Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Mempertajam Jiwa Minimalis pada Anak Kos

Wiwit Reza Algiyanto oleh Wiwit Reza Algiyanto
18 Mei 2019
A A
anak kos minimalis

anak kos minimalis

Share on FacebookShare on Twitter

Setiap manusia di dunia menerapkan gaya hidup yang berbeda–beda. Di tengah maraknya orang–orang zaman sekarang yang berlomba untuk memiliki barang mewah serta bergaya hidup glamor, ada gaya hidup yang prinsipnya berseberangan dan ternyata cukup populer bagi sebagian orang, yaitu gaya hidup minim alis minimalis. Gaya hidup minimalis sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, terutama di kalangan generasi milenial. Prinsip gaya hidup minimalis didasarkan pada filosofi ‘Zen’ yang menekankan bahwa kesederhanaan adalah hal penting guna menjalani kehidupan yang lebih tenang dan bahagia. Terkait dengan itu, kesederhanaan bukan hal yang asing bagi anak kos yang merantau jauh dari orangtua.

“Oke… Lalu masalahnya di mana? Kami sebagai anak kos memang sudah terbiasa kok dengan keseharian yang serba pas – pasan,”

Begini ya teman – teman, saya yakin banyak sekali anak kos yang jauh di dalam lubuk hatinya terobsesi untuk nantinya ingin punya harta yang berlimpah. Siapa juga yang tidak mau jadi orang kaya, kan? Nah, Anak kos yang akrab dengan kesederhanaan biasanya karena faktor keadaan, bukan berdasarkan pada mindset yang memang ingin hidup serba prihatin dan tirakat. Sering saya menjumpai teman saya sesama anak kos yang penginnya beli barang ini lah itu lah sampai pusing mikirnya. Setelah terlepas dari kehidupan kos, barulah mereka meluapkan hasratnya untuk bergaya hidup yang lebih mewah dari sebelumnya.

Tenang saja, yang saya maksud dengan gaya hidup minimalis bukan masalah mampu atau tidak mampu membeli barang–barang mahal dan mewah, melainkan cara pandang seseorang tentang kepemilikan terhadap suatu barang. Pada prinsipnya, orang yang bergaya hidup minimalis percaya bahwa ia cuma perlu mempunyai barang – barang penunjang kebutuhannya tanpa dikelilingi barang–barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Maka dari itu, menurut saya wajib bagi anak kos memegang teguh prinsip gaya hidup minimalis bahkan sampai nanti ketika sudah nggak nge-kos. Wong, jika menerapkan gaya hidup minimalis, sah–sah saja kok kalau ingin beli barang mahal nan berkualitas asalkan mencukupi kebutuhan bukan keinginan. Begitu loh…

Emang sih, nggak bisa dipungkiri jika menerapkan gaya hidup minimalis di zaman sekarang ini merupakan prinsip yang cukup menantang. Banyak sekali godaan yang datang dari segala arah dalam memperlihatkan barang–barang unik yang sebenarnya nggak penting–penting banget buat kita miliki. Mulai dari tren model pakaian, gadget, furnitur, dan lain–lain. Semua itu terlihat menarik saat dipromosikan di berbagai media, entah kenapa seperti tidak ada habisnya jika kita mengikuti tren yang berkembang. Mengingat generasi Z juga dikenal dekat dengan gaya hidup konsumerisme~

“Namanya anak muda masa tidak boleh mengikuti tren?! Nanti bisa kudet dan nggak gaul dong~”

Perlu diingat bahwa tidak ada larangan tertulis bagi siapapun untuk mengikuti perkembangan zaman. Yang perlu dikhawatirkan adalah kebiasaan mengikuti tren yang sifatnya konsumtif sampai sering bikin kantong jebol, misalnya hasrat untuk membeli fashion item baru setiap beberapa bulan hingga lama–kelamaan memenuhi lemari. Sementara, tanpa sadar kita seringkali menggunakan pakaian yang itu–itu saja.

Hadeeehh… Mubazir banget ya…

Baca Juga:

Sebagai Anak Kos, Saya Muak Lihat Konten TikTok Rp10 Ribu Sehari untuk 3 Kali Makan. Nggak Masuk Akal!

4 Aturan Tidak Tertulis Tinggal di Kos Campur biar Nggak Ada Drama

Alih–alih mengikuti tren dengan membeli barang–barang yang tidak terlalu bermanfaat, alangkah lebih baik jika uangnya digunakan untuk pengembangan diri misalnya mengambil kursus tertentu, ikut seminar maupun lomba, atau mungkin diinvestasikan. Sedangkan, untuk barang–barang yang tidak terpakai bisa dijual atau bahkan diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Lebih bermanfaat, kan?

“Intinya menyingkirkan barang–barang yang tidak dibutuhkan ya? Bagaimana dengan barang yang mempunyai cerita tersendiri, pemberian dari orang lain, dan ada juga yang dirasa sayang–sayang kalau dibuang?”

Saya tahu bahwa tidak mudah untuk menyingkirkan barang yang memiliki cerita dan memori tertentu, misalnya barang pemberian dari mantan. Patut diakui hal itu cukup sulit dilakukan karena keterlibatan emosi yang bergejolak di dalamnya. Beberapa solusinya yakni dengan tidak harus melakukan perubahan besar secara signifikan, berbenah secara bertahap, dan mempertimbangkan secara matang dalam memilih barang–barang yang hendak dipertahankan atau disingkirkan.

Jika dirasa masih bingung mengenai tips membereskan barang–barang, Sebagai referensi, serial Netflix dan buku berjudul “The Life-Changing Magic of Tidying Up: The Japanese Art of Decluttering and Organizing” karya penulis Jepang, Marie Kondo, berhasil mempopulerkan gaya hidup minimalis dan metode berbenah “KonMari” di berbagai negara. Metode tersebut memberikan arahan serta aturan ketika kita hendak merapikan barang mulai dari meyakinkan diri untuk komitmen dalam berbenah, menempatkan barang sesuai kategorinya, sampai hal yang paling esensial yakni bertanya kepada diri sendiri apakah barang tersebut memberikan kesenangan atau tidak (jika tidak, maka barang tersebut layak disingkirkan).

Toh, jika kita tidak malas untuk mengulik lebih jauh di zaman dengan penyebaran informasi yang cepat ini, sebenarnya sudah ada banyak sekali referensi yang membahas tentang gaya hidup minimalis, misalnya buku yang berjudul “goodbye, things: The New Japanese Minimalism” karya Fumio Sasaki yang ramai diperbincangkan dalam mengubah pola pikir banyak orang di Jepang untuk menerapkan gaya hidup minimalis secara efektif dan menjauhkan budaya konsumerisme. Ada pula contoh dari Amerika Serikat seperti misalnya Joshua F. Millburn bersama Ryan Nicodemus dengan situsnya yang bertajuk ‘The Minimalists’ sebagai saluran penyedia podcast, buku, dan film dokumenter dinilai cukup mampu menjabarkan seluk–beluk gaya hidup minimalis dengan baik kepada para penikmatnya.

“Jadi, apa manfaat nyata dari gaya hidup minimalis bagi anak kos?”

Gampangnya, seorang anak kos yang menanamkan mindset dan mempraktikkan gaya hidup minimalis secara efektif nggak perlu deh mengeluarkan tenaga ekstra serta khawatir dalam merawat barang–barang yang dimilikinya. Masih ada hal penting lainnya yang perlu dipikirkan dan dikerjakan di luar ketergantungannya terhadap materi dan tren. Di samping itu, anak kos juga harus sadar akan kebutuhannya di masa depan yang nantinya semakin berjibun, dengan menerapkan gaya hidup minimalis tentunya bisa menghemat pengeluaran untuk sesuatu yang lebih krusial. Lagipula, apa nggak merasa sumpek menimbun begitu banyak barang di kamar yang luasnya tidak seberapa itu?

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: Anak KosFilosofi ZenMinimalis
Wiwit Reza Algiyanto

Wiwit Reza Algiyanto

ArtikelTerkait

Mahasiswa Internasional dalam Sitkom Korea ‘So Not Worth It’ Adalah Tipikal Anak Kos Indonesia Banget terminal mojok

Mahasiswa Internasional dalam Sitkom Korea ‘So Not Worth It’ Adalah Tipikal Anak Kos Indonesia Banget

27 Juni 2021
Anak Kos Nggak Usah Khawatir, Ini 5 Masjid di Malang yang Nyediain Makanan Gratis terminal mojok

5 Masjid di Malang yang Nyediain Makanan Gratis, Anak Kos Nggak Usah Khawatir!

5 November 2021
Pengalaman Saya Menghadapi Ibu-ibu yang Antre dengan Keras Kepala terminal mojok.co

Dari Anak Kos Untuk Ibu Kos

9 September 2019
Bagi Saya, Kontrak Rumah Itu Lebih Enak Ketimbang Ngekos Terminal Mojok

Bagi Saya, Kontrak Rumah Itu Lebih Enak Ketimbang Ngekos

20 Januari 2021
Lebaran Tahun Ini: Meski Raga Tak Bersama, Silaturahmi Tetap Harus Terjaga Berlutut dan Pakai Bahasa Jawa Kromo Adalah The Real Sungkeman saat Lebaran Selain Hati, Alam Juga Harus Kembali Fitrah di Hari yang Fitri Nanti Starter Pack Kue dan Jajanan saat Lebaran di Meja Tamu Mengenang Keseruan Silaturahmi Lebaran demi Mendapat Selembar Uang Baru Pasta Gigi Siwak: Antara Sunnah Nabi Atau Komoditas Agama (Lagi) Dilema Perempuan Ketika Menentukan Target Khataman Alquran di Bulan Ramadan Suka Duka Menjalani Ramadan Tersepi yang Jatuh di Tahun Ini Melewati Ramadan dengan Jadi Anak Satu-satunya di Rumah Saat Pandemi Memang Berat Belajar Gaya Hidup Eco-Ramadan dan Menghitung Pengeluaran yang Dibutuhkan Anak-anak yang Rame di Masjid Saat Tarawih Itu Nggak Nakal, Cuma Lagi Perform Aja Fenomena Pindah-pindah Masjid Saat Buka Puasa dan Salat Tarawih Berjamaah 5 Aktivitas yang Bisa Jadi Ramadan Goals Kamu (Selain Tidur) Nanti Kita Cerita tentang Pesantren Kilat Hari Ini Sejak Kapan sih Istilah Ngabuburit Jadi Tren Ketika Ramadan? Kata Siapa Nggak Ada Pasar Ramadan Tahun Ini? Buat yang Ngotot Tarawih Rame-rame di Masjid, Apa Susahnya sih Salat di Rumah? Hukum Prank dalam Islam Sudah Sering Dijelaskan, Mungkin Mereka Lupa Buat Apa Sahur on the Road kalau Malah Nyusahin Orang? Bagi-bagi Takjil tapi Minim Plastik? Bisa Banget, kok! Nikah di Usia 12 Tahun demi Cegah Zina Itu Ramashok! Mending Puasa Aja! Mengenang Kembali Teror Komik Siksa Neraka yang Bikin Trauma Keluh Kesah Siklus Menstruasi “Buka Tutup” Ketika Ramadan Angsle: Menu Takjil yang Nggak Kalah Enak dari Kolak Nanjak Ambeng: Tradisi Buka Bersama ala Desa Pesisir Utara Lamongan

Sahur: Penyebab Kegalauan Hakiki Anak Kos di Bulan Ramadan

24 April 2020
Susahnya Menerapkan Kehidupan Minimalis di Jawa

Susahnya Menerapkan Kehidupan Minimalis di Jawa

25 Juli 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.