Kalau pengin kenalan sama orang Jepang, mending nggak usah tanya soal enam hal ini, deh.
Kesan pertama begitu menentukan, selanjutnya ya terserah. Setidaknya seperti itulah gambaran saat pertama kali kita bertemu dan berkenalan dengan seseorang. Selain menunjukkan tata krama dan ucapan yang baik, kita juga sebisa mungkin harus menjaga perasaan lawan bicara. Bagaimanapun kesan pertama merupakan hal yang paling penting.
Sebenarnya nggak hanya terhadap orang Jepang, menanyakan hal pribadi ke orang yang baru pertama kali kita temui merupakan hal yang nggak sopan dan bikin ilfeel. Agak berbeda dengan orang Indonesia yang mungkin “biasa” saja, menanyakan hal-hal berikut ke orang Jepang merupakan hal yang kurang tepat dan bisa dianggap nggak memahami etika kesopanan.
#1 Umur
Orang Jepang nggak terlalu suka ditanyain soal umur. Lagi pula menanyakan umur seseorang saat baru pertama bertemu tentu bikin orang tersebut bertanya-tanya dalam hati, “Kenapa tanya umur, apa saya terlihat tua?” Hehehe. Ya nggak, sih?
Pertanyaan serupa seperti tanggal lahirnya kapan juga membuat orang Jepang nggak senang, lho. Lain halnya di Indonesia, kadang umur malah buat bahan bercandaan ya, Gaes. Tapi, semua tergantung orangnya juga, sih.
#2 Status pernikahan
Menanyakan status pernikahan juga bukanlah hal yang baik dan sopan. Termasuk pertanyaan soal keluarga, jumlah anak, hingga pekerjaan pasangan, lebih baik dihindari. Meski kesannya kaku, begitulah perkenalan di Jepang. Namanya juga kenalan untuk pertama kali, kalau sudah akrab, nanti tanya apa saja juga bisa, kok.
Orang Jepang juga jarang memakai cincin kawin di jarinya, jadi sulit menebak apakah mereka sudah menikah atau belum. Kalau di Indonesia sih menanyakan status nikah ini bisa sambil dibawa santai, ya. Atau kalau mau lebih mudah, orang Indonesia biasanya langsung cek media sosial yang bersangkutan. Pokoknya kalau nggak mempengaruhi bisnis atau pertemanan, mending nggak usah bertanya soal ini, deh. Sensitif, Gaes.
#3 Pacar
Punya pacar atau nggak juga bukan hal yang patut ditanyakan saat pertama kali berkenalan dengan orang Jepang. Walaupun bagi orang Indonesia, pertanyaan soal ini di awal biasanya untuk “menjaga diri” masing-masing. Pertanyaan seperti, “Beneran nih nggak apa-apa kalau misalnya aku ajak nonton? Nanti ada yang marah nggak?” misalnya, itu kan kalimat halus dari pertanyaan punya pacar atau nggak.
Namun di Jepang pertanyaan seperti itu nggak lazim. Bisa-bisa orang Jepang ilfeel karena mengira kita terlalu kepo dengan kehidupan pribadinya. Duh!
#4 Agama
Bagi orang Jepang, agama adalah hal pribadi. Menganut agama tertentu atau memilih nggak mempercayainya adalah hak pribadi dan hal tersebut nggak perlu digembar-gemborkan kepada orang lain. Kalau memang dia memakai aksesori yang menunjukkan agama atau kepercayaan yang dianutnya, berarti nggak perlu ditanyakan lagi.
Lagi pula, orang Jepang nggak terlalu suka kepo dengan hal ini, kok. Untukmu urusan agamamu, untukku urusan agamaku. Bisnis ya bisnis, pertemanan ya pertemanan. Harus profesional. Berbeda dengan orang Indonesia yang dari namanya saja sudah kelihatan agamanya apa, atau alirannya yang mana. Habis itu kalau mau lanjut berjamaah bareng, ya silakan. Eh.
#5 Alamat
Alamat rumah atau kos juga termasuk hal yang nggak perlu ditanyakan saat pertama kali kenalan dengan orang Jepang, lho. Kalau orang Indonesia suka bertanya alamat rumah/kosan dengan tujuan siapa tahu bisa berangkat bareng, atau minimal tahu rumahnya di mana. Orang Jepang berbeda, mereka enggan terlalu berbagi seperti ini. Sama tetangga lama saja sudah beda, cenderung individualis, apalagi sama kenalan baru.
Selain itu, orang Jepang juga sulit untuk menolak ajakan seandainya diajak nongkrong bareng. Bisa jadi dia iya-iya saja dan memasang wajah senyum, padahal sebenarnya ingin melakukan yang lain. Alasan lain mungkin karena nggak mau terlalu dikepoin.
#6 Akun medsos
Sebenarnya saya cukup kaget saat mengantar teman Jepang dan berkenalan dengan orang-orang Indonesia. Orang Indonesia biasanya dengan santai menanyakan akun media sosial orang lain biar bisa saling follow. Kalau hal tersebut terjadi di Indonesia sih mungkin biasa saja. Namun, sekali lagi saya ingatkan, hal tersebut nggak lazim di Jepang. Mungkin memang ada yang nggak keberatan. Tapi, kalau akun kita dikepoin dan tahu-tahu di-likes gitu kan serem juga.
Selain itu, kalau mencari akun media sosial orang Indonesia kan cukup mudah. Ketik saja nama lengkapnya atau cari dari instansi/sekolah/kampusnya, biasanya bakal ketemu, deh. Berbeda halnya dengan orang Jepang, mereka biasanya memberi nama akun media sosial mereka dengan singkatan, angka, dan kombinasi tanda yang hampir tak tertebak. Misal namanya Hitomi Tanaka, akun media sosialnya mungkin tht.m___16_. Orang Jepang juga jarang mencantumkan nama lengkap mereka di media sosial, padahal nama sama persis di Jepang itu sangat mungkin terjadi, lho.
Pokoknya yang perlu digarisbawahi, orang Jepang nggak terlalu suka membahas kehidupan pribadi mereka. Kalau memang sudah akrab, mereka biasanya bakal cerita sendiri atau nggak keberatan menjawab saat ditanya, kok. Soal kapan sebaiknya bertanya, ya yang tahu kita sendiri, seberapa akrab dan seberapa kenal dengan orang Jepang itu. Jangan SKSD, deh. Jadi, ketimbang tanya hal pribadi saat kenalan, coba tanya soal hobi. “Kamu suka Tokyo Revengers nggak?” Ehehehe.
Penulis: Primasari N Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi