Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Mengarang Cerita Hidup Bohongan Saat Diajak Ngobrol Orang Tak Dikenal

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
14 November 2019
A A
Mengarang Cerita Hidup Bohongan Saat Diajak Ngobrol Orang Tak Dikenal
Share on FacebookShare on Twitter

“Selamat siang, Kak, boleh minta waktunya sebentar?”

Hari itu, kami pergi berdua. Tapi dasar semesta ini nggak romantis, baru saja masuk ke toko buku, kami sudah dihadang oleh mbak-mbak berseragam ungu sambil memegang buku yang berisi banyak brosur dan kertas bertuliskan “Laporan Dana Donasi 2019”.

Kami berhenti dan mengiyakan. Si Mbak menanyakan nama, lalu pekerjaan.

“Mbak sama Mas masih kuliah, ya?” tanyanya.

Baru saja saya mau menjawab, “Nggak, Mbak,” laki-laki di sebelah saya malah menyahut, “Masih, Mbak. Semester tiga,” padahal muka kami jelas-jelas nggak mencerminkan muka-muka freshmen.

“Wah, masih muda sekali!” seru si Mbak dengan antusias.

Saya menahan tawa dan melanjutkan skenario dadakan. Jadi, kami berdua mengaku masih kuliah S-1 semester tiga, dari jurusan Ekonomi dan Bisnis—padahal aslinya mah beda banget.

Hari-hari selanjutnya, saya belum pergi berdua lagi. Tapi bukan itu poinnya—ada satu hal yang bisa saya ambil dari hari itu: menjawab saat diajak ngobrol orang tak dikenal soal personal life memang nggak perlu detail-detail amat.

Baca Juga:

Konten tidak tersedia

Sebuah cerita pernah beredar cukup populer di lini masa. Obrolan basa-basi gara-gara diajak ngobrol orang asing di kendaraan umum sempat berujung pada penculikan anak. Bukannya mau nakut-nakutin, tapi sepertinya nggak ada salahnya kalau kita lebih berhati-hati, kan?

Biasanya, kalau ditanya, “Aslinya mana, Mbak?” di atas ojek—misalnya—saya bakal menjawab nama kampung halaman dengan lantang. Tapi suatu sore, saya berkata dengan pede, “Asli sini, Pak.”

“Wah, kok ngekos?” (Saya naik ojek dari kos).

“Itu punya Mbah. Saya numpang.”

Driver ojek ngangguk-ngangguk. Saya bermuka datar, membayangkan ibu kos bakal ngamuk kayak apa kalau tahu saya ngata-ngatain dia jadi nenek saya.

Ternyata, lama-kelamaan, aksi menjawab “iya-iya” dan menciptakan skenario saat diajak ngobrol soal personal life oleh orang asing ini cukup seru juga. Buat tukang mengkhayal kayak saya, aktivitas ini sekaligus bisa dipakai sebagai latihan (((mendalami peran))), siapa tahu mau dipakai di cerita atau film pendek buatan sendiri.

“Kuliah di Psikologi, Mbak?”

“Iya.”

Siang itu, saya mulai lagi aksi “iya-iya” saat diajak ngobrol di atas ojek. Baru saja saya menyelesaikan sesi konsultasi psikologi dan bermaksud kembali ke kantor. Karena lokasi kantor psikolognya ada di Fakultas Psikologi, wajar-wajar saja kalau si driver menyangka saya mahasiswa sana.

“Ooooh, berarti saya bisa dong kalau mau minta bantuan buat dengerin curhat. Saya pusing banget, nih. Hahaha.”

Saya ikut ketawa. Monmaap, Bapak nggak tahu aja saya tadi kayak apa di dalem, batin saya.

Separuh perjalanan dilewati tanpa obrolan. Tiba-tiba, si Bapak bertanya lagi.

“Ini mau ke mana, Mbak?”

“Kantor.”

Aduh.

“Loh, Mbaknya habis kuliah langsung kerja?”

“Iya, Pak,” sahut saya. Di kepala, saya jadi membayangkan seorang mahasiswi yang bekerja paruh waktu dan kayaknya cocok-cocok aja dijadiin tokoh dalam cerpen—kalau-kalau saya tiba-tiba pengin nulis.

“S-2, ya, Mbak? Saya kira S-1, soalnya Mbaknya masih kayak anak S-1!”

Saya agak tersipu. Dasar perempuan lemah.

“Oh ya, Mbak,” tanya si driver lagi, “konsentrasinya ambil apa di S-2 Psikologi?”

Mampus. Saya nggak tahu ada konsentrasi apa aja di sana.

“Ambil kiri aja, Pak, di depan,” jawab saya, akhirnya. Skenario pun bubar.

Saya mau coba lagi besok, ah.

BACA JUGA Betapa Sulitnya Bergaul Dengan Orang yang Baru Hijrah atau tulisan Aprilia Kumala lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 September 2021 oleh

Tags: cerita bohongdiajak ngobrolorang tak dikenal
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Editor lepas. Copywriter. Kata Pottermore, dia lulusan Hufflepuff.

ArtikelTerkait

Konten tidak tersedia
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.