah saya ini tidak mempunyai akses langsung ke pasar. Tetapi, karena ayah saya adalah salah satu pedagang di pasar, dan akses jalan kaki terdekat dapat ditempuh dengan melubangi dinding teras samping rumah. Oleh karena itu ayah saya mengambil keputusan melubangi dinding teras samping.

Dinding ini dilubangi kurang lebih seukuran badan manusia pada umumnya dan dijadikan pintu dengan diberi penutup kayu yang setiap malamnya akan dikunci oleh ayah saya. Pintu ini mirip dengan lemari misterius yang dapat membawa anda ke dimensi lain seperti di film The Chronicles of Narnia: The Lion, The Witch, and The Wardrobe. Bedanya, pintu ini akan membawa Anda langsung ke bagian samping pasar wkwkwk. Saat itu, ayah saya tampaknya tidak menyadari telah membuka jalan pintas bukan hanya untuk mempermudah dirinya berangkat ke pasar.

Setelah tetangga kontrakan yang lain tahu ada jalan tikus di samping rumah, alhasil 4 tahun saya tinggal di kontrakan, selama itu pula teras rumah saya tidak pernah sepi dari orang-orang lewat yang akan ke pasar. Kali ini, saya akan menceritakan derita tinggal di rumah berdampingan dengan pasar. 

Teras rumah selalu kotor

Lantaran rumah saya menjadi jalan pintas ke pasar, orang-orang setidaknya tetangga saya sendiri pasti memilih melewati rumah saya. Masalahnya, orang-orang yang lewat rumah saya ini kadang nggak tahu diri. Sandal atau sepatu mereka yang becek, kotor, dan basah seenaknya melintasi teras rumah saya yang sudah disapu bersih setiap pagi.

Meskipun tidak semua orang begini, tapi sebagian besarnya, iya. Rasanya sia-sia kalau menyapu teras, karena pasti bakalan kotor lagi sepersekian menit kemudian. Saya nggak marah, tapi mbok, ya, tolong digunakan akalnya. Apa dilepas dulu alas kakinya kalau mau lewat atau nggak usah lewat sini sekalian.

Rumah sering menjadi WC umum

WC umum di pasar jumlahnya terbatas dan tentunya berbayar. Kalau yang numpang ke toilet rumah itu hanya sebatas pegawai ayah saya, sebenarnya tidak apa-apa. Kan, kasihan juga kalau mau bayar walaupun harganya murah. Namun, tidak jarang para pedagang di pasar numpang ke toilet saya. Memang tidak semuanya, tapi cukup sering. Tiba-tiba suka ada yang mengetuk pintu cuma buat numpang buang air kecil. Mau ditolak, yaaa kasihan, udah kebelet. Mau diterima, sebenarnya nggak nyaman juga. Serba salah jadinya.

Sering menjadi tempat penitipan

Banyak pembeli di pasar yang sering ketinggalan barang saat sedang berbelanja. Kunci motor, tas, uang, barang belanjaan, hingga anak sendiri. Mungkin kondisi pasar yang cukup ramai membuat konsumen teledor. Kejadian seperti ini sering terjadi saat akan menjelang lebaran.

Baca Juga:

3 Hal tentang Perumahan Cluster yang Bikin Orang-orang Bepikir Dua Kali sebelum Tinggal di Sana

Ketika Ibu Rumah Tangga Bisa Membeli Rumah dari Mengumpulkan Sampah

Lantaran di pasar nggak ada tempat penitipan barang hilang seperti ini, makanya biasanya dititipin ke rumah saya biar aman dan mudah dicari. 

Minim privasi

Hidup di kampung memang minim privasi. Ditambah dengan berdampingan dengan pasar, minimnya dua kali lipat. Orang-orang kalau lewat rumah saya, biasanya otomatis menoleh ke dalam rumah. Kalau di rumah saya ada barang baru, pasti tetangga saya langsung tahu. Bagaimana tidak, lha mereka soalnya bisa langsung melihat ke dalam rumah saya.

Kadang saya waswas sendiri, takut ada yang berniat buruk karena sudah mengetahui bentuk dan isi rumah saya–walaupun barangnya tidak seberapa. Tapi, alhamdulillah nggak pernah ada kejadian buruk menimpa keluarga saya. 

Jadi alibi buat disuruh bolak-balik ke pasar

Saat saya masih tinggal di dekat pasar, saya masih kecil. Saya biasanya disuruh ibu berbelanja 2-3 kali kalau ada barang yang kurang. Terkadang saya juga diminta mengembalikan barang yang salah beli ke penjualnya. Lokasi pasar tepat di samping rumah menjadi alasan bagi ibu saya marah kalau saya menolak balik lagi ke pasar. “Ke pasar tinggal jalan doang, kok, masih males. Ngesot aja sampe,” biasanya kurang lebih begitu kata ibu saya. Jaraknya memang dekat banget, sih. Tapi, capek bolak-balik wkwkwk. Maafkan saya, ya, ma.

Itulah beberapa penderitaan yang saya rasakan saat tinggal di rumah dekat dengan pasar. Sebenarnya hal-hal di atas nggak menjadi masalah kalau orang-orang mengedepankan adab dan bersedia menjaga perasaan si pemilik rumah. Di sisi lain, hal-hal di atas juga sudah menjadi risiko bagi yang tinggal dekat dengan pasar. Intinya, saling jaga perasaan saja.

Penulis: Aulia Syafitri
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pasar Tradisional dengan Segala Keunikan Transaksi dan Interaksinya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya

Terakhir diperbarui pada 26 April 2023 oleh

Tags: pasar tradisionalRumahTempat Tinggal
Aulia Syahfitri

Aulia Syahfitri

Mahasiswa peternakan tingkat akhir. Pengin menjadi juragan kos-kosan.

ArtikelTerkait

2 Stereotip Umum yang Keliru tentang Perumahan Syariah

4 Hal yang Harus Diperhatikan sebelum Memutuskan Mengambil Perumahan

20 Desember 2022
4 Tips Sukses Menyelenggarakan Resepsi Pernikahan di Rumah Terminal Mojok

4 Tips Sukses Menyelenggarakan Resepsi Pernikahan di Rumah

20 Juni 2022
Rasanya 18 Tahun Tinggal di Depan Sawah Terminal Mojok

Pengalaman Saya 18 Tahun Tinggal di Depan Sawah

16 Mei 2022
Cerita Prihatin yang Mungkin Dipahami Pedagang Pinggir Jalan Ketika Hujan terminal mojok.co

Tips Ampuh Belanja di Pasar Buat yang Nggak Jago Tawar-menawar

30 Oktober 2020
Pasar Kentu Purworejo, Nama Uniknya Bikin Salah Fokus (Unsplash)

Pasar Kentu Purworejo, Pasar yang Pasti Bikin Orang Salah Paham ketika Pertama Mendengar Namanya

19 April 2025
Kuli Jawa: Rapi Hasilnya Rapi, walau Kerap Berisik Ketika Bekerja rumah orang jawa

Rumah Impian Hanya Bisa Terwujud Jika Kita Punya Kenalan Tukang yang Amanah

15 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.