Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Alasan Paling Mashok yang Perlu Dipertimbangkan untuk Nggak Beli Barang Branded dan Mahal

Risnawati Ridwan oleh Risnawati Ridwan
9 Juni 2021
A A
Alasan Paling Mashok yang Perlu Dipertimbangkan untuk Nggak Beli Barang Branded dan Mahal terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu perilaku manusia adalah berbelanja barang-barang demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Ditambah dengan sifat menyukai keindahan dan keinginan untuk pamer dari apa yang dimilikinya tersebut, menjadikan manusia berlomba-lomba berbelanja barang-barang yang sering kali nggak dibutuhkan, tetapi diinginkan.

Barang elektronik, pakaian yang fashionable, hingga kendaraan roda empat merupakan jenis barang yang jika dimasukkan dalam pengertian Kebutuhan Maslow, maka akan dikategorikan sebagai kebutuhan kategori ketiga. Artinya, barang-barang tersebut lebih banyak sebagai barang yang nggak dibutuhkan, namun diinginkan.

Namun demikian, barang-barang inilah yang paling banyak iklannya di media massa kita. Barang-barang jenis ini juga yang dicari dengan melihat brand dan harga yang tinggi. Oleh karena itu, produsen barang tersebut tentunya berlomba-lomba untuk menciptakan barang yang bagus, berkualitas dengan merek yang telah diakui, dan dipastikan akan dipilih oleh konsumen dibanding produk yang sama dengan merek yang baru.

Saya nggak membahas barang sesuai kebutuhan atau barang kategori keinginan, tapi saya hendak memaparkan alasan mengapa sebuah barang nggak perlu kita beli. Ada beberapa alasan sebuah barang nggak perlu dibeli walau itu adalah barang branded, bagus, dan mahal.

#1 Masa pakai terbatas

Setiap manusia di kota atau desa yang hidup sejak listrik pertama kali ditemukan, tentunya paham barang-barang yang disebut dengan barang elektronik. Artinya, barang-barang tersebut bisa digunakan memakai prinsip elektronika.

Sekarang ini semakin banyak alat elektronik yang semakin canggih. Bahkan seiring berjalannya waktu, atas nama efisiensi dan efektivitas, maka telah muncul alat-alat yang mempunyai multifungsi dalam satu peralatan.

Semakin bagus sebuah alat, biasanya akan semakin mahal harganya. Apalagi jika peralatan tersebut telah mempunyai nilai jual melalui merek yang biasanya telah lama diterbitkan oleh perusahaan tersebut. Sebut saja untuk televisi, jika waktu saya kecil merek TV hanya ada Sanyo, kemudian bertambah merk Digitec, Panasonic, Sharp, dan sekarang jenisnya semakin banyak dan semakin berkembang.

Secara ilmu ekonomi, sebuah barang mempunyai masa pakai. Artinya, setiap barang—terutama barang elektronik—punya masa pakai 5 hingga 10 tahun. Jika telah mencapai masa pakai, maka si barang tersebut akan rusak, baik itu gangguan pada sparepart atau fungsi barang nggak dapat berjalan semestinya lagi.

Baca Juga:

Sports Station Bukan Tempat Belanja Kebutuhan Olahraga, yang Laku Cuma Kebutuhan Fashion Casual

Harga Kacamata Jutaan Memang Sebanding dengan Kualitas, Nggak Usah Heran

#2 Sparepart tidak ada lagi saat dibutuhkan

Pernah, kan, kita pikirkan bahwa saat kita membeli barang yang mempunyai masa pakai yang panjang, maka saat masa pakai tersebut habis kemudian barangnya rusak, kita membawa ke bengkel dan jawabannya teknisi bengkel adalah nggak ada sparepart. Tentunya hal ini sangat menjengkelkan.

Sudah dapat dipastikan bahwa sparepart suatu barang diciptakan selama barang-tersebut masih diproduksi. Atau paling nggak lima tahun setelah series barang tersebut nggak diproduksi lagi, maka sparepart nggak akan ada lagi.

Saya mempunyai barang peninggalan kakek saya, sebuah mobil pick up merek Datsun keluaran tahun 1979. Malahan lebih tua mobil tersebut ketimbang usia saya. Dengan segala kondisi mobil dan kelawasannya, tentunya banyak sparepart yang butuh diganti. Walau saat ini masih ada merek mobil yang sama, namun sparepart untuk jenis dan series tersebut sudah nggak ada lagi. Bahkan, kami sempat mencari ke provinsi sebelah yang termasuk sebagai kota besar, dengan harapan masih ada sparepart yang dibutuhkan. Tetapi hasilnya nihil.

#3 Butuh pemeliharaan ekstra

Barang branded dan mahal biasanya kita perlakukan secara hati-hati. Karena pengorbanan untuk memperoleh barang tersebut nggak sedikit. Bagaimana orang menjaga barang branded miliknya agar nggak rusak dan lebih tahan lama. Misalnya para wanita yang mempunyai tas yang harganya sampai puluhan juta. Tentu mereka hanya akan memakai tas tersebut pada saat-saat penting saja. Setelahnya barang branded itu akan disimpan dalam lemari dengan perlakuan khusus.

Berbeda dengan perlakuan emak-emak yang membeli tas seharga lima puluh ribu di kaki lima. Sesampainya di rumah bisa saja si tas langsung dilempar sembarang tempat. Kecuali, isi tas masih sangat banyak dan berharga sehingga disimpan dalam lemari.

Sementara barang elektronik, pemakaian dan pemeliharaannya pun membutuhkan pengorbanan dari pemiliknya. Bagaimana sebuah smartphone seharga puluhan juta akan diberi pengaman sehingga mengurangi goresan di body-nya. Belum lagi saat menggunakannya, pasti si pemilik akan membersihkan tangannya terlebih dahulu.

Bayangkan jika ponsel tinut yang dipakai penjual ikan di pasar tradisional, jika sedang membersihkan ikan pesanan konsumen dan ponselnya berdering, tentunya nggak lama langsung diangkat pemiliknya. Tukang ikan nggak bakal mencuci tangannya terlebih dahulu, paling banter mengelap tangannya biar nggak terlalu basah.

#4 Gengsi hanya bertahan beberapa hari

Keinginan membeli barang branded dan mahal harganya kadang kala hanya untuk mengikuti gengsi. Membeli peralatan elektronik tentunya yang memiliki kualitas yang bagus, nggak cepat rusak, dan merek yang terkenal adalah sebuah prestige yang nggak semua orang bisa memilikinya. Namun demikian, gengsi ini hanya bertahan beberapa hari saja. Kemudian gengsi ini akan kembali ke tempatnya di mana dia nggak akan dilihat.

Barang yang kita beli setelah sekian lama akan dipandang biasa saja oleh orang lain seperti barang lainnya yang mempunyai fungsi yang sama juga. Hanya segelintir orang saja menganggap bahwa barang tersebut masih keren, fashionable, dan mahal. Lebihnya akan menjadi biasa saja.

Itulah beberapa alasan paling mashok nggak perlunya membeli barang branded dan mahal jika banyak pilihan dengan barang yang mempunyai fungsi yang sama, tetapi murah harganya. Tentunya dengan kondisi perekonomian seperti ini, penting untuk menjadi konsumen yang pintar dan bijak dalam memilih barang. Yang perlu diketahui adalah setiap barang yang mahal belum tentu bagus, tetapi setiap barang yang bagus sudah pasti lebih tahan lama dalam penggunaannya.

BACA JUGA 7 Alasan Orang Perlu Pindah Medsos ke TikTok 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Desember 2021 oleh

Tags: barang brandedbarang mahalbarang mewahGaya Hidup Terminal
Risnawati Ridwan

Risnawati Ridwan

Ibu Rumah Tangga yang nyambi jadi abdi negara. Bisa dijumpai lewat IG @risnawatiridwan

ArtikelTerkait

rekomendasi mobil arief muhammad mojok

5 Rekomendasi Mobil Bekas untuk Dimodifikasi Ulang Arief Muhammad

25 Juli 2021
Ibu Shinchan, Nobita, Kenichi, dan Maruko-chan Adalah Gambaran Umum Ibu-ibu di Jepang dan Alasan Kenapa Ibu-ibu di Sana Memilih Jadi Ibu Rumah Tangga terminal mojok

Ibu Shinchan, Nobita, Kenichi, dan Maruko-chan Adalah Gambaran Umum Ibu Rumah Tangga di Jepang

13 Juli 2021
Memahami Alasan Mengapa Mancing Menjadi Primadona Masyarakat Rural terminal mojok

Memahami Alasan Mengapa Mancing Jadi Primadona Masyarakat Rural

27 Mei 2021

Betapa Menyenangkannya Mendukung Tim Kecil dalam Kejuaraan Sepak Bola

18 Juni 2021
Istilah-istilah Kondisi Komik dalam Transaksi Jual Beli Komik yang Perlu Kamu Ketahui terminal mojok

Istilah-istilah Kondisi Komik dalam Transaksi Jual Beli Komik yang Perlu Kamu Ketahui

27 Juni 2021
Mengenal Keun-jeol, Cara Memberi Penghormatan Tertinggi Ala Budaya Korea terminal mojok (1)

Mengenal Keun-jeol, Cara Memberi Penghormatan Tertinggi Ala Budaya Korea

24 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.