Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Tobat

Kiamat dalam Berbagai Versi Agama, dari Majusi Sampai Buddha

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
6 Februari 2023
A A
Kiamat Tidak Akan Terjadi karena Pegunungan Makkah Jadi Hijau dan Cristiano Ronaldo Kumpul Kebo

Kiamat Tidak Akan Terjadi karena Pegunungan Makkah Jadi Hijau dan Cristiano Ronaldo Kumpul Kebo (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Apa yang berawal, pasti akan berakhir. Karena di dunia (tempat kita hidup) ini tidak ada yang abadi. Dari pemerintahan Orde Baru, sampai kisah cintamu. Semua akan sampai pada titik akhir. Dan tidak terkecuali kehidupan di dunia. Sains memperkirakan kapan kehidupan di dunia berakhir. Dan agama meramalkan masa depan dimana terjadi kiamat.

Kecuali oligarki, saya pikir makin hari kok makin-makin ya.

Setiap agama punya istilah bagi hari akhir ini. Kita biasa menyebutnya sebagai kiamat. Sebuah masa akhir dari tatanan hidup di dunia. Tapi, agama menawarkan keselamatan dari kiamat ini. Menawarkan kehidupan abadi setelah dunia fana ini terakhir. Toh mayoritas agama di dunia memang menjadikan keselamatan dari hari kiamat dan siksaan kekal sebagai selling point.

Meskipun punya konsep sama, tapi tiap agama punya gambaran berbeda tentang hari kiamat. Mungkin ada beberapa agama yang mirip, melihat dari akar sejarahnya. Namun setiap agama tetap punya pandangan berbeda tentang bagaimana hari akhir itu terjadi. Dan saya hanya memberikan garis besar tentang kiamat di tiap agama. Tidak mungkin saya bisa merangkum seluruh detail kiamat yang luar biasa ini dalam satu artikel kecil.

#1 Zoroastrianisme / Majusi

Kenapa saya perlu membahas kiamat dalam agama Zoroaster? Suka tidak suka, ajaran agama Abrahamis punya kedekatan dengan konsep dalam Zoroastrianisme. Mungkin Anda lebih mengenalnya sebagai ajaran Majusi, yang merujuk pada sebutan pemuka agama mereka.

Dalam Majusi, dunia adalah pertarungan tanpa henti antara Ahura Mazda (Ilahi/kebaikan) melawan Angra Mainyu (Iblis/kejahatan). Kiamat mereka dikenal sebagai Frashokereti yang berarti “membuat indah kembali”, di mana pada masa akhir, Ahura Mazda berhasil mengalahkan Angra Mainyu, dan bumi akan dibersihkan dari cemaran kejahatan dan dosa. Umat manusia akan dibangkitkan, dan akan ditimbang pahala dan dosanya. Setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya, dan bersama-sama bertanggung jawab pada nasib dunia.

Tidak asing dengan kisah Frashokereti? Wajar sih. Jika kita melepas kacamata iman, kisah ini diadaptasi dalam ajaran agama Abrahamik.

#2 Yahudi

Urusan kiamat dalam ajaran Yahudi cukup menarik. Bukan karena kengerian atau kemegahannya, tapi karena sampai hari ini masih ada perdebatan tentang hari kiamat. Patut dicatat, sebagian besar penganut ajaran Yahudi tidak mempercayai kehidupan setelah kematian. Sehingga konsep kebangkitan serta pengadilan di hari akhir masih menjadi perdebatan.

Baca Juga:

UIN Adalah Universitas Paling Nanggung: Menjadi Sumber Rasa Malu, Serba Salah, dan Tidak Pernah Dipahami

Saya Muslim, tapi Saya Enggan Tinggal Dekat Masjid dan Musala

Ada beberapa konsep yang mirip dengan kiamat dalam ajaran Yahudi. Dari perang Gog dan Magog, hadirnya Mesias, sampai kebangkitan orang mati. Tapi, beberapa rabi menilai konsep ini lebih pada perumpamaan tentang nasib bangsa Yahudi. Dan bukan kiamat seperti yang dipercaya banyak agama lain.

#3 Kristiani

Kiamat dalam ajaran Kristiani mungkin sering Anda dengar. Bahkan menjadi inspirasi berbagai karya. Termasuk lagu “Beast and the Harlot”-nya Avenged Sevenfold. Dalam ajaran Kristiani, kiamat adalah hari di mana iblis dikalahkan. Dan semua umat yang percaya dibangkitkan untuk menikmati hidup bahagia yang abadi.

Peristiwa kiamat dijabarkan dalam kitab Wahyu kepada Yohanes, bagian akhir dari Alkitab. Secara garis besar, kiamat diawali oleh kemerosotan iman. Lalu kiamat akan dimulai dengan bencana besar, yang disimbolkan dengan istilah 4 penunggang kuda. Kemudian diikuti kebangkitan “monster” yaitu iblis. Yesus akan turun kembali untuk menaklukkan iblis dan segala kejahatan. Lalu seluruh umat manusia akan dibangkitkan dan menjalani penghakiman terakhir. Dan akan diakhiri oleh kebahagiaan abadi.

Namun tetap ada perdebatan tentang hari akhir ini. Terutama perkara api pencucian dan penghakiman terakhir, di mana beberapa teolog berargumen bahwa kepercayaan pada Yesus akan menyelamatkan dari segala jenis siksaan di masa akhir. Dan beberapa berargumen jika manusia tetap harus mempertanggung jawabkan dosanya dengan api pencucian.

#4 Islam

Kiamat menjadi satu dari rukun iman Islam. Kiamat sendiri terbagi menjadi dua: Kiamat Sugra yang berarti bencana hingga kematian yang terjadi sepanjang waktu. Sedangkan kiamat kubro adalah hari akhir bagi dunia. Diawali dengan ditiupnya sangkakala, dan terjadi pada hari Jum’at.

Kiamat kubro memiliki tahapan dan pertanda. Diawali dengan kemunculan Dajjal. Disusul kemunculan Imam Mahdi. Lalu turunnya Nabis Isa AS. Kemudian munculnya Yakjuj dan Makjuj. Matahari akan terbit dari barat. Kemudian muncul kabut mematikan atau Dukhan. Setelah kiamat, maka semua umat manusia akan dibangkitkan. Lalu berkumpul di padang Mahsyar untuk mendapat penghakiman terakhir.

#5 Hindu

Ajaran agama Hindu percaya pada Maha Pralaya. Namun berbeda dengan konsep agama lain, Maha Pralaya bukan berarti kehancuran atau penghakiman terakhir, tapi semesta akan mengalami kontraksi bersatu dengan Adi Hyang Widhi Wasa. Dunia akan tersedot dan bersatu kembali dengan-Nya. Dan semua ciptaan mengalami moksa.

Tidak ada surga dan neraka. Tidak ada penghakiman terakhir. Seluruh ciptaan akan melebur ke Sang Pencipta. Tapi, seseorang bisa mempercepat pralaya pada dirinya, dengan melakukan karma baik sehingga terputus dari lingkaran reinkarnasi, dan mengalami moksa sebelum Maha Pralaya terjadi.

#6 Buddha

Ajaran Buddha juga tidak mengenal kiamat seperti ajaran agama lain. Bumi akan mengalami kehancuran karena ketidakkekalan (anicca). Seperti semua bagian alam semesta, Bumi juga mengalami pelapukan dan hancur. Namun, kehancuran ini bukan berarti hari akhir bagi alam semesta. Bukan pula akhir dari kehidupan. Karena sebelum “bumi”, sudah ada “bumi-bumi” lain yang terbentuk. Dan nanti setelah “bumi” kita hancur, akan muncul “bumi” baru dan kehidupan baru. Kehancuran bumi hanyalah salah satu bagian dari siklus keberadaannya.

Namun kehancuran ini tetap mengalami proses layaknya kiamat pada agama lain. Sang Buddha sendiri sudah menjelaskan bagaimana proses “kiamat” ini. Diawali dengan kemerosotan moral yang parah dan usia manusia rata-rata menjadi 10 tahun. Lalu terjadi musim kemarau tanpa hujan, lalu muncul matahari kedua. Matahari terus muncul sampai ada 7. Dan kemunculan matahari ketujuh inilah yang menjadi kemusnahan Bumi. Namun setiap proses ini akan terjadi sangat lama dalam satuan waktu Kalpa.

Itulah kiamat dalam berbagai versi agama. Sekarang, kalian punya bahasan yang bisa dijadikan bahan obrolan di burjo pada dini hari sampe matahari menjelang, lalu bablas ra mangkat kuliah. 

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Ustadz Akhir Zaman dan Dongeng Dukhon Hari Kiamat Mereka

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 Februari 2023 oleh

Tags: agamabuddhahinduislamkiamatkristenversiyahudizoroaster
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Tak Kalah Rumit dari Cinta Beda Agama_ Cinta Beda Aliran Gereja terminal mojok

Tak Kalah Rumit dari Cinta Beda Agama: Cinta Beda Aliran Gereja

30 Agustus 2021
Hanya karena Kami Orang Kristiani, Bukan Berarti Kami Pakar Alkohol dan Babi terminal mojok.co

Hanya karena Kami Orang Kristiani, Bukan Berarti Kami Pakar Alkohol dan Babi

5 Januari 2021
Menghitung Berapa Kali Habib Rizieq Shihab Bisa Umrah Selama di Arab Saudi terminal mojok.co

Menghitung Berapa Kali Habib Rizieq Shihab Bisa Umrah Selama di Arab Saudi

8 November 2020
Model Dakwah Ala Kultum Pemuda Tersesat Sudah Ada Sejak Zaman Rasulullah terminal mojok.co

Kultum Pemuda Tersesat: Akhirnya Ada Wadah untuk Pertanyaan Liar Seputar Agama

1 September 2020
Curhatan Santri: Kami Juga Manusia, Jangan Memasang Ekspektasi Ketinggian Mojok.co

Curhatan Santri: Kami Juga Manusia, Jangan Memasang Ekspektasi Ketinggian

10 Agustus 2024
Mengubah Redaksi Azan dengan Seruan Jihad Itu Randomnya Minta Ampun terminal mojok.co

Mengubah Redaksi Azan dengan Seruan Jihad Itu Randomnya Minta Ampun

4 Desember 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.