Lagi-lagi lini masa media sosial saya pagi ini bikin saya langsung melek. Pasalnya, beredar gosip bahwa Mesut Ozil bakalan dibeli RANS FC milik Raffi Ahmad. Sontak, langsung banyak meme editan yang menampilkan Mesut Ozil dan Raffi Ahmad di linimasa media sosial saya. Sungguh menghibur.
Kalau bisa bertemu, saya cuma pengen bilang, “Kang Ozil, kalau bisa sih jangan ke Indonesia, kecuali untuk liburan. Percaya deh sama saya.”
Jangan salah, saya bukan haters blio meskipun saya fans Manchester United. Saya menghormati blio sebagai salah satu pemain sepak bola terbaik yang pernah saya saksikan secar langsung di layar kaca. Namun, apa yang saya utarakan di atas hanyalah untuk kebaikan blio semata.
Kalimat yang saya utarakan di atas bukan tanpa alasan. Kalian tahu, beberapa tahun yang lalu, legenda Chelsea, Michael Essien pun sempat merumput di Indonesia. Tepatnya, dengan bergabung di Persib Bandung pada musim 2017/2018. Selama membela Persib Bandung, Michael Essien tampil sebanyak 29 kali dan mencetak gol sebanyak lima kali.
Saya ingat betul, saat Essien dikabarkan segera merumput di Persib Bandung, saya dan teman-teman saya meragukan kabar burung tersebut. Saya pun berkata, “Masa sih pemain sekaliber Essien mau main di Persib Bandung? Apa untungnya? Emang Persib bisa menggajinya? Masa harus pake dan APBD Bandung atau Jawa Barat?”
Pada akhirnya, waktu menjawab keraguan saya tersebut. Michael Essien betul-betul datang ke Kota Bandung. Manajemen Persib Bandung rela menggelontorkan dana sekitar 8,5-10 miliar hanya untuk menggaji Essien selama satu musim. Tidak hanya itu, Persib Bandung pun menyediakan sejumlah fasilitas lainnya seperti tempat tinggal, kendaraan antar-jemput, hingga staf keamanan pribadi.
Namun, alih-alih menorehkan prestasi dengan membawa Persib Bandung memenangkan Liga Indonesia, keberadaan Michael Essien hanyalah gimmick semata untuk narik engagement Bobotoh dari penjualan jersey, merchandise, dan adsense media sosial Persib. Kapten tim nasional Ghana ini hanya bertahan satu musim bersama Persib Bandung. Essien dinilai tidak masuk dalam skema pelatih Mario Gomez di musim berikutnya. Nah, saya nggak mau apa yang terjadi dengan Essien terjadi pada Ozil juga.
Anggaplah Raffi benar-benar serius dan Ozil benar-benar datang. Saya kok agak ragu, belum tentu blio bisa memberikan penampilan terbaiknya. Sebab, Indonesia benar-benar berbeda dengan negara-negara tempat ia berkarier selama ini.
Liga “yang penting jalan”, kualitas lapangan yang jelas berbeda jauh, serta iklim adalah faktor yang bisa menghambat permainan Ozil. Dan yang jelas, kualitas pemain yang… ya begitulah.
Saya bahkan belum berbicara tentang perbedaan kultur. Yang jelas, andai dia beneran main di RANS, dia belum tentu bisa bermain dengan nyaman.
Nyaman lho, baru nyaman ini.
Akuilah bahwa kualitas sepak bola di Indonesia ini masih jauh dari kata baik. Baik, bukan bagus. Benar Indonesia mampu mencapai final di AFF kemarin, namun bukan berarti itu adalah tanda bahwa kualitas sepak bola negara ini bagus. Thailand, nyatanya menunjukkan siapa yang lebih siap dan hebat perkara hal ini.
Di paragraf sebelumnya, saya menyebutkan kualitas lapangan. Baiklah. Umpan-umpan bagus yang kalian lihat di liga Eropa, itu terjadi karena faktor lapangan juga. Lapangan yang buruk, tentu bikin pemain susah mengontrol bola. Mengontrol saja susah, apalagi bikin umpan.
Nah, kualitas lapangan ini bisa jadi menyulitkan beliau dalam upayanya memberikan yang terbaik. Ini baru infrastruktur dasar, udah nggak bisa diandalkan.
Dan saya ragu, Ozil bisa fokus main bola.
Tawaran podcast, iklan, dan gimmic-gimmick tak jelas akan muncul mengitari blio. Ini sudah jadi hal yang wajar sih, sebab kita sudah melihat kasus-kasus sebelumnya: pemain bola malah fokus ngisi iklan dan acara TV.
Saya yakin blio bisa profesional dan menolak itu semua. Tapi, apakah penolakan bisa menghentikan tawaran? Oh, tentu saja tidak.
Sejauh ini, saya masih berharap ini hanyalah usaha Raffi Ahmad untuk menaikkan engagement. Namun, andai Ozil beneran dateng, lebih baik kubur ekspektasi kalian. Sebab, ketika nanti dia tak bisa memberikan yang terbaik, kalian nggak akan kecewa-kecewa amat.
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya