Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Jawasentrisme: Dunia (Seolah-olah) Berputar Mengelilingi Jawa

Raja Pranatha Doloksaribu oleh Raja Pranatha Doloksaribu
26 April 2023
A A
Jawasentrisme: Dunia (Seolah-olah) Berputar Mengelilingi Jawa. apalagi berita mudik

Jawasentrisme: Dunia (Seolah-olah) Berputar Mengelilingi Jawa (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Tradisi Indonesia itu bukan mudik, tetapi Jawasentrisme absolut.

Pada tanggal 24 Agustus 1962, Televisi Republik Indonesia (TVRI) lahir. Sebagai satu-satunya stasiun televisi pertama di Indonesia, TVRI terus menjadi pemain utama dalam pertelevisian tanah air hingga pada 1989 pemerintah membuka izin pendirian televisi swasta. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang berdiri pada tanggal 24 Agustus 1989 menjadi televisi swasta pertama di Indonesia.

Apakah ada hubungan antara sekilas sejarah pertelevisian tanah air tersebut dengan mudik? Tentu saja ada.

Mudik selalu dan akan selalu menjadi headline utama dalam pemberitaan berbagai televisi di tanah air sejak zaman dahulu. Bahkan dalam kurun satu sampai dua bulan menjelang lebaran saja, seluruh televisi di tanah air mulai dipenuhi berita maupun iklan bernuansa ramadan dan puncaknya adalah berita mengenai arus mudik dan arus balik di sekitar satu hingga dua minggu sebelum dan sesudah Idulfitri.

Mudik diartikan sebagai mulih dhisik oleh masyarakat Jawa, atau “pulang dulu”. Definisi yang sangat eksplisit dan jelas. Mudik diartikan orang Jawa sebagai pulang sebentar atau sementara untuk melihat keluarga, sebelum akhirnya kembali ke perantauan. Sementara masyarakat Betawi mengartikan mudik sebagai “kembali ke udik” atau kembali ke kampung. Baik masyarakat Jawa atau Betawi memiliki esensi sama dalam mengartikan mudik sebagai pulang kampung atau pulang ke keluarga.

Bagi sebagian orang, tidak ada yang aneh atau abnormal. Televisi ya televisi, mudik ya mudik. Semua pasti berpikiran seperti itu. Tidak ada yang perlu dibahas dan tidak ada yang perlu diresahkan karena semua sudah menjadi sejarah dan tradisi. Begitu pasti yang dipikirkan setiap penduduk pulau Jawa.

Secuil Jawasentrisme

Bagi saya orang Kalimantan yang memiliki televisi sejak dahulu kala, pemberitaan mudik kenyang saya tonton sejak kecil di televisi, sejak dua puluh lima tahun yang lalu. Berita mudik menjadi konsumsi rutin tahunan di televisi. Saya yang tidak tahu menahu mengenai Pulau Jawa mendapat banyak informasi dan pengetahuan bahkan istilah dari berbagai berita mudik. Sebut saja seperti nama-nama jalan tol terkenal: Jagorawi, Cikampek, Cipali, Cipularang, dan lain-lain yang sering saya dengar di televisi tanpa pernah paham.

Saya juga sering mendengar istilah-istilah permudikan yang lain seperti arus balik, contraflow, gerbang tol, kemacetan di jalur tertentu, rest area, kilometer sekian, dan lain sebagainya. Semua terus menerus diulang oleh pemberitaan televisi yang meliput mudik Pulau Jawa dan disampaikan kepada semua orang, tidak terkecuali kami orang Kalimantan.

Baca Juga:

Rumah Joglo Memang Unik, tapi Nggak Semua Orang Cocok Termasuk Saya

8 Kosakata Boyolali yang Susah Diterjemahkan Warga Lokal dari “Horok” Sampai “Nine”

Apa yang salah dengan itu? Tentu tidak ada. Hanya saja semakin ke sini, setelah saya merantau ke Pulau Jawa untuk kuliah dan bekerja, saya sadar bahwa: tradisi Indonesia itu bukan mudik, tetapi Jawasentrisme absolut. Mudik hanya bagian dari Jawasentrisme itu sendiri. Saya akhirnya paham mengapa pemberitaan mudik di televisi selalu tentang Pulau Jawa.

Yang Jawa-Jawa aja

Memang, 145 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, tetapi nalar kecil saya masih merasa aneh dan sedikit kurang terima bahwa pemberitaan tentang mudik kebanyakan berkutat di Pulau Jawa. Saya kembali merenung dan merenung dan akhirnya sampai kepada kesimpulan yang semakin menguatkan dugaan bahwa tradisi Indonesia adalah Jawasentrisme.

Berita mudik yang terkonsentrasi di pulau Jawa menandakan bahwa sejak dari zaman dahulu pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak merata dan hanya berpusat di Pulau Jawa. Semua jenis rute ada di Pulau Jawa, baik itu jaringan perkeretaapian, jalur pantura, dan tol Trans Jawa. Fasilitas dan infrastruktur penunjang juga serba ada di Pulau Jawa seperti gerbang-gerbang tol yang canggih, stasiun yang layak di setiap kota di Jawa, rest area yang memadai di setiap sekian kilometer, dan lain-lain. Bonusnya, Ibu Kota Indonesia juga ada di pulau Jawa, relatif dekat untuk penduduk Jawa yang ingin merantau. Betapa Jawa sangat diberkati Tuhan sejak zaman dahulu kala.

Komparasi dengan Borneo

Di Kalimantan, semua fasilitas yang saya sebutkan hampir tidak ada. Jalan tol, skip. Kereta api, skip. Jalan trans Kalimantan, sekadarnya dan challenging. Rest area, apalagi ini. Memang, untuk perantau yang keluar pulau Kalimantan, ada pesawat terbang, tetapi untuk perantau yang masih bekerja atau kuliah di kota pada pulau Kalimantan, mudik adalah ujian yang berat. Contoh, antar kota saya Ketapang dan kabupaten terdekat, Kayong Utara saja harus menempuh sekitar tiga jam dengan jalan yang ala kadarnya, tanpa ada rest area. Itu masih mending menurut saya.

Sebagai informasi, pulau Kalimantan adalah PULAU TERLUAS KETIGA DI DUNIA. Berdasarkan itu saja sudah tergambar bahwa jarak antarkota atau kabupaten dalam satu provinsi yang sama relatif sangat jauh. Contoh lainnya: banyak orang Ketapang yang merantau ke Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat Pontianak, untuk kuliah atau bekerja. Jarak dari Ketapang Pontianak adalah sekitar 450 km. Jarak tersebut kurang lebih sama dengan jarak Jakarta-Semarang. Bedanya apa?

Jelas, di Jawa ada tol mulus dan kereta api, sedangkan di Kalimantan cuma ada jalan trans yang sekadarnya. Perjalanan mudik melalui jalan tol atau kereta api untuk Jakarta-Semarang bisa ditempuh dalam 6-7 jam. Sedangkan perjalanan darat menggunakan mobil pribadi dari Ketapang ke Pontianak memerlukan waktu 11-13 jam. Betul sekali, hampir dua kali lipat waktu tempuh Jakarta-Semarang dengan jarak yang hampir sama. Bonusnya, motor atau mobil yang digunakan ke Pontianak kadang-kadang masih harus masuk kapal dulu, tergantung rute mana yang dipilih.

Contoh lain yang makin menegaskan

Contoh lainnya adalah jarak Pontianak dengan kabupaten paling utara di Kalimantan Barat yaitu Sambas dan Kapuas Hulu. Jarak Pontianak-Sambas adalah sekitar 220 km (setara Jakarta-Kuningan) dan jarak Pontianak-Putussibau (Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu) adalah sekitar 580 km (setara Jakarta-Yogyakarta). Medan rute darat antara Pontianak ke kedua kota ini jelas jauh lebih ganas dan menantang dibandingkan Jakarta dan kota-kota di pulau Jawa. Pontianak-Sambas membutuhkan sekitar 5,5 jam perjalanan darat dan Pontianak-Putussibau membutuhkan waktu sekitar 11-12 jam. Ini jelas lebih lama dibandingkan waktu tempuh Jakarta ke kota-kota pulau Jawa.

Iya, saya paham memang ada opsi untuk naik pesawat dari Pontianak ke kabupaten-kabupaten tersebut, tetapi harganya jelas mahal. Perjalanan darat yang kadang-kadang melewati sungai masih menjadi pilihan utama pemudik, terutama dari kalangan menengah ke bawah.

Asa dan konklusi

Fakta bahwa Kalimantan adalah pulau terluas ketiga di dunia dan fakta bahwa jarak antar kota di pulau Kalimantan itu relatif sangat jauh seharusnya sudah cukup menjadi alasan bagi pemerintah Indonesia untuk mengalihkan pandangan mereka ke Kalimantan dan mulai jor-joran membangun infrastruktur transportasi dan konektivitas jalan darat. Besar harapan saya mudik memang menjadi tradisi Indonesia secara nasional dan diliput secara merata dengan isu yang sama di televisi, untuk berbagai daerah. Kecuali, kalau memang tradisi Indonesia adalah Jawasentrisme.

Penulis: Raja Pranatha Doloksaribu
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Orang Timur Bilang Jawa-sentris, Orang Jawa Bilang: Jawa itu Jakarta-sentris

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 April 2023 oleh

Tags: Jawajawasentrismekalimantanketimpangan infrastrukturMudik
Raja Pranatha Doloksaribu

Raja Pranatha Doloksaribu

Seorang ASN muda yang gemar berpikir.

ArtikelTerkait

Culture Shock Orang Jawa yang Merantau ke Bali turis asing sewa motor

Culture Shock Orang Jawa yang Merantau ke Bali

26 Oktober 2022
Kamus Sopan Santun Saat Berada di Jalanan Jawa terminal mojok.co

Kamus Sopan Santun Saat Berada di Jalanan Jawa

3 Januari 2022
pernikahan jawa terhalang weton mitos mbangkel ponorogo suro mojok.co

Selain Weton Tak Cocok, Mitos Mbangkèl Juga Bisa Menggagalkan Pernikahan Orang Jawa

13 Juli 2020
5 Hal yang Perlu Kalian Tahu sebelum Merantau ke Kalimantan  Mojok.co

5 Hal yang Perlu Kalian Tahu sebelum Merantau ke Kalimantan 

1 November 2023
Memadukan 1 Teh Sunda dengan 3 Teh Jawa, Perpaduan Mana yang Lebih Enak?

Memadukan 1 Teh Sunda dengan 3 Teh Jawa, Perpaduan Mana yang Lebih Enak?

16 Agustus 2024
gunung gamalama ternate lagu indonesia timur anak rantau kuliah mojok

6 Lagu untuk Anak Rantau Indonesia Timur yang Tak Bisa Mudik, Auto Kangen Rumah

26 April 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.