Saya adalah warga asli Kabupaten Purbalingga. Sejak lahir, saya tinggal bersama orang tua di sebuah desa di Kabupaten Purbalingga. Desa paling timur di Kabupaten Purbalingga yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjarnegara. Dan inilah keluh kesah saya sebagai warga asli Kabupaten Purbalingga.
Keluh kesah pertama saya adalah jalan yang rusak. Jalan rusak tersebut persis di depan rumah saya. Sebagai gambaran, rumah saya terletak di dekat Sekolah Menengah Pertama yang siswanya berasal dari dua Kabupaten, yaitu, Purbalingga dan Banjarnegara. Hal ini karena letaknya yang amat dekat dengan perbatasan membuat SMP satu ini menjadi andalan warga perbatasan dua Kabupaten. Keadaan yang ramai ini seharusnya disiasati dengan fasilitas yang memadai. Yaps, dimulai dari hal paling dasar dulu, yaitu, jalan yang mulus.
Jalan yang mulus
Ketika pagi hari, para orang tua mengantarkan anaknya sekolah dengan kondisi jalan yang rusak. Kalau hujan, kalian harus siap-siap terjebak oleh lubang-lubang yang siap menguji kelihaian berkendara kalian dalam berkendara. Lain lagi saat musim kemarau tiba, suasana jalanan yang rusak membuat jalan berdebu. Debu itu yang membuat teras rumah mudah kotor. Jadi, tolong Bu Bupati, jika membaca artikel saya, tolong jalan depan rumah saya dibenerin. Saya sudah kenyang dengan janji.
Setelah beranjak dewasa, saya sering pergi keluar kota. Bertemu orang baru yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Sebelum berkenalan dengan orang baru, biasanya akan ada basa-basi. Mulai dari tanya nama hingga asal. Lah saat lawan bicara mulai bertanya “asalnya mana, mas?” Saya mulai ketar ketir. Apakah lawan bicara saya tau di mana letak Purbalingga? Kalau tidak, saya harus menyiapkan energi untuk menjawabnya.
Baca halaman selanjutnya
Purbalingga, Bos, bukan Probolinggo…