Kabarnya, saat ini, pariwisata Solo semakin melesat. Kini, daerah tersebut mulai menjadi tujuan utama wisatawan. Bahkan, potensi wisata di sana, digadang-gadang, mampu melibas Jogja. Dan kini, menurut saya, pariwisata Semarang yang akan segera menyusul Solo.
Jujur, saya pribadi nggak begitu kaget dengan kabar pariwisata Solo melesat meninggalkan Jogja. Pembaca bisa menemukan banyak berita bahwa pemerintah di sana sangat aktif membantu, mengembangkan, dan memasarkan pariwisata. Peran mereka sangat terasa dan hal ini bisa dicontoh Semarang.
Salah satu wujud peran aktif pemerintah Solo untuk membantu perkembangan pariwisata adalah ketika dengan cerdas merespons kegelisahan di Jogja. Saat itu, di Jogja sedang ramai masalah klitih. Apalagi masalah ini berlarut-larut dan tidak ketemu solusinya sampai sekarang. Hal ini melahirkan keresahan, tidak hanya di tengah warga setempat, tapi sampai ke telinga wisatawan.
Tiba-tiba saja, di Jogja, muncul baliho raksasa berisi iklan wisata. Tulisannya seperti ini: “Liburan Aman? ke Solo Aja.” Sebuah papan iklan berisi pesan yang sangat cerdas.
Nah, hal-hal seperti ini yang menurut saya bisa menjadi contoh bagi Semarang. Mumpung saat ini Jogja belum menemukan inovasi yang terbilang mutakhir. Beberapa potensi bisa dipoles dan menurut saya Semarang bisa mengejar Solo dalam waktu dekat.
Pilihan alat transportasi lebih bervariasi
Salah satu faktor penting untuk menggenjot sektor wisata adalah akses mudah menuju daerah wisata. Ada berbagai tempat wisata di luar Jogja, yang keindahannya, kurang lebih sama. Namun, Jogja kerap menjadi top of mind daerah wisata karena akses ke kota itu lebih mudah.
Wisatawan punya banyak pilihan alat transportasi untuk menuju Jogja. Ada kereta, bus, sampai pesawat. Itu sudah cukup lengkap. Terutama bagi wisatawan lokal.
Nah, kalau mau dipikir kembali, alat transportasi Semarang itu lebih lengkap, bahkan ketimbang Solo. Untuk menuju Semarang, nggak hanya naik kereta, tapi bus dan pesawat juga ada. Eh, masih ada satu lagi moda yang menarik, yaitu kapal laut. Siapa tahu, orang Kalimantan mau wisata ke Semarang dengan naik kapal untuk menghemat budget? Sangat bisa.
Bandara di pusat kota
Sampai saat ini, masih banyak wisatawan dari luar Pulau Jawa mengeluhkan lokasi Bandara YIA (Yogyakarta International Airport). Saya kerap mendengar testimoni dari wisatawan lokal bahwa Bandara YIA terlalu jauh dari pusat kota. Padahal, sekarang ini sudah cukup banyak pilihan transportasi dari Bandara YIA menuju Kota Jogja. Namun, promosi soal hal ini belum terasa.
Nah, perihal lokasi bandara, Semarang dan Jogja itu jauh berbeda. Bisa dikatakan bahwa lokasi Bandara Ahmad Yani lebih unggul. Letaknya sudah di pusat kota sehingga memudahkan akses wisatawan. Mirip sama Solo, kan. Tinggal bagaimana mengemas hal ini jadi promosi yang elegan.
Waktu tempuh dari Jakarta ke Semarang semakin singkat
Sebelum ada Tol Trans Jawa, waktu tempuh Jakarta ke Semarang naik mobil lumayan lama. Pada 2013, waktu tempuh Jakarta-Semarang menggunakan mobil itu sekitar 10 sampai 12 jam. Saya cukup hafal waktu tempuhnya sebab selama kuliah, saya kerap bolak-balik Jakarta-Semarang.
Setelah ada Tol Trans Jawa, waktu tempuh Jakarta-Semarang menggunakan mobil jadi lebih singkat. Cuma sekitar lima sampai enam jam saja. Bandingkan dengan Jogja, yang membutuhkan waktu tempuh sekitar delapan jam lebih. Perbedaan waktu tempuh tersebut lumayan jauh. Terlebih, bagi wisatawan yang berlibur cuma dua atau tiga hari saja.
Punya daya tarik wisata sejarah
Perlu saya akui bahwa untuk saat ini pesona wisata di Solo dan Jogja belum bisa dikalahkan Semarang sekitarnya. Terlebih, dalam hal wisata pesisir pantai. Tapi, bukan berarti Semarang kalah telak dari dua daerah itu. Kota Lumpia itu juga punya daya tarik wisatanya tersendiri.
Contohnya, Semarang punya daya tarik wisata sejarah. Di kotanya, ada berbagai bangunan bersejarah seperti Lawang Sewu, Tugu Muda, Kawasan Kota Lama, dan Sam Poo Kong.
Sebenarnya bukan cuma itu. Kalau cakupannya diperluas masih ada bangunan bersejarah lain. Misalnya Candi Gedong Songo dan Fort Willem I.
Pilihan kuliner banyak
Nggak lengkap kalau plesir tanpa mencicipi kuliner khas. Nah, saya rasa kuliner di Semarang itu sudah sangat lengkap. Kalau mau makan berat, ada Kepala Manyung Bu Fat, Soto Pak Man, tahu gimbal, dan sebagainya. Misal mau makanan ringan, ada tahu bakso, roti ganjel rel, lumpia, dan lain-lain.
Begitu sekiranya beberapa keunggulan Semarang, yang menurut saya akan membantu mereka mengejar Solo dan Jogja. Jika kelak pariwisatanya melesat, semoga nggak mengganggu periuk nasi penggiat wisata di daerah lain.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 5 Kebohongan tentang Kota Semarang yang Telanjur Dipercaya