Kalian bisa baca artikel lagu hits 2000-an ini sambil dengerin lagunya di tautan Spotify di akhir artikel loh.
Bisa dibilang bahwa generasi yang lahir di kisaran tahun 80-90-an adalah generasi yang paling beruntung dalam hal permusikan. Saat itu ada banyak sekali musisi, baik yang solo, duet atau band, yang hadir dengan karya mereka.
Saat memasuki pergantian abad di tahun 2000, generasi tersebut bisa dipastikan berada di usia remaja. Usia mengenal gebetan pertama, cinta pertama, pacar pertama, gebetan pertama, kegep pacaran di kelas pertama. Nah, musik di era tahun 2000-an ini menyediakan refleksi dari semua yang mereka alami tersebut.
Saya berani jamin bahwa kalau tidak ada batasan jumlah kata, maka artikel kali ini akan jadi sangat panjang. Niat hati ingin mengajak untuk bernostalgia dengan lagu-lagu hits di era 2000-an, tapi terus terang saya benar-benar mengalami kesulitan saat harus memilih lagu mana yang akan saya bahas. Berat.
Baiklah, kita coba saja ya. Pertama, sepertinya kita bahas lagu-lagu asli dari Indonesia dulu. Supaya terkesan nasionalis dan cinta karya anak negeri.
“Terbaik Untukmu”, Tic Band (2001)
Lagu ini, duh. Di tahun segitu, banyak sekali band indie bermunculan. Salah satunya adalah Tic Band yang berasal dari Surabaya. Sebenarnya lagu ini adalah lagu andalan di album kedua Tic Band, justru bukan dari album pertama.
OST Ada Apa dengan Cinta (2002)
Jujur, saya tidak bisa menyebutkan lagu dari original soundtrack film ini satu per satu, karena ya memang semuanya hits. Semuanya enak didengar. Semuanya terasa pas di telinga remaja saat itu. Semuanya menggambarkan apa yang dialami remaja. Persahabatan, cinta, patah hati. Tapi, kalau memang disuruh memilih satu yang saya anggap paling menarik, tentu saja lagu “Tentang Seseorang” milik Anda.
“Tak Ada Logika”, Agnez Mo (2005)
Bohong kalau ada yang bilang pas dengar lagu ini nggak pengin goyangin pundak ala tarian Agnez Mo di video klipnya. Hampir dipastikan bohong juga kalau ada yang bilang setelah dengar lagu ini, iramanya nggak nempel di kepala. Entah kenapa, lagu ini se-magical itu. Padahal, saya sendiri bukan penyuka musik dengan aliran seperti itu. Tapi, setiap dengar ya bawaannya memang jadi ikutan nyanyi.
“Posesif “, NAIF (2000)
Lagu yang fenomenal, mungkin itu sebutan yang tepat bagi lagu ini. Mulai dari irama, lirik lagu, suara David saat menyanyikannya, dan tentu saja video klipnya. Harus diakui, faktor video klip di era 2000-an memiliki peran yang cukup berpengaruh. Singkat kata, semua unsur ini membuat “Posesif” menjadi lagu karya NAIF yang mungkin sangat dikenang.
“Kenangan Terindah”, Samson (2005)
Siapa yang dulu patah hati ditinggal pacar terus merasa terwakili sama lagu ini? Hayooo ngaku! Siapa yang dulu demen niruin gaya nyanyi Bams? Hahaha. Lagu ini sih nggak perlu diulas ya, angkatan minyak tanah pastu sudah pada paham.
Sekarang, kita bergeser sedikit ke wilayah Asia yang lain ya. Tepatnya ke Jepang, Korea, dan India. Eits, jangan salah. Di era 2000-an, musik Korea sudah mampir ke Indonesia juga.
“My Lecon”, JTL (2001)
Ini nih lagu yang dari paling awalnya saja sudah bisa bikin kita joget plus meneruskan nadanya sambil rengeng-rengeng (karena nggak bisa ikutan nyanyinya). Saking bekennya, lagu ini dipakai saat agenda senam aerobik ibu-ibu di lapangan komplek, dipakai anak-anak senam di sekolahan, dijadikan ringtone handphone polyphonic, dan masih banyak lagi.
“I Think I Love You”, Ost. Full House
Siapa sih yang dulu nggak baper setiap lihat kisahnya Han Ji Eun dan Lee Young Jae di drama seri Full House? Apalagi kalau lagu ini dijadikan backsound. Udahlah ya. Lemas sampai dengkul, pastinya.
“Fukai Mori”, Do As Infinity (2001)
Lagu ini adalah single kesepuluh Do As Infinity yang dijadikan original soundtrack Inuyasha. Konon, katanya lagu ini adalah lagu band terlaris di Jepang. Hebat ya.
“Bole Chudiyan”, Ost. Kabhi Khushi Kabhie Gham (2001)
Lagu ini mungkin patut dicatat dalam sejarah sebagai lagu India yang bisa dinyanyikan dengan lancar bahkan oleh anak kecil. Iya, kalimat awalnya doang. Hahaha. Tapi, memang benar adanya bahwa lagu ini sebegitu nempelnya di otak. Sekali dengar, maka semua jiwa penjoget yang ada di dirimu menjadi tak terkendali.
Akhirnya, kita sampai juga ke lagu-lagu mancanegara nih, MyLov. Butuh perjuangan lebih untuk memilihnya, tapi saya akan coba untuk istiqomah.
“Fix You”, Coldplay (2005)
Setelah baper dengan “Yellow”, generasi milenial sepertinya tidak dibiarkan tersadar lebih lama oleh Coldplay. Mereka lempar lagu ini, dan seisi dunia meleleh berjamaah. Apalagi setelah Chris Martin sang vokalis menceritakan kisah di balik lagu ini. Awawawaw. Tidak salah kalau ada yang menyebut lagu ini sebagai love anthem.
“Welcome to Black Parade”, My Chemical Romance
Sekarang ini, dengan mendengar satu baris lirik pertamanya saja, saya jamin seluruh kenangan akan menyeruak. Semua perjuangan move on selama bertahun-tahun, bubar jalan. Hahaha. Lirik lagu ini memang punya pesan yang lebih dalam daripada sekadar kisah cinta remaja ya, tapi mungkin karena saat itu lebih sering disetel dan didengarkan bersama pacar atau gebetan, jadi memorinya lebih menempel.
Padahal bukan lagu cinta L
“If You’re Not The One”, Daniel Bedingfield (2002)
Daniel Bedingfield sukses besar membuat remaja klepek-klepek di masa itu. Lirik lagunya kuat, kisahnya tentang seseorang yang meragukan takdir hidupnya sendiri. Halah. Kok abot men bahasaku. Ya, pokoknya begitulah. Apa yang lebih mengerikan ketimbang jatuh cinta, lalu harus berpisah, kemudian menyangkal?
“Everybody’s Changing”, Keane (2004)
Kenapa saya lebih memilih lagu ini dibandingkan “Somewhere Only We Know”? Ya tentu saja karena “Somewhere Only We Know” sudah terlalu mainstream digemari oleh penduduk generasi minyak tanah. Lagipula, irama dan liriknya “Everybody’s Changing” lebih catchy menurut saya.
“Bring Me to Life”, Evanescenes (2003)
Hal pertama yang saya ingat kalau mendengar lagu ini adalah video klipnya. Sinematografi, konsep, make up yang digunakan, semuanya top class. Seperti yang sudah saya bilang tadi, video klip memang berpengaruh pada penilaian sebuah lagu. Tapi, yang paling utama adalah suara vokalis ceweknya yang sangat khas dan keberanian mereka memainkan lagu dengan beat sedikit keras di antara banyaknya lagu-lagu dengan irama yang lebih manis saat itu.
Tetot, waktunya habis. Ternyata saya cuma bisa mengulas beberapa lagu hits era 2000-an saja, MyLov. Benar-benar sebuah keputusan yang berat. Kalau kalian setuju, besok-besok saya bakal lanjutin di part 2 nih. Gimana? Sudah siap bernostalgia bersama lagi?